Daftar Blog Saya

Tampilkan postingan dengan label Saudara dalam Kristus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Saudara dalam Kristus. Tampilkan semua postingan

Minggu, 06 November 2022

Surat Kepada Filemon

 



Surat Paulus kepada Filemon adalah surat yang paling pendek dalam Perjanjian Baru. Paulus memberi nasehat kepada Filemon, seorang kaya dari Asia Kecil, tentang Onesimus, seorang budak yang melarikan diri dari rumah Filemon. Paulus menghimbau agar Filemon memaafkan dan memerlakukan Onesimus dengan baik setelah ia pulang.

 

I.                PENGARANG DAN WAKTU PENULISAN

Pengarang menyatakan diri sebagai Paulus tiga kali dalam surat ini (Flm ayat 1,9,19). Pada umumnya para ahli setuju bahwa pengarang surat ini adalah Paulus.

      Pendapat ahli tidak begitu bulan mengenai waktu penulisannya. Paulus menulis surat ini dari penjara (ayat 9-10, 13, 23), tapi tidak diketahui, dari penjara mana surat Paulus ini terbit, apakah kaisarea (Kis 23:31-35), Roma (Kis 28:16-31), ataukah dari lokasi yang lain (2 Kor 11:23). Waktu penulisan surat ini yang paling mendekati adalah antara tahun 60 dan 62, ketika Paulus dipenjarakan di Roma untuk yang pertama kalinya. Surat kepada Filemon bersama dengan Surat-surat kepada jemaat Efesus, Filipi dan Kolose disebut “surat-surat penjara”, suatu surat yang tampaknya ditulis Paulus dari Roma.

 


II.              ISI

I.                Salam ayat 1-3.

II.              Ungkapan syukur (ayat 4-7)

III.            Permintaan untuk Onesimus (ayat 8-21)

IV.            Permintaaan Kebaikan Hati (ayat 22)

V.               Salam dari Temn-teman Paulus (ayat 23-24)

VI.            Berkat (ayat 25)

 

III.            MAKSUD DAN TEMA

Surat ini ditujukan kepada seorang Kristen pemeluk baru, pemilik budak yang bernama Filemon, serta Apfia (mungkin isteri Filemon) dan seorang pemimpin komunitas Kristen yang bernama Arkhipus  (mungkin putera Filemon). Karena hubungan yang dekat antara surat ini dan surat kepada jemaat Kolose, tampaknya Filemon dan keluarganya tinggal di dalam kota Kolose atau di dekat kota itu (bdk Kol 4:9.17). Surat ini berbicara tentang Onesimus, seorang budak yang melarikan diri dari pekerjaannya di rumah Filemon dan berjumpa dengan Paulus dalam penjara yang terakhir dan telah menjadi Kristen.

      Paulus menyebut Onesimus sebagai “saudara yang setia dan yang kekasih” (Kol 4:9) dan mengirimnya kembali kepada Filemon bersama dengan Tikhikus yang membawa surat kepada jemaat Kolose. Nama budak itu (Bahasa Yunani, Onesimus, artinya “yang berguna”) adalah dasar yang perlu diingat: “dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku” (ay 11). Seorang majikan mempunyai hak untuk memberikan hukuman yang terberat atas budak yang melarikan diri, terutama budak yang mungkin bersalah mencuri uang atau harta kekayaan (ay 11, 18), maka Paulus menambahkan dalam permintaannya “Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri. Dan kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku -- aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri: Aku akan membayarnya--agar jangan kukatakan: "Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu!" -- karena engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri. Ya saudaraku, semoga engkau berguna bagiku di dalam Tuhan: Hiburkanlah hatiku di dalam Kristus!” (ay 17-20).

      Surat yang pendek ini mengajak kita sekilas pintas melihat sistem perbudakan Roma dan menanggapinya sebagai orang Kristen. Paulus sadar bahwa Filemon berhak untuk menghukum mati Onesimus, tetapi ia tetap mengirim budak itu pulang. Hal itu dilakukannya karena Onesimus harus memperbaiki kesalahan yang telah dibuatnya, dan Paulus menyatakan kesediaannya membayar kerugian yang diakibatkan oleh Onesimus kepada Filemon agar keadilan dilaksanakan (ay 18-19). Paulus menantang Filemon agar menjadi seorang Kristen sejati dan mengakui kewajiban Kristen yang jauh melampaui hukum Kekaisaran Roma yang keras. Paulus mendesak orang kaya itu agar memaafkan si b udak, dan menambahkan dengan halus bahwa Filemon harus mengembangkan Onesimus (ay 16 dan 21). Hubungan lama antara budak dan majikan tidak ditinggalkan, tetapi diubah, sehingga Onesimus dan Filemon bukan lagi budak dan majikan, melainkan saudara-saudara dalam Kristus.

      Tradisi kuno menyatakan bahwa Onesimus akhirnya dibebaskan dan menjadi seorang Uskup.