Filipi adalah suatu
kota di Makedonia (Yunani utara), beberapa mil darat dari pelabuhan Neapolis
(sekarang Kavalla). Sebelumnya disebut Krenides, yang berarti ”mata air”,
sehubungan dengan sungai-sungai di sekelilingnya. Nama baru Filipi diberikan
pada kota itu berdasarkan nama Filipus II dari Makedonia (memerintah 359-336 SM). Ketika kota itu ditaklukkan
bangsa Roma pada tahun 167 SM, kota itu menjadi bagian dari Provinsi Roma di Makedonia.
Di situ terjadi pertempuran pada tahun 42 SM dalam perang saudara antara
Brutus dan Kasius melawan Markus Antonius dan Oktavianus Augustus. Sesudah itu
Filipi menjadi koloni Roma dengan sejumlah besar penduduk mantan prajurit dan
diatur dengan hukum Italia dari Roma.
Gereja Filipi adalah gereja pertama yang didirikan Paulus di tanah Eropa. Paulus mengunjungi Filipi bersama dengan Silas dalam perjalanan keliling yang kedua mewartakan Injil (Kis 16:12) sesudah ia mendapat mimpi berjumpa dengan seorang Makedonia yang minta dikunjungi (Kis 16:9-12). Keduanya disambut oleh Lidia dari Tiatira yang menjadi Kristen karena Paulus (Kis 16:13-15). Di situ Paulus menyembuhkan seorang perempuan yang dikuasai roh tenung; tetapi di Filipi Paulus dan Silas dituduh melakukan praktik agama ilegal dan dipenjarakan. Suatu gempa membuka pintu-pintu penjara, tetai Paulus tidak mau pergi; sipir begitu tergerak hatinya sehingga ia dibaptis (Kis 16:25-34). Sesudah dibebaskan, Paulus dan Silas pergi ke Tesalonika. Paulus mengunjungi Filipi lagi dalam perjalanan kelilingnya yang ketiga mewartakan Injil (Kis 20:6-8). Surat Kepada Jemaat Filipi ditujukan kepada gereja di kota ini.
Surat Kepada Jemaat
Suatu
surat dari santo Paulus yang mengajarkan kepada jemaat Filipi tentang
pentingnya kesatuan. Ia berterima kasih kepada mereka karena kebaikan mereka
kepadanya sewaktu ia dipenjarakan.
I. PENGARANG DAN WAKTU PENULISAN
Rasul
Paulus hampir secara umum diterima sebagai pengarang Surat Kepada Jemaat Filipi
(Flp 1:1) Sedikit sekali ahli yang mempersoalkan status Paulus sebagai
pengarang surat ini sehingga tidak menggoyahkan pendirian mayoritas, walau ada
yang menyatakan bahwa beberapa bagian dari surat merupakan tempelan dari
surat-surat lain. Kekuatan bukti dari dalam surat itu sendiri menunjukkan bahwa
Paulus-lah pengarangnya, termasuk beberapa rujukan atas orang-orang yang
selaras dengan peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam Kisah Para Rasul dan
dalam surat-surat lainnya, gaya penulisan dan teologinya. Surat ini sangat
hangat dan berbicara dari hati ke hati.
Waktu penulisan surat ini bergantung
kepada waktu Paulus dipenjarakan, yang disebutkan di dalam surat
(1:7.13-14.16-17). Paulus dipenjarakan beberapa kali (bdk Kis 16:23-40,
21:32-23:30, 28:30; 2 Kor 11:23). Maka ada beberapa kemungkinan tempat
penulisan surat : Roma, Efesus atau Kaisarea. Yang paling mungkin tempat
pemenjaraan itu adalah Roma (Kis 28:16.30), sebab Paulus menyebut tentang
“pengawal pretorian” (Flp 1:13)[1]
dan “mereka yang di istana Kaisar” (Flp 4:22) dan antisipasi Paulus atas hasil
pengadilannya yang tertunda (1:26; 2:24). Jika tempat penulisan itu adalah
Roma, maka kiranya surat ini ditulis sekitar tahun 62.
II.
ISI
I. Salam Pembukaan (1:1-11)
II. Sekitar Pemenjaraan Paulus
(1:12-26)
III. Seruan kepada Umat Beriman
(1:27-2:18)
IV. Perutusan Timoteus dan
Epafroditus (2:19-30)
V. Jalan Keselamatan Kristen
(3:1-21)
VI. Petunjuk-petunjuk (4:1-20)
VII.
Penutup (4:21-23)
III.
MAKSUD DAN TEMA
Paulus
menulis kepada jemaat Filipi (suatu kota besar di Makedonia) dengan sentuhan
pribadi yang sangat akrab. Ia tidak hanya membahas dengan prihatin suatu ajaran
khusus atau persoalan disiplin saja, tetapi juga menyampaikan salam hangat dan
dorongan semangat kepada mereka yang disebutnya “yang kukasihi” (Flp 2:12; 4:1)
serta berita-berita tentang dirinya sendiri. Ia mengucap syukur atas kemurahan
hati mereka. Ketika jemaat Kristen di Filipi tahu bahwa Paulus dipenjarakan,
mereka mengirimkan Epafroditus dan
membawa uang untuknya (Flp 4:8). Epafroditus jatuh sakit ketika melayani Paulus
dalam pemenjaraan itu, dan setelah ia sembuh, ia dikirimkan pulang kembali oleh
Paulus disertai harapan bahwa Paulus akan dapat mengutus Timoteus berjumpa
dengan jemaat Filipi segera (2:19-30). Jemaat Filipi dipuji sebagai contoh
kedermawanan dan kemurahan hati (4:15-16) dan Paulus memberikan pujian yang
tulus. Paulus mendoakan berkat Allah bagi mereka (4:23-24).
Paulus menyadari penganiayaan yang akan
dihadapi jemaat Filipi (1:29-30; bdk Kis 16:20.21), yang kiranya berasal dari
para penguasa sipil. Ia terutama prihatin dengan masalah kesatuan di antara
jemaat dan sikap rendah hati dan kasih yang akan memampukan mereka bertahan
dalam pencobaan. Paulus menyatakan Kristus sebagai teladan utama (Flp 2:1-5).
Dalam penjelasannya Paulus memberikan gambaran tentang Inkarnasi (2:5-11) yang
paling indah di dalam semua tulisannya; ia menyatakan bahwa Kristus “telah
mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi
sama dengan manusia” (2:7) dan karena ketaatanNya di salib Allah meninggikan
Dia “dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama” (2:9). Paulus
mengemukakan dirinya sebagai contoh bagi jemaat Filipi dalam perkembangan. Demi
Kristus, Paulus “telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah” (3:8)
dan sangat ingin sekali “mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya”, supaya ia
dapat memeroleh “persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa
dengan Dia dalam kematian-Nya” (3:10).
Surat kepada Jemaat Filipi bernada sangat
pribadi dan penuh dengan kegembiraan. Karena tidak menghadapi persoalan ajaran
dan disiplin yang serius, struktur surat ini jauh lebih longgar dibandingkan
dengan surat-surat Paulus lainnya. Dengan gaya yang lebih santai Paulus
menunjukkan sekilas tentang hidupnya dan
pikirannya, serta cintanya pada jemaat Filipi.
[1] Pengawal pretorian adalah pasukan pengawal kaisar Roma, yang tentu ada
di istana kaisar dan di kota Roma. Dalam terjemahan Indonesia ayat ini versi Alkitab tidak begitu jelas karena hanya
mengatakan “seluruh istana” sedang versi Kitab suci Komunitas Kristiani
menyebutkan “pengawal istana”