Daftar Blog Saya

Tampilkan postingan dengan label menuju masa depan dengan kebaikan2 lebih besar.. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label menuju masa depan dengan kebaikan2 lebih besar.. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 November 2022

KOTA-KOTA KITA, KOTA-KOTA DUNIA



Di dalam Injil Luk 19: 41-42 Yesus mengunjungi kota Yerusalem, dan ketika melihat kota itu dari dekat, Ia menangisinya. KataNya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu!" Yesus menubuatkan suatu ketika kota Yerusalem akan hancur dan penduduknya akan binasa "tidak satu batupun tinggal terletak di atas batu yang lain" (Luk 19:44).

Peradaban dunia kuno setiap masa membanggakan kota metropolis masing-masing. Kita mengenal dari sejarah kota Memphis dari Firaun Ramses III di Mesir pada abad 13 SebM. Lalu kota Thebes yang menggantikan Memphis sebagai kota-raja Mesir hingga abad 7 SebM. Raja Sanherip dari Asiria-Mesopotamia membangun kota Ninive pada abad 8 SebM. Babilonia di bawah Nebukadnezar membangun kota Babilon pada abad ke 7 SebM.  Pada masa yang sama Pericles membangun kota Atena yang menjadi dasar budaya kota-kota di barat. Darius Agung dari Persia menyusul membangun kota Persepolis pada abad ke 5. Pada abad 4 Seb M Aleksander Agung membangun kota Aleksandria. Selanjutnya muncul Kartago, dan Roma yang sering disebut Kota Abadi karena mampu bertahan hingga 2000 tahun lebih, sementara kota-kota yang lain mengalami kehancuran.



Di belahan Timur patut disebutkan kota-kota besar Kandahar (Afghanistan abad 15 SebM), Delhi (India, abad 11 SebM),  Beijing (RRT abad 11 SebM), Peshawar (Pakistan, abad 6 SebM), Pyongyang (Korea Utara, abad 2 SebM), dan lain-lain.

Setelah masa Masehi atau  Masa Umum (Common Era) bermunculan kota-kota besar di seluruh dunia. Termasuk kota-kota di Indonesia seperti Palembang (683), Yogyakarta (Mataram Hindu 732), Magelang (907),  Kediri (1042), Surabaya (1045).

Kata-kata Yesus Kristus seolah berlaku sepanjang masa untuk kelangsungan kota-kota dunia: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu!" Kata-kata yang menginspirasi para pemimpin kota untuk mengutamakan keadaan damai demi kesejahteraan seluruh warga kota.

Secara global, lebih dari 50% penduduk tinggal di kota-kota. Diperkirakan pada tahun 2045 nanti penduduk kota akan bertambah 1,5 kali menjadi sekitar 6 milyar orang. Maka para pemimpin kota harus segera membuat rencana pertumbuhan kota termasuk menyediakan pelayanan, infrastruktur dan pemukiman yang terjangkau bagi warganya. 

Sembari bergumul mengatasi kesulitan-kesulitan nyata yang dihadapi sekarang, para pemimpin kota mengusahakan ketahanan masing-masing kota menyongsong kesulitan-kesulitan masa depan yang diprediksi akan menentukan kualitas hidup warga kota.



Dalam kerangka itulah kita menyambut prakarsa-prakarsa seperti U20 (Urban 20) di Jakarta pada akhir Agustus 2022 berkenaan dengan perhelatan KTT G20 di Bali (15-16 November 2022) dan C40 (Cities 40) di Buenos Aires, Argentina, 20-21 Oktober berkenaan dengan COP27 Konvensi Perubahan Iklim PBB yang sedang berlangsung (8-20 November 2022) di Shamr el Sheiks, Mesir. 



Ada banyak yang perlu dilakukan oleh kota-kota menyongsong masa depannya dengan memperhatikan "damai" hidup dan tingkat "sejahtera" warganya. Namun untuk masa tertentu dan memerhatikan sumberdaya serta kemampuan baik sendiri maupun kerjasama, dipilih prioritas-prioritas tertentu. 

U20 Jakarta (30-31 Agustus 2022) mengarusutamakan pemulihan pasca-pandemi mengikuti tema G20, "Recover Together, Recover Stonger" (Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat) dengan tiga sub yaitu (1) investasi dalam kesehatan dan perumahan sebagai landasan pemulihan ekonomi dan sosial untuk semua, (2) mendorong transisi energi yang berkelanjutan dan akses yang setara terhadap mobilitas yang berkelanjutan, serta (3) memberikan pendidikan dan pelatihan tentang masa depan pekerjaan untuk memberikan semua orang akses yang adil terhadap lapangan kerja.

C40 adalah jejaring 97 kota yang ambil prakarsa dengan segera atas krisis iklim dan mengusahakan masa depan yang dapat dinikmati semua orang. Dimulai tahun 2005 oleh Walikota London Ken Livingstone dengan merangkul 18 megacities di dunia untuk mengurangi polusi dan membentuk C20. Pada 2006 C20 digabungkan dengan Prakarsa Iklim Clinton bentukan Presiden AS waktu itu, Bill Clinton, menambah kota-kota yang terlibat jadi 40. Sekretariat dtempatkan di London. Mereka membentuk Dewan Direksi yang berfungsi sebagai Panitia Pengarah dan terdiri dari 13 kota dari 97 anggota, secara bergiliran.  Mereka mewakili 582+ juta penduduk dan seperlima dari ekonomi global. Pada 20-21 Oktober 20, 2022 mereka menentukan tindakan pro iklim, berbagi berdasarkan keilmuan, tukar pengalaman praktek terbaik dalam mengelola kota dan bekerja sama membantu dunia membatasi pemanasan global pada level 1.5°C, dan membangun masyarakat yang berketahanan, sehat dan setara. Setiap pertemuan mereka memilih 10 kota terbaik dalam pengalaman praktek, dan memberikan anugerah Michael Bloomberg, walikota New York 3 periode yang menjadi Presiden Panitia Pengarah C40, Bloomberg Philantrhopies Awards. Tahun ini 10 kota yang memenangkan Bloomberg Awards adalah Addis Ababa, Amsterdam, Beijing, Pune, Dhaka Utara, Metropolitan Area Guadalajara, Freetown, São Paulo, Seattle and Tokyo / Kuala Lumpur.

Mereka adalah bagian dari Kesepakatan Global para Pemimpin Kota yang sejak Perjanjian Paris 2015 meliputi lebih dari 10.000 kota di dunia.  C40 memperkirakan kebutuhan 50 juta pekerjaan hijau dalam rangka mengurangi emisi karbon 50% menuju sasaran Perjanjian Paris membatasi kenaikan pemanasan global 1,5 derajat C. Sasaran penambahan 30% pekerjaan pada akhir 2030 di atas tingkat business as usual (BAU) ditetapkan seraya mengurangi polusi 30% dengan mengolah 30% limbah/sampah organik dan menghasilkan manfaat terkait kesehatan untuk warga senilai US$280 juta. 

Perhatian utama ditujukan pada pengurangan emisi dari Gas Rumah Kaca methane yang 87 kali lebih kuat dari CO2, berasal dari timbunan sampah atau tempat pembuangan sampah. Untuk itu C40 mengeluarkan dokumen kesepakatan "Pathway Towards Zero Waste", dengan sasaran mengurangi emisi GRK methane separoh dan menempatkan kota-kota pada track menuju masa depan yang lebih bersih, lebih sehat lebih kuat dan lebih inklusif. Kota-kota C40 di belahan dunia Selatan diperkirakan menghasilkan 2 juta ton methane per tahun.

Sebagai warga kota mungkin kita dan paroki2 kita dapat berperan serta dan memberi kontribusi positif pada rancangan2 kota-kota kita menuju kebaikan yang lebih besar.