Daftar Blog Saya

Tampilkan postingan dengan label Benediktus XVI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Benediktus XVI. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 08 Oktober 2022

“Ibu Sabda dan Ibu Kegembiraan”

Bacaan Injil hari ini (Luk 11:27-28) pendek namun sarat hikmat. Dalam bulan Rosario sabda Yesus langsung mengingatkan kita kepada Bunda Maria, Bunda Sabda dan Bunda Kebahagiaan. Untuk itu saya petikkan renungan Paus Benediktus XVI yang dimuat dalam Anjuran Apostolik Verbum Domini (30 September 2010) tentang Sabda Allah dan hidup dan perutusan Gereja, art 124.



Hubungan erat antara Sabda Allah dan sukacita tampak jelas dalam diri Bunda Allah. Marilah kita mengingat perkataan Santa Elisabet: “Berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.” (Luk. 1:45). Maria berbahagia karena ia memiliki iman, karena ia percaya, dan dalam imannya ia menerima Sabda Allah dalam rahimnya untuk memberikan-Nya kepada dunia. Sukacita yang lahir dari Sabda sekarang dapat diperluas kepada semua yang, oleh iman, membiarkan diri mereka diubah oleh Sabda Allah. Injil Lukas

menampilkan misteri sikap mendengarkan dan sukacita dalam dua teks. Yesus berkata, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya”(8:21). Dan sebagai jawaban kepada seorang wanita dari orang banyak yang memberkati rahim yang melahirkan Dia dan payudara yang menyusui-Nya, Yesus mengungkapkan rahasia sukacita sejati: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya!” (11:28). Yesus memperlihatkan keagungan Maria yang sesungguhnya, dengan memungkinkan kita masing-masing untuk mendapat kebahagiaan yang berasal dari Sabda yang diterima dan dipraktikkan. ... semoga setiap hari dari hidup kita dibentuk oleh perjumpaan yang dibarui dengan Kristus, Sabda Bapa yang menjadi daging: Ia ada pada permulaan dan akhir dan “segala sesuatu ada di dalam Dia” (Kol. 1:17). Marilah kita hening agar dapat mendengar Sabda Tuhan dan merenungkannya, sehingga dengan karya Roh Kudus Sabda itu dapat tetap tinggal dalam hati kita dan berbicara kepada kita seluruh hari dari hidup kita. Dengan cara ini Gereja akan selalu diperbarui dan dimudakan kembali, berkat Sabda Tuhan yang tetap tinggal selamanya (bdk. 1Ptr. 1:25; Yes. 40:8).