Sore tadi dua orang teman japri, seorang minta catatan tentang sandal dan wajah dalam kitab suci, entah iseng ingin tahu, entah untuk sesuatu. Seorang yang lain tampaknya terlibat diskusi mengenai ayat yang bicara tentang "saudara-saudara Tuhan". Yang belakangan ini mendesak. Yang sebelumnya bisa dijawab kapan-kapan. Namun untuk menghemat waktu kedua permintaan saya penuhi sekarang. Minta maaf jika sangat singkat.....
Sandal
Alas kaki yang lazim di dunia Kitab Suci. Sandal atau kasut
kuno hanyalah selembar kulit yang diikatkan pada kaki dengan tali kulit dengan
simpul di sekitar pergelangan kaki (Kej 14:23). Baik orang kaya maupun miskin
mengenakan kasut, dan tak punya kasut menandakan keadaan yang sungguh buruk,
seperti yang dialami tawanan perang (Yes 20:2-4). Melemparkan sandal pada
seseorang menunjukkan tanda keunggulan atau dominasi (Mzm 60:8; 108:9).
Sandal
atau kasut umumnya dilepas ketika seseorang masuk rumah. Suatu kekecualian
adalah ketika makan malam Paskah, sandal justru harus dikenakan di waktu makan
sebagai tanda bahwa mereka siap melakukan perjalanan (Kel 12:11). Sandal juga
dilepas pada waktu berduka cita (Yeh 24:17.23) dan ketika berada di tempat suci
(Kel 3:5; Yos 5:15). Para pelayan melepaskan sandal tuan majikan mereka (Mat
3:11; Mrk 1:7; Luk 3:16; Yoh 1:27; Kis 13:25).
Ø
Saudara-saudara
Tuhan
Kerabat Yesus yang disebut beberapa kali di dalam Perjanjian
Baru (Mat 12:46; 13:55; Mrk 3:31; 6:3; Luk 8:19; Yoh 2:12; 7:3; 20:17; Kis
1:14; 1 Kor 9:5; Gal 1:19). Dari antara mereka itu empat orang disebut namanya:
Yakobus, Yose atau Yusuf, Simon dan Yudas (Mat 13:55; Mrk 6:3). Disebut
“saudara-saudara” sebab digunakan dalam arti yang seluas-luasnya yang banyak
terdapat dalam Kitab Suci. Saksi Perjanjian Baru menjelaskan bahwa keempat “saudara-saudara”
yang disebutkan itu bukan anak-anak Maria. Yesus menyerahkan Maria kepada
muridNya, Yohanes (Yoh 19:26). Hal itu tak akan mungkin seandainya Ia punya
saudara-saudara kandung untuk merawat ibuNya. Para pengarang Perjanjian Baru
tidak menyebut yang disebut saudara-saudara Yesus itu sebagai “anak-anak
Maria”. Tradisi yang paling tua mengatakan bahwa mereka itu anak-anak Yusuf
dari perkawinan yang terdahulu. Mungkin yang lebih tepat adalah Santo
Hieronimus yang menyatakan bahwa “saudara-saudara” Yesus itu adalah para
sepupu; dengan membandingkan Injil-injil yang menyebutkan “saudara-saudara”
itu, kita dapat menguatkan pendapat itu. Yakobus dan Yusuf adalah anak-anak
seorang Maria yang lain, yang berdiri bersama [Maria] Ibu Yesus di kaki Salib
(Mat 27:56; Mrk 15:40).
Ø
Wajah, Muka
Kata Ibrani untuk “muka, wajah” adalah panim. Kata itu
muncul lebih dari 2100 kali dalam Perjanjian Lama. Bentuk kata Ibrani itu
selalu plural, sebab dipahami untuk mewujudkan banyak ciri yang membentuk raut
wajah manusia. Wajah bukan hanya melukiskan roman muka seseorang, tetapi juga
menyatakan sifat dan sikap perilakunya. Maka muka atau wajah merupakan kata
kiasan bagi diri atau bahkan keseluruhan pribadi atau kehadiran.
Sikap
rela atau keras kepala dapat tampak pada raut wajah (Ul 28:50; Ams 7:13; 21:29;
Yes 50:7; Yer 5:3; Yeh 3:8). Marah karena gagal atau ditolak tampak dalam muka
yang muram (Kej 4:5; Yer 5:3), sedang wajah takzim menunjukkan perasaan hormat
dan kepatuhan. Demikian pula, memalingkan muka dapat menunjukkan rasa tidak
suka atau menghindarkan diri (Yes 53:3) terutama ketika sedang bicara dengan
Tuhan (Mzm 13:2; 27:9; 102:3; Yes 54:8; Yer 33:5). Menyenangkan atau menjadikan
Tuhan berkenan adalah memaniskan wajahNya (Kel 32:11; 1 Raj 13:6; 2 Raj 13:4; 2
Taw 33:12; Yer 26:19). Kegembiraan dan kebahagiaan tampak dalam wajah yang
bercahaya ceria (Ayb 29:24), tampak bagai dipandang Tuhan lagi (Bil 6:25; Mzm
4:7; 31:17; 44:4; 67:2; 80:4). Mengangkat wajah atau mendongak berarti menerima
atau setuju, dan jika diterapkan pada Tuhan berarti tanda pemberian berkat (Ul
10:17; Ayb 34:19).
Kel
33:20 menyatakan bahwa tak ada orang yang dapat melihat Tuhan atau wajah Tuhan
dan tetap hidup. Dari sini, rujukan “melihat wajah Tuhan” (Kej 33:10; Ayb
33:26) dan berada di hadapanNya (Kel 23:15; 34:20; Mzm 42:3) menyatakan
seseorang yang fana berada di tempat suci, yaitu tempat Allah berada. Yakub
(Kej 32:31) dan Musa (Kel 33:11) bertemu muka dengan Tuhan, namun menurut
tradisi hanya Musa saja yang berhadapan dengan Tuhan (Ul 34:10; bdk Ul 5:4; Hak
6:22; 13:22).
Bambang Kussriyanto