Daftar Blog Saya

Selasa, 08 November 2022

Pastoral untuk Katolik Tradisional Perancis, Konferensi Waligereja Perancis

Pada hari ini, 8 November 2022 sidang umum Konferensi Waligereja Perancis yang diselenggarakan di Lourdes sejak 3 November yl akan ditutup. Perancis yang setelah masa Revolusi menjadi sumber modernisme sekular, dalam kehidupan Gereja dikenal sebagai salah satu kubu tradisionalisme. Dari segi Liturgi sebagian dari umat katolik Perancis menyukai bentuk tradisional pra-Vatikan II yang menggunakan bahasa Latin. Melihat kukuhnya pendirian mereka Paus Benediktus XVI pada tahun 2007 menerbitkan Motu Proprio Summorum Pontificum yang memberi kelonggaran untuk menggunakan Buku Missa tahun 1962. Namun Paus Fransiskus melihat kelonggaran itu banyak disalahgunakan dengan mendidik dan menahbiskan imam-imam yang mengacu pada tradisionalisme dan membuat lebih parah pemisahan umat katolik Konsili Vatikan II dan umat katolik pra-Konsili Vatikan II, sehingga pada Juli 2021 dikeluarkan Motu Proprio Traditionalis Custodes yang membatasi Misa Tradisional dan penggunaan Missal 1962. Umat Katolik tradisional Perancis langsung membuat pernyataan sehari sesudah keluarnya Motu Proprio Traditionalis Custodes bahwa mereka peduli, menghargai dan bertekat melanjutkan menggunakan Misa Tradisional Latin sesuai dengan aturan yang berlaku dan tetap dalam kesatuan dengan Paus. Namun kenyataan menunjukkan bahwa umat katolik Tradisional Perancis masih "kebingungan" dan digambarkan oleh Kardinal Pietro Parolin sebagai "domba yang terluka, yang memerlukan pendampingan, didengarkan, dan diberi waktu".



Paus Fransiskus memberi sambutan tertulis yang dibacakan Kardinal Pietro Parolin pada Sidang Umum Konferensi Waligereja Perancis hari pertama 4 November, agar para Uskup memberi perhatian pastoral  kepada "kaum muda, imam dan awam" Perancis yang dididik dalam kesetiaan Tradisionalis dan kebingungan oleh Motu Proprio Traditionalis Custodes itu. Para Uskup Perancis membahas Motu Proprio Paus Fransiskus itu pada hari Minggu, hari keempat sidang umum mereka.

Pada bulan September 2021 hanya satu dari lima Uskup Perancis menerima dan akan melaksanakan Traditionalis Custodes. Dan pada 10 September 2021 sekelompok Uskup Perancis menghadap Paus membahas Traditionalis Custodes. Pada waktu itu Paus tetap memertahankan norma yang telah ditetapkan dan menyampaikan pesan bahwa para Uskup bertanggungjawab memberi bimbingan pastoral kepada umat katolik tradisional. 

Pada bulan Februari 2022 setelah suatu pertemuan dengan Persaudaraan Imam St Petrus (FSSP) Paus Fransiskus memberi mereka ijin untuk merayakan Misa menggunakan Misa Latin Tradisional 1962 pada kesempatan 11 Februari 2022. Pada bulan Juni 2022 Paus melarang tahbisan imam di Keuskupan Frejus-Toulon, yang jelas-jelas merupakan penyalahgunaan untuk mengembangkan lebih lanjut sikap tradisionalis Perancis. Kardinal Pietro Parolin dalam suratnya kepada para Uskup Perancis bulan Oktober yang lalu mengingatkan bahwa Perancis pada masa ini masih berada di tengah krisis penyalahgunaan. "Lebih dari sebelumnya, Anda dipanggil untuk mengobati luka-luka umat beriman Perancis akibat penyalahgunaan itu. Mereka yang menjadi korban adalah yang kecewa dan berada dalam pencobaan akibat penyalah gunaan dan skandal ini, terutama para imam muda yang punya semangat bakti namun tidak dihargai pelayanannya dan berada di tengah kesulitan, dan yang membutuhkan kedekatan Anda."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar