Daftar Blog Saya

Selasa, 01 November 2022

Makabe dan Kitab Makabe 1,2

 Makabe     

Bahasa Ibrani, “palu”, “godam” atau “gada”. Nama julukan Yudas, putera Matatias (1 Mak 2:4; bdk 2 Mak 5:27; Yosephus, Ant 12.266), pemimpin pemberontak yang kuat perkasa melawan Antiokhus IV Epifanes dan penganiayaan yang dilakukannya  atas orang Yahudi dalam rangka Helenisasi. Nama julukan ini berasal dari sebutan yang diperolehnya setelah melakukan taktik perang gerilya  hantam-keras; kemudian nama yang sama juga digunakan oleh saudara-saudaranya, yang mengikuti jejaknya dalam memimpin pemberontakan.



Kitab Pertama dan Kedua  Makabe 

Keduanya merupakan kitab yang terakhir dari antara genre Kitab-kitab Sejarah Perjanjian Lama. Mengisahkan perjuangan yang dipimpin oleh Yudas Makabe dan saudara-saudaranya melawan raja-raja Seleukus pada abad kedua SM. Walaupun saling bertautan hingga sejauh tertentu karena berkenaan dan masalah yang sama, kedua kitab itu sebenarnya terpisah. Keduanya termasuk kitab-kitab deutero-kanonika, yang diterima sebagai Kitab Suci oleh Gereja Katolik dan Kristen Ortodoks.

 

I. PENGARANG DAN WAKTU PENULISAN

Dari segala kemungkinannya, 1 Makabe pada mulanya ditulis dalam bahasa Ibrani. Kesaksian tentang ini disampaikan oleh St Hieronimus, yang menyatakan bahwa ia telah melihat kitab ini dalam bahasa Ibrani. Bukti internal dari kitab itu juga menunjukkan bahwa kitab-kitab itu diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani dari aslinya yang berbahasa Semit. Pengarangnya tidak diketahui, walaupun bahasanya menunjukkan bahwa penulisnya seorang Palestina yang kenal sekali dengan ilmu bumi Palestina dan yang dengan sengaja berusaha meniru gaya penulisan kitab  sejarah dari masa sebelumnya (yaitu 1 dan 2 Samuel dan 1 dan 2 Raja-raja). Waktu penulisan karya ini juga tidak pasti, namun boleh jadi ditulis sesudah tahun 134 SM, sesudah Simon Makabe mati dan dalam masa pemerintahan Yohanes Hirkanus (134-104 SM).

      Kitab 2 Makabe ditulis dalam bahasa Yunani sebagai suatu ringkasan dari lima jilid riwayat Makabe yang ditulis oleh Yason dari Kirene (2 Mak 2:19-31). Karya yang lebih besar itu sekarang hilang dan selanjutnya tidak ada yang diketahui tentang Yason, kecuali bahwa dia mungkin tinggal di Palestina, karena hasil karyanya menunjukkan pengetahuan ilmu buminya yang sungguh  baik. Sedang mengenai penulis 2 Makabe, ia mungkin tinggal di Aleksandria, Mesir, dan gambarannya tentang kebangkitan orang mati (2 Mak 7:14) menimbulkan kemungkinan bahwa ia mungkin seorang Farisi. Kitab ini boleh jadi ditulis dalam bahasa Yunani, mengingat kemampuannya dalam bahasa Ibrani terbatas, dan dalam kitab itu terdapat banyak idiom-idiom dan tata bahasa yang asli Yunani. Waktu penulisannya diperkirakan setelah tahun 124 SM dan selambat-lambatnya tahun 80 SM.

 II. ISI

 1 Makabe

1. Pendahuluan (1 Mak bab 1-2)

A. Aleksander Agung dan Penganiayaan Seleukus (1 Mak 1:1-63)

B. Matatias dan Anak-anaknya (1 Mak 2:1-70)

II. Kepemimpinan Yudas Makabe (1 Mak 3:1-9:22)

III. Kepemimpinan Yonatan Makabe (1 Mak 9:23-12:53)

IV. Kepemimpinan Simon Makabe (1 Mak 13:1- 16:17)

V. Pemerintahan Yohanes Hirkanus (1 Mak 16:18-24)

 

2 Makabe

I. Pendahuluan (2 Mak bab 1-2)

A. Surat Kepada Orang Yahudi di Mesir (2 Mak 1:1-9)

B. Surat Kepada Aristobulus (2 Mak 1:10-2:18)

C. Pengantar (2 Mak 2:19-32)

II. Heliodorus dan Harta Kekayaan Bait Allah (2 Mak 3:1-40)

III. Imam Besar : Simon, Yason dan Menelaus (2 Mak 4:1-5:27)

IV. Penganiayaan Orang Yahudi (2 Mak 6:1-7:42)

V. Pemberontakan Yudas Makabe (2 Mak 8:1-15:38).

 

III. MAKSUD DAN TEMA

Kitab-kitab 1 dan 2 Makabe menceritakan latar belakang dan peristiwa-peristiwa selama empat puluh tahun (175-135 SM) perjuangan melawan serangan kekafiran dan usaha Helenisasi di wilayah Yahudi Palestina. Proses Helenisasi merupakan kebijakan pemerintahan Aleksander Agung dan para penggantinya. Hal itu mendatangkan kesulitan besar yang menantang agama Yahudi, terutama ketika dinasti Seleukus memajukan ibadat Yunani kafir yang bertentangan dengan monoteisme. Situasi Palestina menjadi bertambah rumit dengan munculnya kelompok yang pro-Helenisasi di kalangan para pemimpin Yahudi. Pada tahun 167 SM Antiokhus IV Epifanes (lihat Seleukus) dari Siria memasukkan pemujaan (dewa) Zeus ke tempat suci Bait Allah di Yerusalem. Serta merta terjadi pemberontakan yang disulut oleh kesetiaan Matatias (1 Mak 2:23-33) dan dilanjutkan oleh anak-anaknya, Yudas Makabe ( 1 Mak 3-9; 2 Mak 8-15), Yonatan (1 Mak 9:23-12:53), dan Simon Makabe (1 Mak 13:1-16:17). Kemenangan orang Yahudi ditandai oleh direbutnya kembali Yerusalem dan penyucian kembali Bait Allah (1 Mak 4:6-61; 2 Mak 10:1-8).

      Pengarang 1 Mak menyamakan perjuangan monoteisme Yahudi dengan perjuangan demi kelangsungan hidup bangsa Israel, dengan demikian menciptakan hubungan yang erat antara agama dengan patriotisme. “Israel” diartikan sebagai  bangsa yang setia kepada Tuhan, dan mereka yang meninggalkan Hukum (Taurat) tidak lagi menjadi warga Israel “Banyak dari rakyat bergabung dengan orang-orang asing, yaitu barangsiapa yang meninggalkan hukum Taurat. Orang-orang asing berjahat di negeri dan dipaksanya Israel bersembunyi di tempat pengungsian mana saja” (1Mak 1: 52-53).

      Jalannya kisah dalam 1 Mak menggambarkan keturunan Makabe sebagai pengawal yang menjaga Hukum taurat Musa. Mereka dibangkitkan oleh Tuhan untuk melawan kekuatan Helenis yang mengancam kemurnian iman Yahudi. Gaya sastra karya ini meniru gaya kitab-kitab sejarah yang terdahulu, namun dengan lebih menekankan Hukum sebagai manifestasi dari kehendak Tuhan. Pemberontakan dipandang di dalam kerangka kemenangan Hukum atas musuh-musuh Tuhan.



      Kitab kedua Makabe mencakup lingkup yang kurang lebih sama dengan 1 Mak 1-7, namun lebih eksplisit dalam memberikan tafsiran teologis atas peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman itu. Kitab itu memberi penjelasan mengenai pesta dedikasi, penyucian Bait Allah, suatu kejadian utama dalam kelangsungan hidup agama Yahudi (sekarang diperingati sebagai pesta Hanukkah); juga ditekankan pentingnya tindakan Tuhan di dalam perjuangan mempertahankan kelangsungan hidup itu dan diberikan kesaksian mengenai keyakinan yang dipegang kuat-kuat mengenai hidup sesudah hidup-di-dunia dan kebangkitan badan (2 Mak 7:14; 12:43-46). Dengan demikian, tafsir agamis atas perjuangan Makabe lebih penting di sini, karena dari kaca mata teologi sejarah si penulis, ia memandang perang itu didukung oleh kehendak Tuhan, sama seperti penganiayaan yang dialami bangsa Yahudi dan penistaan Bait Allah dianggap merupakan konsekuensi dari kedosaan bangsa itu (2 Mak 5:17-20; 6:12-17). Pengarang sangat menghormati Bait Allah sebagai pusat ibadat Yahudi dan beberapa kali mengingatkan pembaca mengenai keagungannya (bdk 2 Mak 2:19. 22; 5:15; 14:31). Ia berseru kepada bangsa Yahudi agar setia kepada Hukum dan mengingatkan mereka akan kesetiaan Tuhan pada perjanjian. Tuhan tidak akan meninggalkan umatNya jika mereka bertobat dan setia kepadaNya. Kekuatan Tuhan menujud dalam karya Allah yang ajaib dan adikodrati yang membuktikan bahwa Allah hadir di tengah-tengah umatNya (2 Mak 3:24-27; 5:2-3; 10:29-30). Mereka yang mati sebagai martir dihargai sebagai pengorbanan yang mulia (2 Mak 6:8-7:42).

     Dua kitab yang serupa, 3 dan 4 Makabe juga masih ada. Kitab ketiga Makabe yang tidak termasuk dalam kanon Kitab Suci Katolik diterima oleh Gereja-gereja Ortodoks Timur. Kitab ini mengisahkan penganiayaan Yahudi di Mesir di bawah Ptolemeus IV Filopator (221-205 SM); maka tidak ada kaitannya dengan kitab-kitab 1 dan 2 Makabe. Kitab keempat Makabe, yang merupakan suatu tambahan dalam Kitab Suci Ortodoks, merupakan suatu karya filsafati Yahudi mengenai “apakah pemikiran saleh lebih unggul daripada perasaan saleh”; kitab itu menggunakan kisah-kisah seperti kemartiran Eleazar dan ketujuh saudaranya sebagai gambaran untuk penjelasan (bdk 2 Mak 6-7).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar