Daftar Blog Saya

Tampilkan postingan dengan label Benin. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Benin. Tampilkan semua postingan

Kamis, 12 Januari 2023

KISAH GEREJA TANDINGAN DI BENIN



Konferensi para Uskup Benin, Afrika, mengadakan Sidang Pleno ke 68 di Cotonou pada 3-5 Januari 2023. Pada akhir sidang itu antara lain dinyatakan bahwa para Uskup menyambut gembira "kembalinya sebagian mantan pengikut sekte skisma Sovidji di Baname" ke pangkuan Gereja Katolik. Suatu ekaristi meriah telah dilaksanakan di Tempat Peziarahan Maria Tokpa di Porto Novo, sebagai penerimaan awal mendahului katekisasi baru dan pertobatan menurut Hukum Gereja bagi mereka yang mantan anggota Sekte Sovidji. Sekte ini dinyatakan sebagai sekte sesat dan dikucilkan (eks-komunikasi) pada 2013, dan umat Katolik dilarang menghadiri acara-acaranya.

Timbul dari Eksorsisme 

Pada 2009 Pastor Mathias Vigan (lahir 1967; tahbisan 2001) ditetapkan menjadi pastor paroki Sainte Odile di Baname, Keuskupan Obimey, Benin tenggara, untuk lima tahun. Sebelumnya, Pastor Vigan resmi ditunjuk sebagai eksorsis oleh Uskupnya. Pada 20 Januari 2009 ia melakukan pelayanan pengusiran roh jahat yang merasuki gadis muda Vicentia Tadagbe Tchranvoukinni (lahir 1990 atau 1992). Setelah doa upacara pengusiran roh jahat yang berlangsung dua minggu, gadis itu malah bertambah kuat dan menyebut dirinya Parfaite (Sang Sempurna); ia menyatakan bahwa ia punya daya karisma dan kebijaksanaan yang jauh lebih besar. Parfaite selanjutnya malah menjadi penyembuh dan pengusir roh jahat yang menarik perhatian banyak orang yang memerlukan pertolongan melampaui karisma Pastor Mathias Vigan. Ia menyatakan diri bebas dari dosa dan dalam waktu singkat dikunjungi banyak orang, menyembuhkan banyak imam, suster dan umat katolik dari sakit mereka. Orang-orang memandang penyembuhan itu sebagai mujizat. Parfaite lalu menjadi pusat suatu kelompok supranatural. Ia pada Jumat Suci, 17 Maret 2009, bahkan menyatakan diri sebagai Dieu Saint Esprit, Allah Roh Kudus, dan bergelar Daagbo (bahasa Fon, artinya Yang paling Tua dari para Tetua). Katanya, Allah Roh Kudus telah "menjadi manusia" (pris la chair) di Benin pada 18 November 1992. Orang menganggap Daagbo dirasuki, atau dipenuhi, atau menjadi tempat kediaman atau bait Roh Kudus.

Daagbo menyatakan dirinya mempunyai misi akhir zaman untuk membasmi praktek sihir dan mengalahkan kekuatan iblis; dan sejalan dengan itu memurnikan dan membarui Gereja Katolik; akhirnya mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan, menyelamatkan umat manusia dari hukuman terakhir. 

Perkataan-perkataan dan tindakan gadis muda Vicentia/Parfaite/Daagbo itu membuat Pastor Mathias Vigan takjub, dari mana asalnya, selain itu karisma penyembuhan yang dipraktekkannya begitu mujarab, hingga pastor Vigan takluk dan percaya kepadanya. Maka ia mendukung perkembangan kelompok Misi Baname. 

Tiga bulan sebelum perjumpaannya dengan Vicentia/Parfaite/Daagbo Pastor Vigan menyembuhkan seorang gadis lain, Nicole Soglo, yang sebaya dengan Vicentia, dari kerasukan roh yang membuat matanya rabun, pada Oktober 2008. Vicentia/Parfaite/Daagbo menyatakan bahwa Nicole Soglo adalah perwujudan dari Perawan Maria di dunia, dia adalah Nanye Nicole. Maka Nanye Nicole juga ditarik ke dalam Misi Baname untuk meremukkan kepala ular/iblis.

Perkembangan Kelompok Baname membuat Uskup Abomey Mgr Eugene Cyrille Houndekan pada 7 November 2009 menyatakan kelompok itu sebagai sekte sesat, dan berusaha memindah Pastor Vigan ke Perancis pada awal 2010. Tetapi Pastor Vigan hanya sebentar di Perancis dan pulang ke Baname, kembali bersatu dengan Vicentia/Parfaite/Daagbo dan Nanye Nicole. 

Gereja Terpisah

Pada Agustus 2011 Vicentia/Parfaite/Daagbo mengumumkan berdirinya suatu gereja yang diberi nama L’Église Catholique Privée de Banamè(-Sovidji)– Gereja Katolik Privat Baname-(Sovidji). Nama lainnya L’Église Catholique au Benin (Gereja Katolik Benin), L’Église Renovée (Gereja yang Diperbarui), L’Église de Banamè–L’Église Catholique de Jésus Christ (Gereja Banamè–Gereja Katolik  Yesus Kristus), dan akhirnya La Très Sainte Église de Jésus-Christ, Mission de Banamè (Gereja Mahasuci Yesus Kristus, Missi Banamè).

Pada 21 Oktober 2011 Uskup Abomey Mgr Houndekan menjatuhkan suspensi dan memecat Pastor Mathias Vigan karena alasan berat terus-menerus melanggar norma ketaatan, kesetiaan pada ajaran dan kesatuan Gereja, melukai Gereja Katolik dan merugikan keselamatan jiwa-jiwa" serta melarang dia menjalankan fungsi imamat. Ia dan kelompoknya dilarang menggunakan gedung gereja katolik Sainte Odile, Baname.

Namun ratusan ribu orang datang kepada kelompok Gereja Misi Baname dan melakukan ibadat di lapangan kota. Mathias Vigan secara terbuka menyatakan bahwa tak seorang pun, termasuk Uskup dan Konferensi Uskup melarang dirinya menjalankan ibadat, sebab ia seorang imam Allah.


                                Daagbo dan para pengikut

Pada bulan Mei 2012 Daagbo memilih dan meresmikan tiga belas rasul Roh Kudus (Apotres de l'Esprit Sainte) termasuk Mathias Vigan.  Lalu pada 17 November 2012 Daagbo mengangkat Mathias Vigan menjadi Paus dengan nama Paus Kristoforus XVIII. Kelompok mereka berkembang diikuti 200.000 orang. Pada tahun 2017, mereka punya 7 keuskupan di Benin, 180 paroki, 12 orang kardinal, 12 uskup dan 170 imam. 



Pemerintah tidak campur tangan dalam masalah gereja karena UUD Negara Benin menjamin kebebasan beragama. Yang penting mereka tidak membuat kekacauan. Tetapi sejak 2017 agama baru itu dirundung masalah sehubungan dengan praktek persembahan korban yang merenggut nyawa, tuduhan korupsi, dan pertikaian antar pemimpin. Pada pertengahan 2019 Badan Anti Korupsi membekukan rekening bank Daagbo dan melakukan pemeriksaan hukum atas pasal pidana ekonomi dan terorisme. Sejak itu banyak pengikut memisahkan diri hingga tidak lebih dari separoh yang tersisa, 12 kardinal dan uskup tinggal separoh. Daagbo dalam posisi membela diri atas tuduhan-tuduhan publik, yang diyakininya disetir oleh Gereja Katolik.


                                                Daagbo

Sebagian mantan anggota Gereja Daagbo itulah yang diterima pulang kembali ke pangkuan Gereja Katolik di bawah para Uskup Benin.