Daftar Blog Saya

Sabtu, 05 November 2022

Ptolemeus Dinasti di Mesir dan Seleukus Dinasti di Yunani

 


Nama empatbelas penguasa yang memerintah di Mesir dari sekitar 323 – 30 SM. Nama itu berasal dari pendiri dinasti, yaitu Ptolemeus I Soter (memerintah 304-285 SM); setiap pengganti laki-laki baginya lalu menggunakan nama itu.


                                                        Ptolemeus I Soter

      Dengan kematian Aleksander Agung, Ptolemeus, putera Lagus, salah seorang panglima yang cakap dari Aleksander, meminta untuk dijadikan satrap (gubernur) di Mesir sekaligus mengakui kedudukan para ahli waris Aleksander, yaitu saudara tiri Aleksander Filipus dan putera Aleksander yang bayi, Aleksander Muda. Namun pada tahun 310 SM Aleksander Muda dibunuh dan kesatuan Kerajaan Makedonia yang luas terpecah belah karena para panglima kerajaan berebut untuk mendapatkan tahta. Perang saudara memunculkan beberapa negara pecahan, termasuk dinasti Seleukus dan dinasti Ptolemeus. Ptolemeus memaklumkan diri sebagai raja Mesir pada tahun 304 SM dan mewariskan tahta kepada puteranya Ptolemeus II Filadelfus (memerintah 285-246 SM). Raja-raja Ptolemeus yang pertama, Ptolemeus I, II dan III Ewergetes (memerintah 246-221 SM)

                       

                         Ptolemeus II Filadelfus (atas) dan Ptolemeus III Ewergetes

sangat besar perannya dalam memantapkan Mesir Ptolemeus sebagai kekuatan besar di Timur, dan selanjutnya perluasan kerajaan hingga mencapai Palestina, Koile-Siria, dan kawasan Laut Tengah. Kemerosotan terjadi melalui perseteruan dengan para raja Seleukus, yang mendepak Ptolemeus keluar dari Siria dan Palestina pada akhir abad ketiga dan permulaan abad kedua SM. Lepasnya Palestina menggerakkan pemberontakan Yahudi terhadap kekuasaan Seleukus yang dilukiskan dalam kitab-kitab Makabe.


                                            Ptolemeus V Epifanes

      Gejolak dalam negeri Mesir yang memecah belah dinasti Ptolemeus bermula di bawah Ptolemeus VI Filometer (memerintah 180-145 SM; 1 Mak 10:51-58; 11:1-18; 15:16). Kemunduran politik mewarnai pemerintahan selanjutnya dalam dinasti Ptolemeus. Persaingan keluarga, saling bunuh, dan ketidak puasan umum bersamaan dengan munculnya Roma sebagai kekuatan besar di kawasan Laut Tengah. Dinasti Ptolemeus mencapai masa keemasan yang hanya sebentar di bawah Ratu Kelopatra yang suka bertualang cinta, bermain asmara dengan dua panglima Roma, Yulius Caesar dan Markus Antonius. Bersama dengan Antonius, Kleopatra dikalahkan Roma di bawah Oktavianus [Augustus] dalam pertempuran di Actium (31 SM). Kleopatra bunuh diri, dan puteranya, anak dari Yulius Caesar, Ptolemeus XV Caesarion, menyusul bunuh diri tak lama kemudian. Dengan demikian Dinasti Ptolemeus berakhir dan Mesir jatuh ke dalam kekuasaan Roma.

 

DINASTI PTOLEMEUS (304-30 SM)

Ptolemeus I Soter (323-285 SM)

Ptolemeus IX Soter II (116-108 SM)

Ptolemeus II Filadelfus (285-246 SM)

Ptolemeus X Aleksander (108-88 SM)

Ptolemeus III Ewergetes (246-221 SM)

Ptolemeus XI Aleksander II (80 SM)

Ptolemeus IV Filopater (221-205 SM)

Ptolemeus XII Auletes (80-51 SM)

Ptolemeus V Epifanes  (205-180 SM)

Ptolemeus XIII + Kleopatra VII (51-47)

Ptolemeus VI Filometer (180-145 SM)

Ptolemeus XIV + Kleopatra VII (47-44)

Ptolemeus VII Neos Filopator (145 SM)

Ptolemeus XV Caesarion + Kleopatra VII (44-30 SM)

Ptolemeus VIII Ewergetes II (145-116)

 



Seleukus

                        Daerah kekuasaan Ptolemeus I Soter (biru) dan Seleukus (kuning)

Dinasti Yunani yang didirikan sesudah kematian Aleksander Agung pada tahun 323 SM oleh salah seorang panglimanya, Seleukus I Nikator. Dinasti Seleukus memerintah suatu kerajaan yang wilayahnya meliputi Asia Kecil, Siria dan Babilonia, hingga Roma merebut semuanya pada abad pertama SM. Sebagai salah seorang panglima utama Aleksander Agung, Seleukus I Nikator adalah anggota dari apa yang disebut Diadokhi (“Para pengganti”) yang membagi-bagi kerajaan Aleksander Agung yang sedemikian luasnya pada suatu pertemuan pada tahun 320 SM di Triparadisus (Ribla). Seleukus menerima Babilonia sebagai wilayah kekuasaannya. Perang tak terelakkan lagi di antara para jendral yang saling bersaing dan Seleukus terpaksa mendekat kepada Ptolemeus I ketika ia diserang oleh Antigonus. Gabungan kekuatan Seleukus dan Ptolemeus mengalahkan Antigonus pada tahun 312 dan menandainya awal dari Dinasti Seleukus. Seleukus menggunakan sebutan raja pada tahun 305 SM dan pada tahun 301 SM ia memenangkan pertempuran di Ipsus, Asia Kecil, yang meluaskan daerahnya sampai ke Kapadokia dan Armenia serta sebagian besar dari Siria. Untuk melakukan suatu kekompakan politik, budaya dan militer dalam kerajaan yang terentang dari Indus hingga Laut Tengah itu, Seleukus dan pewarisnya, Antiokhus I Soter (memerintah 280-261 SM) mendirikan banyak sekali koloni-koloni Yunani yang sangat besar peranannya dalam menyebarkan Helenisme di seluruh Timur Dekat. Pusat-pusat Helenisme ini meliputi termasuk Antiokhia di Siria, Antiokhia Pisidia, Apamea, Edesa, Selesia, Dura-Europus dan Laodikea.



      Dinasti Seleukus dengan segera bersaing ketat dengan Dinasti Ptolemeus di Mesir, dan Siria serta Palestina sering menjadi medan perang mereka. Ptolemeus II menaklukkan sebagian besar dari Siria dan Damsyik pada tahun 301 SM, dan Seleukus terpaksa harus mengakui dominasi Ptolemeus atas Palestina. Pada tahun 278 SM Ptolemeus II berusaha merebut Siria utara dan dikalahkan oleh Antiokhus I. Perang-perang berlanjut, tetapi pada tahun 198 SM  Antiokhus III yang Agung (memerintah 223-187 SM) mengalahkan orang-orang Mesir di Paneas dan menguasai Palestina. Tetapi kekuasaan dinasti itu kemudian mulai runtuh ketika Seleukus dikalahkan Roma di Magnesia pada tahun 190 SM, sesudah mereka melepaskan Asia Minor sebelah barat Pegunungan Taurus. Garis keturunan raja-raja Seleukus tidak bisa bertahan lama lagi dan berantakan setelah kematian Antiokhus VII Sidetes pada tahun 129 SM  dengan munculnya perang saudara dalam perebutan tahta. Pesaing-pesaing di sekeliling, misalnya Tigran dari Armenia (memerintah tahun 83-69) merebut sebagian dari wilayah mereka hingga bangsa Roma, di bawah Pompeyus Agung, melindas Dinasti Seleukus dan menjadikan Siria suatu provinsi dari Roma.

      Dinasti Seleukus masuk dalam catatan Kitb Suci terutama karena keterlibatan mereka di Palestina. Seleukhus IV Filopator (memerintah 187-175 SM) mengirim menterinya Heliodorus ke Yerusalem untuk menjarah harta kekayaan Bait Allah (2 Mak 3:7-39; bdk Dan 11:20). Yang sangat menonjol adalah upaya Antiokhus IV Epifanes dalam rangka Helenisasi masyarakat Yahudi yang ada dalam kekuasaannya (1 Mak 1:20-62; 2:1-48). Kebijakan yang keras ini menyebabkan Perang Makabe.

 


Dinasti Seleukus

Seleukus I Nikator (memerintah 312-281 SM).

Antiokhus I Soter (memerintah 281 – 261 SM)

Antiokhus II Theos (memerintah 261-246 SM)

Seleukus II Kalinikus (memerintah 246-226 SM)

Seleukus III Soter (memerintah 226-223 SM)

Antiokhus IV yang Agung (memerintah 223-187 SM)

Seleukus IV Filopator (memerintah 187-175 SM)

Antiokhus IV Epifanes (memerintah 175-164 SM)

Antiokhus V Eupator (memerintah 164-162 SM)

Demetrius I Soter (memerintah 162-150 SM)

Aleksander Balas (memerintah 150-145 SM)

Demetrius II Nikator (memerintah 145-139 SM)

Antiokhus VI Dionisus (memerintah 145-142 SM)

Antiokhus VII Sidetes (memerintah 138-129 SM)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar