Daftar Blog Saya

Kamis, 17 November 2022

MENENTUKAN PRIORITAS UNTUK MENGENDALIKAN STRES

 


 

Sibuk adalah nama permainan zaman sekarang. Misalnya, orangtua bisa menyebut ratusan daftar aktivitas yang harus mereka lakukan setiap hari hingga tak punya waktu luang lagi. Kan ada pengemudi taksi untuk mengantarkan anak-anak mereka ke tempat olahraga, mengikuti kursus menari, atau ikut les musik. Orangtua juga harus memantau pekerjaan rumah anak-anak mereka dan komitmen mereka pada gereja. Di antara semua kegiatan ekstra kurikuler, orangtua harus punya waktu untuk bekerja menyiapkan makanan, membersihkan rumah, mencuci, menyeterika – di samping itu juga melakukan pekerjaan sosial sebagai relawan, memelihara hubungan dengan keluarga besar, kerabat dan dan handai tolan. Juga waktu untuk tidur. Pada umumnya mereka tertidur karena kelelahan.

            Adalah bijaksana jika kita mau mengingat bahwa setiap orang mendapat jatah waktu yang sama setiap hari (86.400 detik). Tak seorangpun mendapat lebih dari itu, atau kurang dari itu. Namun kita semua dapat memilih, mau menggunakan waktu kita setiap hari itu untuk melakukan apa, sesuai pilihan kita sendiri. Mutu kehidupan kita ditentukan oleh cara kita membuat prioritas penggunaan waktu itu, dan bagaimana kita memanfaatkan waktu.                                                                                                           

            Ada cerita lama tentang tiga orang tukang bangunan rumah yang sedang menyusun batu. Seseorang datang menjumpai mereka dan mengajukan pertanyaan yang sama kepada masing-masing tukang: “Apa yang sedang Anda lakukan?” Tukang yang pertama meludah ke tanah, lalu mendongak memandang orang itu. “Aku sedang menyusun bata untuk tembok. Emangnya aku kelihatan sedang apaan, sih?” Tukang yang kedua melenguh sambil mengangkat alisnya, “Aku cari uang untuk hidup.” Tukang yang ketiga mengangkat mukanya dan matanya berkilat-kilat, katanya, “Aku sedang membangun sebuah katedral!” Menurut Anda, tukang yang mana yang di akhir hari itu akan merasa paling segar? Pandangan siapakah yang paling positif dan menguntungkan?

            Suatu pepatah dari Timur mengajarkan bahwa “pikiran adalah kenyataan.” Sikap dan wawasan kita menentukan apa yang menjadi prioritas dalam hidup kita. Supaya hidup kita seimbang dan utuh, kita harus mampu mengambil keputusan dalam pemanfaatan waktu dan menentukan apa yang penting untuk dilakukan. Kita tidak dapat menikmati kebersamaan dengan seorang teman jika kita merasa koyak moyak, karena perhatian kita terpecah-pecah ditarik ke segala arah. Kita tidak akan dapat melihat berkat dan karunia yang ada di hadapan kita jika kita memandang jauh ke seberang lain dan memikirkan krisis apa yang bakal kita hadapi di depan sana nanti. Kita juga tidak bisa melihat “katedral” jika kita hanya memusatkan perhatian pada “bata” dan “upah uang” saja.                                                                                                                             

            Kita perlu bertanya lebih dulu, bagi kita “Apa yang benar-benar penting?” Hidup kita niscaya kita jalani dengan cara yang berbeda jika kita sering-sering mengolah pertanyaan ini. Mungkin kita akan memilih untuk bermain layang-layang dengan anak kita daripada bekerja lembur; memilih pergi ke bioskop dengan seorang teman, atau duduk di teras belakang dan menikmati cuaca yang indah, atau menengok wajah Tuhan pada bayi yang baru dilahirkan; mungkin kita memilih untuk merasakan berkat dari orang yang lebih tua, ketika kita duduk menemani dan bersedia mendengarkan cerita kebanggaannya dikisahkan berulang kali.                                                                

            Ada cerita tentang seorang perempuan yang sangat ingin tahu surga itu seperti apa. Ia terus menerus berdoa demi rasa ingin tahunya itu. Pada suatu malam ia bermimpi. Dalam mimpinya itu seorang malaikat datang dan membawanya pergi. Mereka sampai di suatu jalan dan di sana ada bangunan rumah yang tampaknya biasa saja. Malaikat itu berkata, “Pergi dan lihatlah dalamnya.”                                                          

            Maka pergilah perempuan itu ke dalam rumah yang ditunjukkan itu. Di sana ia melihat seorang wanita lain sedang mempersiapkan makan malam. Ada seorang lelaki sedang membaca surat kabar. Di dekatnya, anak-anak sedang bermain-main. Perempuan itu kembali menjumpai malaikat yang membawanya ke situ dan bertanya, “Apakah surga hanya seperti itu?”                                                                                                               

            Malaikat itu menjawab, “Orang-orang yang kamu lihat di rumah itu bukan di surga. Tetapi surgalah yang ada di dalam diri mereka.”                                            

            Pada akhir hidup kita nanti, apakah kita masih peduli dengan seluruh jam kerja kita, semua kepanitiaan di mana kita menjadi salah seorang anggotanya, atau bahkan semua uang yang telah berhasil kita kumpulkan? Ataukah kita lebih berharap agar punya lebih banyak waktu untuk tertawa, bicara dengan orang yang kita sayangi, bersantai, mengisi hati dan jiwa kita dengan kenangan-kenangan yang diberikan oleh kehidupan? Kukira kita semua akan memilih yang terakhir.                                                                  

            Jika kita dapat menentukan apa yang menjadi prioritas untuk hari-hari kita dan memfokuskan upaya kita untuk hal-hal yang penting itu, kita niscaya dapat menikmati kehidupan ini dan mengurangi stres yang kita tanggung. Kita tak perlu merasa bersalah karena meluangkan lebih banyak waktu kita bersama dengan orang-orang yang kita sayangi dan memanfaatkan waktu itu untuk melakukan hal-hal yang sungguh-sungguh kita sukai, semata-mata karena kita senang melakukannya.                                               

            Belajar santai di masa ini memang bukan sesuatu yang diajarkan oleh kebudayaan modern yang serba sibuk. Mereka bilang, jangan kasih kendor. Sulit sekali untuk mengendorkan kegiatan kita. Maka kita perlu berlatih membuat prioritas, memisahkan apa yang penting dari hal yang tidak penting. Sedikit santai dan menentukan prioritas niscaya mengurangi stres dalam kehidupan kita, karena jika kita terampil melakukannya, maka kita punya cukup waktu untuk mendapatkan surga yang ada dalam diri kita sekarang juga.                                    

                                                                                                                                            

Tentukan Prioritas

·        Jika Anda tinggal punya waktu untuk hidup enam bulan lagi, apakah yang akan Anda lakukan dengan waktu Anda itu? Tuliskanlah gagasan Anda dalam sebuah buku harian, misalnya:                                                                                                             

-        Dengan siapa Anda hendak meluangkan lebih banyak waktu?                               

-        Apa saja yang akan sungguh-sungguh Anda lakukan?                                           

-        Bagian hidup Anda yang manakah yang Anda anggap sangat penting?

·        Tuliskan tiga hal Anda anggap paling penting:                     

-        Berilah nomor urutannya, apakah yang ke-1, yang ke-2, atau yang ke-3.

-        Seandainya seseorang memeriksa jadwal kesibukan Anda sehari-hari, kira-kira bagaimanakah nilai-nilai kepentingan itu nyatanya tampak digambarkan oleh cara Anda menggunakan waktu?

·        Buatlah daftar impian yang hendak Anda capai dalam hidup Anda. Di belakang setiap pernyataan impian Anda itu tulislah apa yang akan Anda lakukan untuk mewujudkan impian itu. Bersikaplah realistis. Mungkin sesuatu memerlukan waktu pelaksanaan lebih dari sehari atau seminggu.                                                                                    

·        Ambillah kalender Anda dan tandailah sekurang-kurangnya dua tanggal setiap bulan yang akan Anda manfaatkan untuk diri Anda sendiri (misalnya untuk pergi nonton bioskop atau makan di restoran atau minum di warung kopi).

·        Buatlah ketentuan kebijakan sehubungan dengan hal-hal yang penting dan tanggal pilihan Anda. Ingatlah jawaban-jawaban pribadi Anda untuk tiga latihan yang terdahulu di atas – yaitu tentang apa yang akan Anda lakukan jika Anda tinggal punya waktu setahun untuk hidup, tiga hal yang bernilai penting bagi Anda, dan daftar impian Anda – lalu tentukanlah kebijakan sehubungan dengan hal/tindakan yang biasanya mengganggu Anda dalam mengikuti prioritas Anda. Misalnya : Nilai – meluangkan waktu akhir pekan dengan pasanganku dan anak-anak. Kebijakan : Aku tidak akan memeriksa e-mail kantor/bisnis pada akhir pekan, atau tidak akan melakukan pekerjaan kantor/bisnis setiap hari Minggu. Membuat kebijakan seperti itu seperti membuat pagar yang membatasi beberapa tindakan tertentu, supaya Anda dapat mencapai prioritas Anda, termasuk mimpi-mimpi Anda.

·        Sekarang bangunlah dan lakukan sesuatu yang dianggap sama sekali “tidak berguna”, tetapi sesuai dengan Nilai-nilai dan Prioritas Anda, misalnya merangkul orang yang Anda sayangi, mendengarkan CD musik kesayangan Anda, membuat kue, bermain bola basket dengan anak Anda, berjalan-jalan sambil bersiul-siul atau bersenandung mengelilingi kawasan tempat tinggal Anda, atau menanam bunga, atau membuat mainan.                                                                                                                           

·        Salah satu cara membuat jalur prioritas Anda tetap terpelihara adalah membuat catatan harian. Dalam bukunya, Life’s Companion, Christina Baldwin menyatakan bahwa “Menulis terus menerus mengungkapkan agenda pikiran Anda di balik hal-hal yang tampak.” Metode ini khususnya sangat berguna dalam menyalurkan hal-hal yang membuat stres, dan bila kita sudah selesai melakukannya, hasilnya menyadarkan kita, apakah tindakan kita hari ini masih terarah pada tujuan hidup kita. Petunjuk: Ambillah bulpen dan mulailah menulis apa saja pada selembar kertas. Mungkin Anda dapat menulis tentang apa saja yang terjadi selama hari itu. Tulislah tentang seseorang yang Anda jumpai. Tetapi jangan ambil peduli tentang bagaimana susunan gagasan Anda, biarkan saja pikiran Anda mengalir, tercurah keluar dulu. Biarlah bulpen Anda bergerak terus. Jika macet, tulislah nama barang-barang yang ada dalam ruangan Anda, terus dan terus. Jika Anda merasa sudah menuliskan semuanya, berhentilah. Perhatikan perasaan Anda mengenai kesesuaian hari itu dengan prioritas yang telah Anda tetapkan.                                                                                             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar