Ronald Rolheiser OMI
Kita ikut serta dalam kurban Yesus bagi kita itu ketika kita, seperti Dia, membiarkan diri kita diremukkan; ketika kita seperti Dia, bukan menjadi diri kita lagi.
Ekaristi sebagai kurban mengundang kita menjadi
seperti bulir-bulir gandum yang digunakan untuk membuat hosti, dan butir-butir
buah anggur untuk membuat minuman anggur, dipreteli dan digiling sehingga kita
menjadi bagian dari hosti komuni dan piala anggur.
Kadang-kadang ketika membagikan komuni Santo Agustinus tidak berkata, “Tubuh Kristus,” melainkan “Terimalah dirimu.”
Ia menyatakan sesuatu yang tepat.
Yang dianggap terjadi dalam Ekaristi ialah bahwa kita
semua, dengan mempersembahkan sebagai kurban segala sesuatu yang ada pada diri kita, seharusnya menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
Lebih dari sekedar
roti dan anggur, kita semua harus berubah dengan seluruh hakekat kita. Ekaristi
sebagai kurban, meminta kita menjadi roti yang dipecah-pecahkan dan piala
kerentanan kita.