Daftar Blog Saya

Jumat, 03 Februari 2023

HARI JUMAT TUHAN WAFAT, HATI KUDUS YESUS, JUMAT PERTAMA DALAM BULAN

1. Paskah  -  wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus merupakan inti iman kristiani, Wafat Tuhan yang disalibkan pada hari Jumat adalah tindakan pengurbanan Yesus Tuhan menebus dan menyelamatkan dunia, agar hidup dalam persekutuan dengan Allah yang kekal, yang dinyatakan dalam kebangkitan Tuhan mengalahkan maut pada Minggu Paskah. Misteri Paskah selalu dirayakan umat Kristiani dan direnungkan sebagai misteri kasih Allah yang menyelamatkan dan misteri iman yang mengalirkan kekayaan kasih sepanjang zaman.

Kebangkitan Tuhan diperingati setiap Hari Minggu, Hari Tuhan, dalam kaitan dengan harapan bahagia eskatologis pada Hari Tuhan yaitu kedatangan Yesus yang kedua-kalinya, yang diimani dengan kasihNya akan mengadili orang yang hidup dan mati, dan menuntun perilaku umat Kristiani setiap hari menuju hari akhir itu. 

Tetapi logika Kebangkitan Yesus Tuhan mengantar kita pada fakta bahwa Ia wafat. Injil menyampaikan nubuat tiga kali tentang Mesias yang menderita, wafat dan pada hari ketiga bangkit dari mati. Maka perayaan Hari Minggu sebagai Hari Tuhan yang bangkit selalu berhubungan dengan kenangan kasih akan wafatNya pada hari Jumat. Hari ketika kasih Tuhan dicurahkan sehabis-habisnya dengan pengorbanan yang suci di kayu salib,  Ketika Ia disiksa, dimahkotai duri, disalibkan, wafat, dan lambungnya ditusuk tombak. Kenangan akan penderitaan dan wafat Tuhan menyalakan dan menghidupkan api kasih kepada Tuhan yang menyelamatkan, yang diwujudkan dengan devosi khusus dan diteruskan menjadi amal kasih pada sesama meneladan tindakan kasih Yesus Tuhan.

Maka hari Jumat mendapat tempat khusus dalam devosi umat kristiani berhbungan dengan laku kasih. Jalan Salib merupakan pernyataan kenangan penderitaan dan wafat Tuhan yang menyelamatkan dan siambut dengan syukur dan hormat tak terhingga.

Perayaan Ekaristi setiap kali merupakan unsur utama devosi, gabungan pujian dan syukur atas korban (Jumat) wafat Yesus dan kebangkitan (Minggu) yang menyelamatkan.

2.  Ketika merenungkan penderitaan dan wafat Tuhan pada hari Jumat, timbul pertanyaan, mengapa semua pengorbanan besar itu terjadi. Jawabnya adalah karena kasih Allah yang tiada tara kepada umatNya. Selanjutnya ada pertanyaan lagi, dari mana asalnya kasih itu? Ada ungkapan kata "kasih-hati", karena kasih bersumber di hati. Dalam Injil berulang kali dikatakan "tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan". Maka renungan kasih selanjutnya dikaitkan dengan hati, Hati Yesus yang Mahakudus, sumber kasih yang tak terhingga.Dalam Injil Markus 7:21-23, Yesus menunjukkan kondisi hati manusia yang telah tercemar dosa: "sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, ..." Maka renungan mengantar kepada doa "Jadikan hatiku seperti hatiMu".Memohon agar hati kita penuh cinta seperti hati Yesus, dan tergerak oleh belas kasih seperti Yesus juga. Lalu menguatkan niat untuk menjaga hati. "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). 

Devosi kepada Hati Kudus Yesus sumber kasih sudah timbul dan dilaksanakan umat Kristiani sekitar tahun 1000 dan berkembang semakin luas di masa St Anselmus dan Bernardus (1050-1150).. Ordo-ordo menggerakkan devosi ini semisal Ordo Benediktin, Dominikan dan Carthusian dalam abad ke-13. 



3. Pada abad pertengahan terjadi banyak perselisihan yang menyebabkan hati orang menjadi keras, beku, dan kejam. Menuruti hati masing-masing orang mementingkan diri dan kelompoknya sendiri, membuat perpecahan di mana-mana. Masa Reformasi dan Kontra Reformasi seolah menjadi masa di mana banyak hati manusia terluka, membuka luka hati Tuhan juga untuk mengalirkan lebih banyak kasih. Tuhan dalam situasi dunia demikian itu menggerakkan pertobatan dan perubahan hati yang dimulai dari sentuhan hati pada seseorang. Lalu kita mendapat cerita tentang pengalaman rohani seorang suster, Margaretha Maria Alocoque (lahir 1647) dari Perancis. Tuhan menampakkan diri kepada Margaretha Maria Alocoque dengan menunjuk pada hatiNya. Suatu panggilan agar kasih yang memancar dari hati Tuhan diwartakan, dan agar hati manusia kembali diselaraskan dengan hati Yesus kembali, peduli, hangat, lembut, mengampuni dan memberi pertolongan. Pewartaan Margaretha Maria Alocoque tidak segera disambut, namun berangsur-angsur bertambah banyak orang mendengarkan dan mengikuti nasehat dari pewartaan itu. Devosi pada Hati Kudus Yesus diperbarui semakin hari semakin kuat, kendati sang pewarta Hati Yesus Margaretha Maria Alcoque sudah meninggal dunia (1690).

4. Magisterium Gereja mengupayakan pembaruan hati umat dalam keselarasan dengan Hati Yesus yang Kudus dari masa ke masa. Pada 1856 Paus Pius IX menetapkan Perayaan Liturgis Pesta Hati Kudus Yesus. Paus Pius XI pada 1928 mengeluarkan ensiklik Miserentissimus Redemptor tentang silih kepada Hati Kudus Yesus. Kemudian pada tahun 1956 Paus Pius XII menerbitkan Ensiklik Haurietis aquas tentang devosi kepada Hati Kudus Yesus. 

Pesta Perayaan Liturgis Hati Yesus yang Mahakudus dilaksanakan pada Minggu keda sesudah Pentakosta.

Devosi pada Hati Kudus Yesus diadakan setiap bulan, pada hari Jumat Pertama.

Pada tahun 1800 didirikan Societas (Suster) Hati Kudus.

Pada tahun 1854 didirikan Tarekat Misionaris Hati Kudus (MSC) di Prancis, yang menyebar sampai ke Indonesia. (Purwokerto, Manado, Maluku, Papua)

Pada 1848 didirikan Serikat Imam-imam Hati Kudus Yesus (Dehonian) yang kemudian juga bekerja di Indonesia (terutama Lampung)

Serikat Yesus memopulerkan devosi pada Hati Kudus Yesus. Beberapa Gereja Besar yang didirikan SJ sekitar tahun 1900 didedikasikan kepada Hati Kudus Yesus (Katedral Surabaya, Gereja Kayutangan Malang, dll)

5. Bagian tulisan berikut hendak meluruskan makna kebiasaan Jumat Pertama di beberapa tempat di Jakarta.



Pada pertengahan tahun 1970-an di Jakarta timbul gerakan memanfaatkan kekosongan waktu pada hari Jumat ketika teman-teman yang muslim sholat berjamaah di Masjid. Karyawan yang beragama Katolik dan Kristen pada waktu yang sama antara pkl 11.00-12.00 mengusahakan pembinaan rohani ekumenis di kantor-kantor yang berdekatan. Untuk karyawan Katolik, setiap Jumat pertama ada yang menyelenggarakan Perayaan Ekaristi dan kemudian disebut Misa Karyawan Jumat Pertama. Ini hanya untuk menanggapi kebutuhan lokal, yang berbeda dari devosi Jumat Pertama Gereja Universal, tetapi mungkin juga diselaraskan. Kebiasaan mengisi kekosongan waktu sementara teman muslim sembahyang dan karyawan katolik mempersembahkan misa ini di beberapa tempat pusat-pusat ndustri masih berlanjut sampai sekarang. 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar