Daftar Blog Saya

Tampilkan postingan dengan label Tele apa saja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tele apa saja. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 05 November 2022

MENUJU YUBILEUM 2025 (I)



Ketika diminta untuk menggambarkan seperti apa kehidupan pada 2025 setelah merebaknya pandemi global dan krisis lainnya dari tahun 2020, sekitar 915 inovator, pengembang, pemimpin bisnis dan pemerintahan, peneliti dan aktivis memberi jawaban mereka. Pandangan luas dan agak universal adalah bahwa hubungan antara manusia dan teknologi akan lebih mendalam sementara bagian besar orang makin mengandalkan koneksi digital untuk bekerja, belajar, pelayanan kesehatan dan transaksi perdagangan serta interaksi sosial yang penting. Sebagian memberi gambaran suatu dunia yang serba “tele-apasaja”. 

 Wawasan yang dibagikan para responden tentang perubahan yang akan datang perlu diperhatikan: 

 ketimpangan ekonomi akan memburuk karena mereka yang sangat terhubung secara digital dan paham teknologi akan makin jauh mendahului mereka yang kekurangan akses pada perlengkapan digital dan gaptek kurang terlatih dan kesulitan memanfaatkan teknologi, sementara perubahan teknologi melenyapkan sebagian pekerjaan;  

  meningkatnya kekuatan perusahaan teknologi dalam eksploitasi pasar dan mekanisme semacam arficial intelligence (AI) kiranya akan menggerogoti privasi and otonomi para pengguna; 

 berlipatgandanya penyebaran misinformasi ketika penguasa dan rakyat yang terpecah dalam berbagai kubu perang informasi dan saling mendiskreditkan satu sama lain. Banyak responden sangat cemas atas manipulasi opini, emosi dan penggiringan publik yang tampaknya sulit dicegah melalui disinformasi   – ujaran dusta dan kebencian dijadikan senjata secara sengaja untuk menimbulkan bias dan ketakutan yang merusak. Mereka mencemaskan keroposnya stabilitas dan ikatan  sosial  serta melemahnya pertimbangan rasional serta pembuatan kebijakan berbasis fakta. 

Serentak dengan itu, sebagian ahli menyatakan harapan bahwa perubahan akibat pandemi akan membuat situasi lebih baik bagi sebagian warga berkat perubahan yang:

  mendorong reforma baru untuk keadilan rasial dan persamaan sosial yang menentukan ketika tatanan ekonomi sekarang - dan kapitalisme - mendapat perhatian dan dukungan para penentu kebijakan; 

  meningkatkan mutu hidup bagi keluarga-keluarga dan para pekerja ketika diberlakukan aturan kerja yang lebih fleksibel, makin permanen dan masyarakat menyesuaikan diri;  

  menghasilkan percepatan perbaikan teknologi dalam realitas augmentasi atau virtual dan AI yang membuat orang hidup secara lebih cerdas, lebih aman dan lebih produktif, menghidupkan dalam banyak bidang "smart systems" misalnya dalam bidang penting perawatan kesehatan, pendidikan dan kehidupan sosial komunitas.


Sekitar 47% responden menyatakan bahwa hidup akan semakin buruk bagi banyak orang pada 2025 ketimbang sebelumnya. Sedang 39% menyatakan hidup akan lebih baik bagi banyak orang ketimbang sebelum pandemi.  Lalu 14% responden menduga pada 2025 seandainya tidak ada pandemi pun hidup tidak banyak berubah alias sami mawon. 

Di antara 86% yang yakin pandemi menghasilkan perubahan, pada umumnya membayangkan evolusi digital akan terus berlanjut membawa dampak baik positif maupun negatif. Para ahli mengaitkan ini dengan sikap umum yang menarik. Bahwa setelah pandemi usai pun kebanyakan orang ingin perubahan terus berlanjut.  

Gambaran berikut ini timbul dari wawancara tidak ilmiah, yang dilakukan atas sampling nonrandom. Hasilnya adalah opini individu yang menanggapi pertanyaan dan tidak dapat digeneralisasikan sebagai pandangan umum. 

Sebagian besar jawaban ahli diberikan secara tertulis dan memberi penjelasan atas jawaban mereka. Seolah mereka menyodorkan tema-tema besar tentang cara individu dan kelompok menyesuaikan diri berhadapan dengan krisis global , dengan memerikan peluang yang paling mungkin dan tantangan-tantangan yang tinbul sementara orang meningkatkan penggunaan dan aplikasi teknologi digital. Perlu dicatat bahwa jawaban2 dikumpulkan menjelang akhir 2020, sebelum selesainya pemilihan presiden di AS dan sebelum vaksin  COVID-19 mendapat persetujuan luas. 

 Ketika memikirkan apa yang terjadi pada pertengahan 2020 dan perubahan yang akan datang, para ahli menggunakan istilah “titik infleksi,” “ekuilibrium terjeda” “skala yang tak terbayangkan,” “proses eksponensial,” “disrupsi massif” dan “tantangan yang tak pernah ada sebelumnya.” 

Mereka menulis tentang perubahan yang dapat menata ulang realitas dasar seperti "kehadiran" fisik orang bersama yang lain, dan persepsi orang tentang kepercayaan dan kebenaran. Mereka juga memikirkan apakah orang dapat menerima secara efektif perubahan yang begitu jauh, ketika mereka diminta berfungsi dengan "emosi paleolitik, pranata abad tengah, dan teknologi yang bagaikan tuhan" menurut kata-kata biolog  E.O. Wilson. 

 Di antara skor perubahan yang menurut mereka sedang timbul adalah tampilnya “Internet Kedokteran dan Pengobatan” dilengkapi sensor dan peralatan yang memungkinkan pemantauan kesehatan pasien jenis baru; mesin gelombang milimeter smart untuk diagnosis orang yang mengalami gejala penyakit; kemajuan biologi sintetik dan komputasi virologi yang memerbaiki pengujian obat dan terapi penyakit target; skrining diagnostik yang mencakup seseorang, gen dan mikrobiome; alat deteksi genggam yang memungkinkan warga menanggapi persoalan lingkungan hidup; dan golongan baru pekerja pelayanan jarak jauh (tele-care workers).

 Tambahan lagi, para ahli ini memperkirakan munculnya sistem sosial media 3-D yang dapat memperkaya interaksi manusia (antara lain melalui hologram avatar); agen-agen mediasi digital (interdigital agents) yang semakin banyak mengambil alih pekerjaan yang berulang dan menghabiskan banyak waktu; “benda terbang Internet” seperti drone yang semakin prolifik untuk pengawasan, tugas eksplorasi dan pengiriman; realitas virtual di mana-mana; meluasnya ekonomi yang tumbuh dari pola kerja dari rumah (work-from-home)s; pertanian kota (urban farming) yang mencapai skala industrial; kemajuan dalam cryptocurrency yang memungkinkan sejumlah besar kolaborasi peer-to-peer; manufaktur atas permintaan berbasis lokal; rantai logistik yang “lokal dalam semangat maupun lokal dalam prakteknya” ; pasar pendidikan yang menawarkan banyak pilihan (merdeka) yang memungkinkan para pelajar memilih menu pelajaran sesuai pribadi ; kemajuan “tele-keadilan” yang memungkinkan penyelenggaraan sejumlah besar sidang pengadilan dari jauh; protokol “penilaian persentase kebenaran” yang mengurangi pengaruh disinformasi; dan reaktor nuklir kecil dan lebih aman untuk produksi listrik.  

Secara harian, para ahli memperkirakan akan terdapat mesin translasi bahasa real-time yang lebih baik, penenalan si penutur, wajah si penutur (termasuk perasaan yang tampak pada ekspresi wajah), dengan kapasitas menentukan kalimat2 kunci dan koreksi mandiri, busana bersensor, mesin pencarian video yang kuat, sendor gerak tubuh, kacamata 3D glasses, pusat data multimedia dan jaringan yang lebih luas "bandwidth" yang memungkinkan pengalaman virtual 3D sepenuhnya dan pengembangan AI yang dapat melayani lebih banyak macam kebutuhan orang. 

(Bersambung)