Daftar Blog Saya

Tampilkan postingan dengan label Proyek Solidaritas Internasional Jose Marti. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Proyek Solidaritas Internasional Jose Marti. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 Januari 2023

KONFERENSI INTERNASIONAL UNTUK KESEIMBANGAN DUNIA V



Pada hari Selasa, 24 Januari 2023 di Pusat Konvensi Havana, Cuba, diselenggarakan Konferensi Internasional untuk Keseimbangan Dunia V, hingga Sabtu depan dan merupakan penutupan program penghormatan untuk peringatan 170 tahun kelahiran José Martí, pada 28 Januari. Konferensi diikuti delegasi dari 80 negara. Diselenggarakan oleh Proyek Solidaritas Internasional José Martí, dengan dukungan dari Amerika Serikat, banyak lembaga Kuba dan platform lembaga global seperti Organisasi PBB untuk Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Kebudayaan (UNESCO).

Konferensi berupaya mempromosikan ruang seluas-luasnya untuk debat tentang masalah yang dihadapi planet bumi, dengan pendekatan plural dan multidisiplin dalam mendapatkan solusi bersama dengan partisipasi lebih dari seribu intelektual, ilmuwan, politisi, dan serikat pekerja di dunia. Acara dalam konferensi meliputi forum pemuda bertema “Dengan semua dan untuk kebaikan semua”, kolokium sejarawan, kongres tatanan internasional baru, dan panel antar pemerintah untuk mengatasi perubahan iklim. 

Konferensi Internasional untuk Keseimbangan Dunia telah berkembang menjadi ruang akademik penting di mana ratusan profesor, aktivis sosial dan intelektual pada umumnya, dari semua garis lintang planet ini, bertemu setiap tiga tahun untuk memikirkan masalah utama kontemporer. Pada kesempatan ini, pertemuan internasional ini akan menjadi puncak dari perjalanan peringatan besar yang diselenggarakan dari Januari 2022 hingga Januari 2023 dan didedikasikan untuk peringatan 170 tahun lahirnya José Martí, Rasul Kemerdekaan Kuba dan pemikir universal. Seperti edisi-edisi sebelumnya, forum ini juga merupakan kelanjutan dari World Conferences Dialogue of Civilizations dan perpanjangan dari  World Congress of Humanities yang diselenggarakan di Liege, Belgia, di bawah naungan UNESCO dan International Council for Philosophy and Human Sciences.

Konferensi akan mengembangkan agenda komprehensif yang meliputi:

• Pengalaman dari Pandemi COVID-19.

• Dialog peradaban dan keragaman budaya.

• Ekosistem dan ketahanannya.

• Peran dan tantangan gerakan sosial.

• Solidaritas di dunia kontemporer.

• Perjuangan mendesak untuk perdamaian dan perlucutan senjata nuklir.

• Masalah air dan segala aspeknya.

• Risiko dan harapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

• Berita palsu, etika, dan jejaring sosial.

• Tanggung jawab jurnalisme dalam situasi saat ini.

• Kebijakan budaya dan identitas nasional.

• Seni dan sastra, khususnya puisi, dalam pembentukan spiritualitas dan budaya tandingan.

• Multilateralisme, mekanisme yang sangat diperlukan untuk keseimbangan global.

• Analisis korelasi baru kekuatan global: meningkatnya aktor.

• Paradigma baru untuk integrasi regional di Asia, Afrika dan Amerika Latin dan Karibia.

• Pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial.

• Kelaparan dan ketahanan pangan.

• Pendidikan dan hak asasi manusia di abad XXI.

• Perjuangan melawan segala bentuk diskriminasi.

• Kesetaraan gender dalam ekspresinya yang benar dan nyata.

• Serikat buruh dalam globalisasi neoliberal.

• Keragaman agama, ekumenisme dan spiritualitas.

• Masalah penyalahgunaan narkoba dan peredaran narkoba.

• Peran pemuda dan generasi baru: hari ini dan esok.

• Memerangi terorisme dalam segala bentuknya, termasuk terorisme Negara.

• Pembangunan demokrasi yang partisipatif dan efektif.

• Menghormati perjanjian internasional yang mendukung hidup berdampingan secara damai.

• Keadilan sebagai matahari dunia moral.

• Hak untuk menentukan nasib sendiri.

• Pentingnya menumbuhkan ingatan sejarah semua orang.

• Kontribusi pemikiran Amerika Latin,



Untuk kesempatan ini penyelenggara telah meminta amanat dari Paus Fransiskus, yang dipenuhi Paus dengan surat yang ditandatangani pada 20 Januari 2023:

Tahun ini Anda berkumpul dalam Konferensi ini untuk memperingati kelahiran José Martí, menghadirkan sosoknya sebagai stimulus untuk membangkitkan hati nurani di dunia yang terpanggil untuk menciptakan iklim dialog dan persaudaraan yang dapat mendorong perubahan signifikan di dunia, dalam kondisi sosial dan politik saat ini.

Keadaan dewasa ini, seperti yang saya katakan dalam pidato terakhir saya kepada korps diplomatik yang diterima Takhta Suci, menimbulkan kekhawatiran dan harus membangkitkan perhatian kita pada upaya perubahan tentunya. Untuk tujuan ini, saya menganggap penting agar pandangan kita tidak terlalu terfokus pada apa yang dapat kita masing-masing sarankan dengan niat terbaik, tetapi lebih tertuju pada kebutuhan mutlak untuk duduk dan mendengarkan orang lain. Sangat mendesak untuk membangun jembatan yang dapat membantu kita menemukan solusi yang bisa diterapkan bersama yang tidak mengecualikan siapa pun. Dan semua berangkat dari dialog dan dengan wawasan persaudaraan universal yang luas (bdk. Ensiklik Fratelli tutti, n. 142).

Saya tercengang saat membaca ulang beberapa kata José Martí di depan makam Félix Varela, yang  menjadi signifikan dalam konteks ini. Martí tentu mengagumi kecintaan Varela pada negerinya dan pada keberaniannya mencela apa yang dianggapnya tidak sesuai dengan kebaikan sosial - "Dia menyatakan tanpa rasa takut apa yang dilihatnya" -, tetapi pada saat yang sama dia menunjukkan kelembutannya, kebajikan penting dari seorang gubernur, yang harus mengedepankan dialog sosial dan politik: «Tanpa menjadi gila atau terburu-buru», menunjukkan «rasa hormat yang pantas» kepada lawan bicara kita, agar dapat mencapai solusi yang disepakati bersama (bdk. Ante la tumba del Padre Varela, di Patria, 6 Agustus 1892).

Oleh karena itu, penting untuk melihat masa lalu, agar tidak mengingkari akar kita, yang membuat kita belajar dari para tetua kita, dari iman yang menjiwai mereka, dari integritas hidup yang telah diikatkan oleh iman kepada mereka, dari dedikasi untuk sesama yang tidak lain adalah perintah Tuhan untuk mengasihi seperti Dia telah mengasihi kita (bdk. Yoh 13:34-35). Bertolak dari akar tersebut, Martí menegaskan bahwa sosok Pastor Varela mampu menyatukan kehendak untuk usaha bersama.

Kita bicara tentang memberi penghormatan kepada Pastor Varela dengan membangun sebuah monumen untuknya. Ini adalah sikap yang terpuji, tetapi di luar data historis, maka ada baiknya kita semua bertanya pada diri sendiri, apakah model ini benar-benar akan digunakan sebagai teladan nilai atau lebih tepatnya sebagai panji kepentingan.

Delegasi yang terkasih, dalam Pesan Hari Perdamaian Sedunia tahun ini, saya mengambil ide penting ini: selama pandemi, banyak pahlawan telah memberikan bukti iman, harapan, dan dedikasi murah hati yang lahir dari kasih Tuhan yang tertera pada setiap manusia ( lih. Kej 1, 26.27). Mereka meminta kami, seperti para bapak negara yang menyatukan Anda hari ini, untuk "mengembalikan kata 'bersama' di tengah forum. Sesungguhnya, bersama-sama, dalam persaudaraan dan solidaritas, kita dapat membangun perdamaian, menjamin keadilan, mengatasi peristiwa yang paling menyakitkan" (n. 3). Ini adalah kunci untuk memulihkan keseimbangan yang menjadii nama Konferensi ini, karena hanya dengan bersama-sama kita dapat menghadapi berbagai krisis moral, sosial, politik dan ekonomi yang kita alami, yang semuanya saling berhubungan (bdk. n. 5).

 Semoga harapan ini membantu Anda dalam pekerjaan yang Anda mulai demi kebaikan semua orang.

 Vatikan, 20 Januari 2023

 Fransiskus