Nama
empatbelas penguasa yang memerintah di Mesir dari sekitar 323 – 30 SM. Nama itu
berasal dari pendiri dinasti, yaitu Ptolemeus I Soter (memerintah 304-285 SM);
setiap pengganti laki-laki baginya lalu menggunakan nama itu.
Ptolemeus I Soter
Dengan kematian Aleksander Agung, Ptolemeus, putera Lagus, salah seorang panglima yang cakap dari Aleksander, meminta untuk dijadikan satrap (gubernur) di Mesir sekaligus mengakui kedudukan para ahli waris Aleksander, yaitu saudara tiri Aleksander Filipus dan putera Aleksander yang bayi, Aleksander Muda. Namun pada tahun 310 SM Aleksander Muda dibunuh dan kesatuan Kerajaan Makedonia yang luas terpecah belah karena para panglima kerajaan berebut untuk mendapatkan tahta. Perang saudara memunculkan beberapa negara pecahan, termasuk dinasti Seleukus dan dinasti Ptolemeus. Ptolemeus memaklumkan diri sebagai raja Mesir pada tahun 304 SM dan mewariskan tahta kepada puteranya Ptolemeus II Filadelfus (memerintah 285-246 SM). Raja-raja Ptolemeus yang pertama, Ptolemeus I, II dan III Ewergetes (memerintah 246-221 SM)
Ptolemeus II Filadelfus (atas) dan Ptolemeus III Ewergetes
sangat besar perannya dalam memantapkan Mesir Ptolemeus sebagai kekuatan besar di Timur, dan selanjutnya perluasan kerajaan hingga mencapai Palestina, Koile-Siria, dan kawasan Laut Tengah. Kemerosotan terjadi melalui perseteruan dengan para raja Seleukus, yang mendepak Ptolemeus keluar dari Siria dan Palestina pada akhir abad ketiga dan permulaan abad kedua SM. Lepasnya Palestina menggerakkan pemberontakan Yahudi terhadap kekuasaan Seleukus yang dilukiskan dalam kitab-kitab Makabe.
Ptolemeus V Epifanes
Gejolak dalam negeri Mesir yang memecah belah
dinasti Ptolemeus bermula di bawah Ptolemeus VI Filometer (memerintah 180-145
SM; 1 Mak 10:51-58; 11:1-18; 15:16). Kemunduran politik mewarnai pemerintahan
selanjutnya dalam dinasti Ptolemeus. Persaingan keluarga, saling bunuh, dan
ketidak puasan umum bersamaan dengan munculnya Roma sebagai kekuatan besar di
kawasan Laut Tengah. Dinasti Ptolemeus mencapai masa keemasan yang hanya
sebentar di bawah Ratu Kelopatra yang suka bertualang cinta, bermain asmara
dengan dua panglima Roma, Yulius Caesar dan Markus Antonius. Bersama dengan
Antonius, Kleopatra dikalahkan Roma di bawah Oktavianus [Augustus] dalam pertempuran
di Actium (31 SM). Kleopatra bunuh diri, dan puteranya, anak dari Yulius
Caesar, Ptolemeus XV Caesarion, menyusul bunuh diri tak lama kemudian. Dengan
demikian Dinasti Ptolemeus berakhir dan Mesir jatuh ke dalam kekuasaan Roma.
DINASTI
PTOLEMEUS (304-30 SM) |
|
Ptolemeus I Soter
(323-285 SM) |
Ptolemeus IX
Soter II (116-108 SM) |
Ptolemeus II
Filadelfus (285-246 SM) |
Ptolemeus X
Aleksander (108-88 SM) |
Ptolemeus III
Ewergetes (246-221 SM) |
Ptolemeus XI
Aleksander II (80 SM) |
Ptolemeus IV
Filopater (221-205 SM) |
Ptolemeus XII
Auletes (80-51 SM) |
Ptolemeus V
Epifanes (205-180 SM) |
Ptolemeus XIII +
Kleopatra VII (51-47) |
Ptolemeus VI
Filometer (180-145 SM) |
Ptolemeus XIV +
Kleopatra VII (47-44) |
Ptolemeus VII
Neos Filopator (145 SM) |
Ptolemeus XV
Caesarion + Kleopatra VII (44-30 SM) |
Ptolemeus VIII
Ewergetes II (145-116) |
|
Dinasti Yunani yang
didirikan sesudah kematian Aleksander Agung pada tahun 323 SM oleh salah seorang
panglimanya, Seleukus I Nikator. Dinasti Seleukus memerintah suatu kerajaan
yang wilayahnya meliputi Asia Kecil, Siria dan Babilonia, hingga Roma merebut
semuanya pada abad pertama SM. Sebagai salah seorang panglima utama Aleksander
Agung, Seleukus I Nikator adalah anggota dari apa yang disebut Diadokhi (“Para
pengganti”) yang membagi-bagi kerajaan Aleksander Agung yang sedemikian luasnya
pada suatu pertemuan pada tahun 320 SM di Triparadisus (Ribla). Seleukus
menerima Babilonia sebagai wilayah kekuasaannya. Perang tak terelakkan lagi di
antara para jendral yang saling bersaing dan Seleukus terpaksa mendekat kepada
Ptolemeus I ketika ia diserang oleh Antigonus. Gabungan kekuatan Seleukus dan
Ptolemeus mengalahkan Antigonus pada tahun 312 dan menandainya awal dari
Dinasti Seleukus. Seleukus menggunakan sebutan raja pada tahun 305 SM dan pada
tahun 301 SM ia memenangkan pertempuran di Ipsus, Asia Kecil, yang meluaskan
daerahnya sampai ke Kapadokia dan Armenia serta sebagian besar dari Siria.
Untuk melakukan suatu kekompakan politik, budaya dan militer dalam kerajaan
yang terentang dari Indus hingga Laut Tengah itu, Seleukus dan pewarisnya,
Antiokhus I Soter (memerintah 280-261 SM) mendirikan banyak sekali
koloni-koloni Yunani yang sangat besar peranannya dalam menyebarkan Helenisme
di seluruh Timur Dekat. Pusat-pusat Helenisme ini meliputi termasuk Antiokhia di
Siria, Antiokhia Pisidia, Apamea, Edesa, Selesia, Dura-Europus dan Laodikea.
Dinasti Seleukus dengan segera bersaing
ketat dengan Dinasti Ptolemeus di Mesir, dan Siria serta Palestina sering
menjadi medan perang mereka. Ptolemeus II menaklukkan sebagian besar dari Siria
dan Damsyik pada tahun 301 SM, dan Seleukus terpaksa harus mengakui dominasi
Ptolemeus atas Palestina. Pada tahun 278 SM Ptolemeus II berusaha merebut Siria
utara dan dikalahkan oleh Antiokhus I. Perang-perang berlanjut, tetapi pada
tahun 198 SM Antiokhus III yang Agung
(memerintah 223-187 SM) mengalahkan orang-orang Mesir di Paneas dan menguasai
Palestina. Tetapi kekuasaan dinasti itu kemudian mulai runtuh ketika Seleukus
dikalahkan Roma di Magnesia pada tahun 190 SM, sesudah mereka melepaskan Asia
Minor sebelah barat Pegunungan Taurus. Garis keturunan raja-raja Seleukus tidak
bisa bertahan lama lagi dan berantakan setelah kematian Antiokhus VII Sidetes
pada tahun 129 SM dengan munculnya
perang saudara dalam perebutan tahta. Pesaing-pesaing di sekeliling, misalnya
Tigran dari Armenia (memerintah tahun 83-69) merebut sebagian dari wilayah
mereka hingga bangsa Roma, di bawah Pompeyus Agung, melindas Dinasti Seleukus
dan menjadikan Siria suatu provinsi dari Roma.
Dinasti Seleukus masuk dalam catatan Kitb
Suci terutama karena keterlibatan mereka di Palestina. Seleukhus IV Filopator
(memerintah 187-175 SM) mengirim menterinya Heliodorus ke Yerusalem untuk
menjarah harta kekayaan Bait Allah (2 Mak 3:7-39; bdk Dan 11:20). Yang sangat
menonjol adalah upaya Antiokhus IV Epifanes dalam rangka Helenisasi masyarakat
Yahudi yang ada dalam kekuasaannya (1 Mak 1:20-62; 2:1-48). Kebijakan yang
keras ini menyebabkan Perang Makabe.
Dinasti
Seleukus
Seleukus I Nikator
(memerintah 312-281 SM).
Antiokhus I Soter
(memerintah 281 – 261 SM)
Antiokhus II Theos
(memerintah 261-246 SM)
Seleukus II
Kalinikus (memerintah 246-226 SM)
Seleukus III Soter
(memerintah 226-223 SM)
Antiokhus IV yang
Agung (memerintah 223-187 SM)
Seleukus IV
Filopator (memerintah 187-175 SM)
Antiokhus IV
Epifanes (memerintah 175-164 SM)
Antiokhus V Eupator
(memerintah 164-162 SM)
Demetrius I Soter
(memerintah 162-150 SM)
Aleksander Balas
(memerintah 150-145 SM)
Demetrius II
Nikator (memerintah 145-139 SM)
Antiokhus VI
Dionisus (memerintah 145-142 SM)
Antiokhus VII
Sidetes (memerintah 138-129 SM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar