Salah satu sekte besar
dalam Agama Yahudi Palestina pada zaman Perjanjian Baru. Kaum Saduki mungkin
mendapatkan namanya dari Zadok, yaitu imam besar pada zaman Daud dan Salomo,
atAu mungkin dari kata Ibrani saddiq artinya “benar”. Orang Saduki
terutama dikenal melalui sejarawan Yosephus dan Injil Perjanjian Baru serta
Kisah Para Rasul. Mereka, bersama dengan kaum Farisi, merupakan salah satu dari
dua aliran besar dalam agama Yahudi.
Kaum saduki adalah elemen elite atau bangsawan dalam agama
Yahudi. Pada umumnya mereka anggota kelompok imam dan berasal dari puak-puak
keluarga imam yang sangat kuat. Mereka tidak disukai karena sikap mereka yang angkuh
dan suka mengecam.
Ajaran kaum Saduki berbeda dari kaum Farisi dalam banyak hal.
Mereka tidak percaya kepada kebangkitan orang mati dan tidak percaya akan
adanya malaikat serta jiwa (Kis 23:6-8); mereka menolak tradisi lisan dan hanya
menghormati wibawa Taurat, hukum yang tertulis. Mereka menolak konsep takdir
dan lebih meyakini pilihan bebas, dengan untung atau malang bergantung pada
keputusan setiap orang; mereka umumnya lebih konservatif dalam menafsirkan
hukum pidana. Dalam Kis 23:6-8, kaum Saduki menjadi anggota Sanhedrin, atau
Mahkamah Agama, bersama dengan kaum Farisi, dan Paulus memanfaatkan perbedaan
keyakinan mereka mengenai kebangkitan orang mati untuk memprovokasi keributan.
Walaupun Farisi dan Saduki musuh bebuyutan, mereka bersatu ketika berhadapan
dengan Yesus (bdk Mat 3:7; 16:1.6.11.12; 22:23.34; Mrk 12:18; Luk 20:27; Kis
4:1; 15:17).
Tidak jelas kapan awalnya sekte Saduki ini muncul. Istilah
Saduki disebut-sebut pada masa dinasti Hasmona awal, ketika mereka mendapat
tempat dalam Dewan Rakyat (gerousia). Mereka mendapat kehormatan besar
melalui Yohanes Hirkanus, yang melepaskan diri dari kaum Farisi dan bergabung
dengan kaum Saduki.