Daftar Blog Saya

Rabu, 09 November 2022

HARI, HARI TUHAN

 



Di dalam Kitab Suci, pengertian “hari” kurang lebih sama dengan makna yang terkandung dalam bahasa kita sekarang. Terutama, hari adalah masa-waktu dari matahari terbit sampai matahari tenggelam, lawannya malam (misalnya lihat Bil 11:32). Bisa juga berarti seluruh waktu malam dan siang dari matahari terbenam hingga matahari terbenam lagi (lihat misalnya Im 23:32). Di dalam Perjanjian Lama, pembagian waktu hari menurut alam: pagi, siang, sore. Di dalam Perjanjian Baru digunakan sistem pembagian waktu Yunani di mana hari sejak pagi sampai sore dibagi menjadi dua belas jam. Malam biasanya dibagi menjadi empat “jam jaga” (Mat 14:25; Mrk 13:35; Luk 12:38). “Jam-jam” dari suatu hari dimulai pada saat matahari terbit dan lamanya berbeda menurut masa tahun (Mat 20:3-6; Mrk 15:25; Yoh 1:39; 4:6.52; 11:9; Kis 2:15; 10:9). Keenam tahap dalam Penciptaan dunia disebut “hari” dalam Kitab Kejadian, masing-masing dan “petang” dan “pagi” (Kej 1:1-2:3).

            Cerita penciptaan dalam Kitab Kejadian menggunakan kata Ibrani untuk “hari” dengan cara             yang berbeda-beda (dalam Kej 2:4 misalnya, “hari” merujuk pada seluruh pekan).

Hari Tuhan  (1)  

Suatu ungkapan Kitab Suci untuk “saat pengadilan Tuhan”. Beberapa frasa yang berhubungan termasuk “hari murka Tuhan” atau “harinya Tuhan”. Mengungkapkan harapan eskatologis bahwa kekuatan dan kemuliaan Tuhan yang besar akan dinyatakan dalam sejarah, tetapi juga rasa takut akan dilakukannya “perhitungan” oleh Tuhan. Frasa itu muncul sekitar dua puluh empat kali di dalam Kitab Nabi-nabi (Yesaya, Yoel, Amos dan Zefanya) dan sekali dalam Kitab Ratapan (Rat 2:22).

      Hari Tuhan digambarkan dalam kerangka kuasa dan keagungan, di mana Tuhan muncul dalam kemuliaan kosmos untuk mengadili dan mengalahkan musuh-musuh kebenaran. Salah satu rujukan yang tertua dari hari Tuhan adalah Am 5:18-20, di mana Amos bertanya: “Bukankah hari Tuhan itu kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tidak bercahaya?” (Am 5:20). Pengertian itu pasti sudah populer, karena Amos menentang: “mereka yang menginginkan hari Tuhan”: sebagian bangsa Israel mengharapkannya, tetapi Amos melihatnya sebagai hari pengadilan atas Israel (Am 3:1-2; 6:3; 8:9), suatu gambaran yang juga digunakan oleh nabi-nabi dari zaman pra-Pembuangan (bdk Yes 2:11-17; 13:9-10; Zef 1:7-11, 12-18; 2:1-3).

      Di kalangan nabi-nabi dari zaman pasca-Pembuangan, “hari Tuhan” mengungkapkan harapan akan keselamatan eskatologis bagi |Israel. Peristiwanya masih dibayangkan dengan ciri-ciri kekuatan yang menghancurkan dan memusnahkan, tetapi kemudian pengadilan atas yang durhaka diimbangi oleh pembebasan sisa-sisa Israel yang benar (bdk Yl 2:2; Za 14:1; Yeh 38-39), ketika musuh-musuh Israel akan dikalahkan dan hukuman terakhir akan dijatuhkan.

      Di dalam Perjanjian Baru “hari Tuhan” itu menjadi “hari Tuhan kita Yesus Kristus” (1 Kor 1:8). Yaitu hari di mana Kristus, Anak Manusia (bdk Luk 17:24.30) akan kembali dengan mulia membawa kebebasan dan melakukan  pengadilan (1 Kor 1:8; 2 Kor 1:14; Flp 1:6.10; 2:16). Dalam pengertian historis, hari Tuhan dpat dipandang merujuk pada kehancuran Yeruslem pada tahun 70M; secara liturgis “Hari Tuhan” (2) di mana umat Kristen berkumpul untuk beribadat (Why 1:10) memenuhi gambaran “Hari Tuhan” (1) juga. Kedua pengertian itu mengarah pada akhir zaman, ketika kemuliaan Yesus yang sepenuhnya akan dinyatakan kepada kita semua (1 Tes 5:2.4).



Hari Tuhan (2)  

Sebutan yang diberikan umat Kristen perdana untuk hari Minggu, yaitu hari bagi umat Kristen untuk beribadat dan beristirahat. Hari Minggu, hari sesudah Sabat Yahudi, diperingati sebagai hari kebangkitan Yesus Kristus dari mati (Luk 24:1-5). Visiun Yohanes dalam Kitab Wahyu berkenaan dengan Hari Tuhan ini (Why 1:10).

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar