Daftar Blog Saya

Tampilkan postingan dengan label Taman Eden-Firdaus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Taman Eden-Firdaus. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Februari 2023

TAMAN EDEN - FIRDAUS

 




Taman Eden suatu tempat yang berkelimpahan dan sangat indah di mana manusia pertama tinggal sebelum jatuh dalam dosa. Kej 2:8 secara khusus menunjukkan “di sebelah timur” dari Taman Eden, dengan gambaran taman yang penuh dengan pohon-pohon, “yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat” (Kej 2:9). Dalam Yes 51:3 dan di tempat lain, Taman Eden digambarkan sebagai taman kepunyaan Tuhan (bdk 31:8-9; Yl 2:3), tempat kediaman yang kekal dari Tuhan (KGK 374-379).

      Di mana adanya Taman Eden? Sejak zaman kuno, para pembaca Kitab Suci berdebat mengenai lokasi taman itu. Kej 2:8 menggambarkan letak taman itu “di timur” (bdk Kej 3:24; 4:16; bdk Mzm 77:6.12; 78:12; 143:5; Ams 8:22-23), yang ditafsirkan banyak orang di suatu tempat di Mesopotamia. Taman itu digambarkan sebagai sumber dari sungai-sungai besar di dunia: Pison, Gihon, Tigris dan Efrat (Kej 2:10-14). Namun, cara yang paling bermanfaat dalam membaca kisah tentang Eden bukanlah dengan mencocokkannya pada situasi geografis yang nyata, melainkan dengan mencari kecocokannya pada pandangan Kitab Suci atas alam.



      Cerita penciptaan dalam Kej 1-3 bertolak dari alam keseluruhan, lalu bumi, lalu Taman Eden, tempat yang dipilih Tuhan bagi manusia pertama. Di sini Tuhan berdiam bersama dengan mahluk ciptaanNya dalam situasi yang akrab dan penuh rahmat.

      Sesungguhnya, Allah hadir di Taman itu bagaikan di dalam suatu Bait (Kej 3:8; Im 26:12; 2 Sam 7:6). Perhatikan bagaimana kerubim menjaga Taman itu dan bagaimana hal itu diperlihatkan dalam Bait Allah Yerusalem di kemudian hari (Kej 3:24; 1 Raj 6:23-28). Pohon Kehidupan berada di tengah-tengah Taman seperti pohon tarbantin dan nantinya pohon-pohon palma ukiran yang menghiasi ruang kudus Bait Allah Yerusalem (Kej 2:9; Yos 24:26; 1 Raj 6:29-32); Taman itu adalah sumber air suci yang mengalir mirip dengan gambaran nabi-nabi yang menganggap Bait Allah menjadi sumber air (hidup) yang terus mengalir (Kej 2:10; bdk Yeh 47:1-12; Yl 3:18; Mzm 46:4); dan Taman dimasuki dari timur, sebagaimana Kemah Pertemuan dan Bait Allah (Kej 3:24; Kel 27:13; Yeh 47:1).

      Adam ditempatkan di Kemah ini sebagai imam-agung rajawi. Dikatakan dalam Kej 2:15 ia harus mengusahakan [till] dan memelihara [keep] Taman itu; kata-kata yang sama digunakan untuk menggambarkan tugas para imam dan kaum Lewi Israel (Bil 8:26; dalam versi RSV Kej 2:15, tugas-tugas [tillkeep] itu diterjemahkan dengan “mengurus” [minister] dan “memelihara” [keep]). Bahwa ia harus memelihara Taman mengandung pengertian bahwa ia harus siap membelanya dari penyusupan musuh – misalnya ular, yang memasukinya pada Kej 3:1.

      Pada tempat lain dalam Perjanjian Lama, rujukan pada Eden tampaknya paling sering dibuat oleh Yehezkiel (Yeh 28:13; 31:9.16.18; 36:35); juga ada rujukan dalam Yes 51:3 dan Yl 2:3. Yes 51:3 dan Yeh 36:35 menjanjikan kepada orang Israel yang berada di tanah Pembuangan bahwa tanah Israel akan dipugar menjadi berkelimpahan dan subur seperti Eden: “Tanah ini yang sudah lama tinggal tandus menjadi seperti taman Eden dan kota-kota yang sudah runtuh, sunyi sepi dan musnah, sekarang didiami dan menjadi kubu.”(Yeh 36:35). Dalam ayat lain kitab Yehezkiel, Eden juga ditekankan sebagai contoh kelimpahan dan kesuburan. Yoel 2:3 menggunakan gambaran Eden sebagai kontras antara kesuburan tanah sebelum kerusakan akibat wabah belalang dengan situasi yang menyedihkan sesudahnya: “Tanah di depannya seperti Taman Eden, tetapi di belakangnya padang gurun tandus, dan sama sekali tidak ada yang dapat luput”.

      Dalam Yehezkiel, kita lihat bagaimana Taman Eden mempunyai suatu makna yang lebih dalam, jauh melebihi sekedar tempat tinggal manusia pertama pada masa sebelum dosa pertama. Yeh 28:13 membuat hubungan langsung antara Eden dengan Taman Allah (“Engkau di Taman Eden, yaitu Taman Allah”), mengandaikan bahwa Eden bukan hanya Firdaus bagi tempat tinggal manusia, tetapi juga tempat kediaman ilahi.

      Dalam Perjanjian Baru istilah “Firdaus” digunakan tiga kali (Luk 23:43; 2 Kor 12:3; Why 2:7) dengan makna yang terkait erat dengan Taman Eden, walaupun tekanannya bergeser dari gambaran suatu tempat yang sangat indah di bumi menjadi suatu harapan eskatologis. Tetapi yang dimaksudkan lebih dari sekedar Eden; tempat indah surgawi itu adalah “Kerajaan Surga” di mana anak-anak angkat Bapa dipanggil melalui rahmat (KGK 736; bdk St Basilius Agung, “De Spiritu Sancto” 15.36). Maka Yesus ketika wafat di Salib menjanjikan surga itu kepada penyamun yang baik (Luk 23:43) (KGK 1721; bdk LG art 49).

      Dalam 2 Kor 12:3 Santo Paulus menulis tentang tiba-tiba “di angkat ke Firdaus”, suatu perkataan yang menunjukkan suatu tempat tinggal surgawi. Suatu Firdaus surgawi juga muncul dalam Why 2:7: “pohon kehidupan yang berada di Firdaus Allah”, yang menggunakan tipologi gambaran kitab Kejadian untuk melukiskan kegembiraan surga yang akan datang.