Daftar Blog Saya

Tampilkan postingan dengan label Enlist. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Enlist. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 November 2022

APA YANG DILAKUKAN PEMIMPIN?

 

Beberapa waktu yang lalu suatu  organisasi mahasiswa meminta saya bicara soal kepemimpinan. Mereka sedang melakukan kaderisasi. Wawasan mengenai kepemimpinan mereka perlukan. Sejak aktif menjadi konsultan dan trainer manajemen 1981-2001, terutama Manajemen Mutu, saya menyusun dan mengembangkan konsep tentang kepemimpinan. Sebagian bahannya berasal dari pengamatan, perjumpaan dan mendengarkan kisah dan pengalaman para wirausaha, pemilik perusahaan dan pemimpin organisasi kemasyarakatan. Saya menitik beratkan konsep wawasan kepemimpinan pada sisi apa yang dilakukan para pemimpin. Wawasan kepemimpinan ini sudah berulang kali saya sampaikan ketika saya menerangkan konsep ringkas tentang proses manajemen: planning, organizing, actuating, controlling. Leadership atau kepemimpinan hadir di semua proses itu.

Wawasan kepemimpinan ini agar mudah diingat saya sebut Kepemimpinan 6-E.

Menjawab pertanyaan pokok: apa yang dilakukan pemimpin? 6-E

Envision, Enlist, Embody, Empower, Evaluate, Encourage.




Yang pertama: Envision
Para pemimpin perusahaan dan pergerakan yang saya kenal membentuk perusahaan atau pergerakannya dari visi yang mereka punya. Kharisma mereka yang pertama sebagai pemimpin adalah mempunyai dan mengembangkan visi tentang sesuatu yang diyakini akan mendatangkan manfaat bagi banyak orang dan perlu diwujudkan. Envision berarti membentuk, mengembangkan dan mengkomunikasikan Visi masa depan. Di mana pun posisi seorang pemimpin dalam organisasi, entah di puncak, entah di tengah, entah di bawah, atau bahkan untuk memimpin diri sendiri, memerlukan visi yang jelas, menantang dan  menggerakkan dirinya sendiri dan teman-teman untuk mewujudkannya.

Pemimpin memenuhi pikirannya dengan gambaran masa depan yang diinginkannya, masa depan negara dan masyarakat, masa depan perusahaan, masa depan organisasinya, masa depan yang tentunya lebih baik dari keadaan sekarang. Gambaran masa depan itu setiap kali menjadi topik pembicaraannya. Terpateri di hatinya. Sangat diinginkan dan diharapkan. Aspirasi yang menggerakkannya untuk bertindak. Memimpin kegiatannya menuju masa depan. Karena itu tanpa visi tak ada pemimpin. Visilah yang menjadikan seseorang sebagai pemimpin....

Visi bukan tulisan yang setelah diketik atau dicetak, ditaruh entah di mana, kemudian dilupakan. Sebab visi itu harus selalu menjadi gambaran yang hidup yang memanggil dan mengutus diri kita untuk mewujudkannya. Utus artinya "membawa hingga sampai" .... Maka kita sering mendengar ungkapan "pemimpin visioner", atau "pemimpin missioner"... Pemimpin yang karena punya visi berusaha "membawa gambaran idealnya hingga sampai terwujudkan".

E yang kedua Enlist.
Visi pempimpin tidak disimpan sendiri, tetapi dibagikan. Dengan membagikan visi itu kepada orang lain, visi itu diperkaya. Orang banyak melihat lebih banyak ketimbang yang dilihat satu orang. Pemimpin yang baik merelakan visi awalnya diperkaya oleh aspirasi-aspirasi baru orang lain. Dan ketika visi itu mendapat komponen-komponen baru, diperjelas dengan rincian aspek baru, dan menjadi lebih menarik, orang-orang ingin melibatkan diri, sehingga pemimpin mendapat teman-teman sekerja yang punya komitmen untuk bersama-sama mewujudkan visi yang dibagikan. Pemimpin disebut pemimpin karena punya teman-teman sekerja yang mendukung visinya dan visi bersama. Tanpa pendukung tak ada pemimpin. Karena itu pemimpin melalui visi harus membuat, mengembangkan dan menguatkan ikatan dengan teman-teman sekerja yang bersedia mewujudkan visi bersama. Pemimpin setiap kali membicarakan visi bersama, memotivasi, mendorong dan menguatkan teman-teman sekerja untuk mewujudkan visi mereka.

E yang ketiga: Embody


Bahasa jawanya : Nyalirani. Pemimpin bukan sekedar orang yang menunjukkan arah (directing) dan menyuruh-nyuruh orang agar ke sana. Ia sendiri harus berjalan atau menjalani misinya, dengan bekerja secara cerdas dan giat mewujudkan Visi. Memimpin proses aktuasi. Bahasa Banyumas: Kata, Logos jadi pathos, kerja. Dengan demikian pemimpin tampil sebagai bentuk Visi "yang sedang menjadi" atau sedang bergulir menuju perwujudannya. Pemimpin menjadi teladan kerja. Para wirausaha, para perintis organisasi adalah orang pertama yang pontang panting mengejar tujuannya. Pemimpin yang duduk manis di kursi pimpinan bukan pemimpin yang senyatanya. Namun dengan sadar dia harus meng-"embody" teman-teman kerja lainnya menjadi kesatuan kerja yang lebih besar lagi. Menggalang partisipasi, kesatuan dan kebersamaan yang harmonis dalam kerja. Ing ngarsa sung tulada kata ki Hajar Dewantara. Bekerja di depan memberi teladan. Menggerakkan hati orang untuk mengikutinya. Pemimpin jadi legenda yang diikuti. Pemimpin selalu dan kapan saja harus punya pengikut yang punya ikatan emosional dengannya. Tanpa pengikut, tak ada pemimpin.

E yang keempat: Empower
Dalam bahasa rakyat sekarang: ngompori. Maksudnya menjadi energi pendorong. Ki Hajar Dewantara bilang ing madya mangun karsa. Ini dilakukan dengan mengakui otonomi pelaksana-pelaksana yang lain, memberi kepada mereka wewenang mengambil keputusan sehubungan bidang pekerjaan yang dipercayakan kepada mereka, Berusaha menyediakan input yang diperlukan. Mengadakan prasarana dan sarana pokok. Melengkapi dengan pengetahuan dan ketrampilan, melatih dan melakukan coaching. Ada prinsip 4K di sini: konkret, konstan, konsekuen dan kontinyu. Empower dengan demikian "mem-berdaya-kan" rekan-rekan kerja. 

E yang kelima: Evaluate
Evaluasi ini adalah bertemu dengan rekan kerja setiap hari dan berwacana: Hai, apa kabar? Apakah kita masih hidup? Apakah kita bergerak membuat kemajuan? Termasuk "apakah semuanya baik" dalam arti etis.
Memastikan Logos (visi/misi) - Pathos (kegiatan/proyek) - dan Ethos (suasana kerja) bergerak selaras menuju tujuan bersama.
Evaluasi ini bermaksud meneguhkan, menguatkan, bukan mencela dan cari2 kesalahan. Kebiasaan memberi acungan jempol ke atas sangat diperlukan untuk memotivasi. Ketika menemukan penyimpangan atau kemacetan, mencari bersama "apa" yang salah. Lalu bersama-sama mencari jalan keluar dan alternatif agar proses bekerja mengalir dan mendapat keseimbangan baru. Memberi umpan balik positif. Evaluasi bermaksud membuat arus proses kerja berjalan terus menuju sasaran yang dikehendaki bersama.

E yang keenam: Encourage
Tut wuri andayani, menurut Ki Hajar Dewantara. Pemimpin menjadi pemandu sorak, tukang keplok, agar teman-teman kerja menjadi jawara (champion) dalam bidang masing-masing. Memberi dukungan yang diperlukan agar semangat kerja meningkat. Menjadi suluh secara kontinyu.

Teman-teman bisa memperkaya kerangka tulisan ini dengan wawasan dan pengalaman anda masing-masing. 

Apa yang dilakukan pemimpin? Envision, Enlist, Embody, Empower, Evaluate, Encourage. Semakin baik semua itu dilakukan semakin baik seorang pemimpin.