Bacaan Injil hari ini (Luk 11:27-28) pendek namun sarat hikmat. Dalam bulan Rosario sabda Yesus langsung mengingatkan kita kepada Bunda Maria, Bunda Sabda dan Bunda Kebahagiaan. Untuk itu saya petikkan renungan Paus Benediktus XVI yang dimuat dalam Anjuran Apostolik Verbum Domini (30 September 2010) tentang Sabda Allah dan hidup dan perutusan Gereja, art 124.
Hubungan erat antara Sabda Allah dan sukacita tampak
jelas dalam diri Bunda Allah. Marilah kita mengingat perkataan Santa Elisabet:
“Berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari
Tuhan, akan terlaksana.” (Luk. 1:45). Maria berbahagia karena ia memiliki iman,
karena ia percaya, dan dalam imannya ia menerima Sabda Allah dalam rahimnya
untuk memberikan-Nya kepada dunia. Sukacita yang lahir dari Sabda sekarang
dapat diperluas kepada semua yang, oleh iman, membiarkan diri mereka diubah
oleh Sabda Allah. Injil Lukas
menampilkan misteri sikap mendengarkan dan sukacita dalam
dua teks. Yesus berkata, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang
mendengarkan firman Allah dan melakukannya”(8:21). Dan sebagai jawaban kepada
seorang wanita dari orang banyak yang memberkati rahim yang melahirkan Dia dan
payudara yang menyusui-Nya, Yesus mengungkapkan rahasia sukacita sejati: “Yang
berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya!”
(11:28). Yesus memperlihatkan keagungan Maria yang sesungguhnya, dengan
memungkinkan kita masing-masing untuk mendapat kebahagiaan yang berasal dari
Sabda yang diterima dan dipraktikkan. ... semoga setiap hari dari hidup kita
dibentuk oleh perjumpaan yang dibarui dengan Kristus, Sabda Bapa yang menjadi
daging: Ia ada pada permulaan dan akhir dan “segala sesuatu ada di dalam Dia”
(Kol. 1:17). Marilah kita hening agar dapat mendengar Sabda Tuhan dan
merenungkannya, sehingga dengan karya Roh Kudus Sabda itu dapat tetap tinggal
dalam hati kita dan berbicara kepada kita seluruh hari dari hidup kita. Dengan
cara ini Gereja akan selalu diperbarui dan dimudakan kembali, berkat Sabda
Tuhan yang tetap tinggal selamanya (bdk. 1Ptr. 1:25; Yes. 40:8).