Daftar Blog Saya

Tampilkan postingan dengan label Hidup Yohanes Rasul. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hidup Yohanes Rasul. Tampilkan semua postingan

Selasa, 08 November 2022

Yohanes, Rasul, Pengarang Injil Keempat, Surat2 Yohanes dan Kitab Wahyu

 



Yohanes adalah terjemahan Yunani dari Yohanan, bahasa Ibrani, artinya, “Tuhan itu murah hati”. Rasul dan Pengarang Injil, salah seorang di antara Keduabelas Rasul, putera Zebedeus dan saudara dari Yakobus Besar (Mat 10:2; Mrk 3:17; Luk 6|:14; Kis 1:13). Yohanes disebut tiga puluh tiga kali dalam Injil-injil Sinoptik, Kisah Para Rasul dan Surat Galatia. Tradisi menyebutnya “murid yang terkasih” karena ia menyatakan diri dengan sosok tanpa nama yang disebutkan beberapa kali di dalam Injil Yohanes itu (bdk Yoh 13:23; 21:20.24).

 

I. HIDUPNYA

Yohanes dan saudaranya, Yakobus, adalah anak-anak Zebedeus. Kristus menyebut mereka Boanerges (putera guntur, Mrk 3:17), mungkin karena ambisi dan tekat kuat  mereka. Yakobus disebut dua kali sebagai anak Zebedeus, sedang Yohanes dikaitkan dengan Yakobus, mungkin karena ia lebih muda (Mat 4:21; 10:2; Mrk 1:19; 3:17; bdk Mat 17:1).

      Yohanes dan Yakobus semula adalah nelayan penangkap ikan yang bekerja dengan ayah mereka di Laut Galilea (Mat 4:21.22; Mrk 1:19.20; Luk 5:10; bdk Yoh 21:3). Keluarga itu sepertinya tinggal di dekat Kapernaum, di pantai utara Laut Galilea (Mrk 1:21). Yohanes dan Yakobus sedang memerbaiki jala ketika Yesus memanggil mereka; mereka termasuk di antara rasul-rasul pertama yang dipanggil Yesus (Mrk 1:19-20; Mat 4:21-22; bdk Luk 5:1-11).

      Dalam daftar Keduabelas Rasul, Yohanes ditempatkan kedua (Kis 1:13), ketiga (Mrk 3:17), dan keempat (Mat 10:3; Luk 6:14). Di dalam Injil keempat, ia dikatakan sebagai “murid yang dikasihi Yesus” (Yoh 13:23; 20:2; 21:20.24). Bersama Petrus dan Yakobus, Yohanes menyaksikan Yesus menghidupkan kembali puteri Yairus (Mrk 5:37; Luk 8:51), menyaksikan Perubahan Rupa Yesus (Transfigurasi, Mat 17:2-3; Mrk 9:2-4; Luk 9:28.31) dan Sakaratul Maut yang dialami Yesus di Taman Getsemani (Mat 26:37; Mrk 14:32-33). Hanya Yohanes dan Petrus yang diutus Yesus untuk mempersiapkan Perjamuan Terakhir (Luk 22:8; bdk Mrk 14:13). Dan pada waktu Perjamuan Terakhir itu, Yohanes mendapat kehormatan duduk di samping Kristus (Yoh 13:23.25).

      Mat 20:20-28 dan Mrk 10:35-45 mencantumkan saat penting ketika Yakobus dan Yohanes memohon agar diperbolehkan duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus di dalam KerajaanNya (Mat 20:20-21 menyatakan permintaan itu berasal dari ibu mereka, tetapi di dalamnya terkandung persetujuan kedua bersaudara itu atas permintaan tersebut). Jawaban Yesus adalah menawarkan kepada mereka peluang untuk minum dari “cawan”-Nya, peluang yang diterima oleh kedua bersaudara itu. Jelas bahwa mereka belum memahami hakekat dari Kerajaan Mesias: “Cawan” Yesus bukanlah sesuatu yang berkenaan dengan kemuliaan duniawi, melainkan berkaitan dengan sengsara dan korban Yesus.

      Di dalam Kisah Sengsara Tuhan, Yohanes mungkin adalah “murid lain” yang diceritakan mengikuti Kristus sesudah ditawan, dan Petrus, masuk ke dalam rumah imam besar (Yoh 18:15). Hanya Yohanes saja di antara keduabelas rasul yang berdiri di kaki salib Yesus di Kalvari menyertai Maria dan para wanita saleh lainnya, dan menerima Maria sebagai keluarganya atas permintaan Kristus di Salib (Yoh 19:25-27).

      Sesudah Kebangkitan, Yohanes sering dikaitkan dengan Petrus. Ia dan Petrus adalah yang pertama dari para rasul yang menyaksikan makam kosong (Yoh 20:2-10). Yohanes juga yang pertama dari ketujuh murid yang mengenali Kristus di Laut Galilea (Yoh 21:7). Setelah Pentakosta ia mendapatkan tempat yang terhormat di dalam Gereja Perdana. Paulus melukiskan Yohanes, bersama dengan Yakobus (saudara Tuhan) dan Petrus, sebagai tiang-tiang utama jemaat Kristen Yerusalem (Gal 2:9-10). Ia ada bersama Petrus ketika Petrus menyembuhkan orang lumpuh di gerbang Bait Allah (Kis 3:1); baik dia maupun Petrus dipenjarakan sesudah kejadian itu (Kis 4:3), dan bersama dengan Petrus ia mengunjungi Samaria (Kis 8:14).

 

II. TRADISI

Hanya sedikit yang diketahui dengan pasti mengenai karya misionernya di Palestina, tetapi karena ia tidak hadir dalam Kis 18:22 dan 21:17 ketika kepulangan Paulus, hal itu ditafsirkan bahwa ia telah meninggalkan daerah itu antara tahun 52 dan 55. Tradisi utama Gereja menyatakan bahwa Yohanes pindah ke Asia Kecil dan menetap di Efesus, di mana ia meninggal dalam usia lanjut karena sebab-sebab alamiah (bdk Tertulianus, An. 50). Kitab apokrif Kisah Yohanes juga menyatakan bahwa Yohanes berada di Efesus. Ada tradisi kecil di sana yang menyatakan bahwa Yohanes mati sebagai martir (mis. Lihat Heracleon dalam St Klemens Aleksandria, Strom. 4.9 dan Filipus dari Side pada abad kelima serta Martirologi Siria untuk tanggal 27 Desember dan karya Afrahat, Tentang Penganiayaan).

      Suatu sumber utama mengenai Yohanes di luar Perjanjian Baru adalah Eusebius (dalam Hist. Eccl 3.18.1; 23.3-4; 39.3-4; 4.18.6-8; 5.8.4; 18.14; 20.6). Eusebius mendasarkan tulisannya pada sumber-sumber lain termasuk St Klemens Aleksandria (3.39.3-4), Santo Ireneus (3.1.1; 39.3-4; bdk Adv Haer 2.22.3.5; 3.1.2; 3.4), Santo Yustinus Martir (4.18.6-8; bdk Dial 81.4), Polikrates (5.24.3) dan Apolonius (5.18.14).

      Dengan demikian pada Eusebius tersimpan sejumlah cerita mengenai Yohanes, misalnya ketika Yohanes membangkitkan seseorang dari mati di Efesus (Hist Eccl 5.18.14; lihat juga St Ireneus, Adv Haer 3.3.4 dan St Hieronimus, Comm. Gal. 6.10). Tradisi juga percaya bahwa Yohanes dibuang ke Pulau patmos di dekat Efesus pada masa pemerintahan Domitianus (tahun 81-96; bdk Eusebius, Hist. Eccl 3.13.1) dan bahwa ia menulis kitab Wahyu di sana (Why 1:9). Pada akhirnya, menurut tradisi, ia kembali ke Efesus dan hidup sampai pada masa pemerintahan kaisar Trayanus (sekitar tahun 98 -117; St Ireneus, Adv Haer 2.22.5).

 


III. YOHANES SEBAGAI PENGARANG

Menurut tradisi, Yohanes adalah pengarang dari lima tulisan dalam kanon Perjanjian Baru (Injil Yohanes, Surat-surat 1,2,3 Yohanes, dan kitab Wahyu), yang semuanya disebut korpus Yohanin (Tulisan-tulisan Yohanes).

      Para kritikus historis modern mempertanyakan kepengarangan Yohanes atas seluruh atau sebagian dari korpus Yohanin itu. Sehubungan dengan ketiga Surat Yohanes, beberapa ahli menolak tradisi lama mengenai kepengarangan rasul itu dan beranggapan bahwa surat-surat itu berasal dari tokoh gereja kuno lain yang disebut Yohanes “penatua” (2 Yoh 1) atau seorang penulis lain yang tidak dikenal yang sangat akrab dengan Injil keempat.

      Tradisi lama yang menyatakan Yohanes sebagai pengarang kitab Wahyu berasal sekurangnya dari St Yustinus Martir pada abad kedua. Demikian pulalah pendapat St Ireneus, Origenes, St Klemens Aleksandria, dan banyak lagi lainnya. Di pihak lain, sebagian orang di Timur yakin bahwa bukan Yohanes yang menjadi pengarangnya; ini adalah pendapat Dionisius dari Aleksandria (pertengahan abad ketiga) dan Eusebius dari Kaisarea (awal abad keempat), dan dasarnya adalah perbedaan gaya sastera antara Wahyu dan Injil Yohanes. Argumen ini dipegang oleh beberapa ahli modern, walaupun tidak ada konsensus sehubungan dengan siapa pengarang yang sesungguhnya. Nama-nama yang diduga sebagai pengarang kitab Wahyu adalah termasuk Yohanes Markus, Yohanes “penatua”, atau Yohanes lain yang tidak diketahui, atau bahkan seorang penulis anonim yang menggunakan nama Yohanes.

      Pada akhirnya, bukti yang dapat menjelaskan dengan memuaskan menegaskan tradisi kepengarangan rasul itu. Tidak sulit untuk mendapatkan penjelasan mengenai perbedaaan antara kitab Wahyu dan tulisan-tulisan lain dari Yohanes dengan anggapan bahwa semuanya berasal dari satu pengarang yang sama. Misalnya, karena tulisan-tulisan itu menggunakan tiga ragam sastra yang berbeda-beda (ragam sastra apokalip untuk Wahyu, ragam narasi untuk Injil dan ragam surat untuk ketiga surat). Pada tahun 1907 PBC (Pontifical Biblical Commission atau Komisi Kitab Suci Kepausan) menyampaikan argumen yang menentang sanggahan pihak-pihak yang meragukan kepengarangan Yohanes, dengan menyatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menggugurkan tradisi yang hampir merupakan konsensus bahwa Yohaneslah pengarang seluruh korpus Yohanin .