Daftar Blog Saya

Tampilkan postingan dengan label Garam dan Terang dunia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Garam dan Terang dunia. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 Februari 2023

PUNCTA MINGGU BIASA V A/1

 


Bacaan: (1) Yes 58:7–10. Mzm 112:4–9 (2) 1 Kor 2:1–5
INJIL Mat 5:13–16


Yesus datang di antara kita sebagai terang untuk mengusir kegelapan dari dunia yang jatuh.

Sebagai murid-murid-Nya, kita juga dipanggil menjadi “terang dunia,” demikian Dia memberi tahu kita dalam Injil hari Minggu ini (lihat juga Yohanes 1:4–4 , 9 ; 8:12 ; 9:5 ).

Ketiga gambaran yang Yesus gunakan untuk Gereja dikaitkan dengan identitas dan panggilan Israel.

Allah selamanya menyejajarkan kerajaan-Nya dengan kerajaan Daud dan anak-anaknya melalui “perjanjian garam,” garam menjadi tanda keabadian dan kemurnian (lihat 2 Taw 13:5 , 8 ; Im 2:13 ; Yeh 43:24 ).

Yerusalem akan menjadi kota yang terletak di atas bukit, tinggi di atas segalanya, menarik semua bangsa ke arah cahaya mulia yang mengalir dari Bait Sucinya (lihat Yes 2:2 ; 60:1–3 ).

Dan Israel diberi misi untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa, agar keselamatan Tuhan sampai ke ujung bumi (lihat Yesaya 42:6 ; 49:6 ).

Liturgi minggu ini menunjukkan kepada kita bahwa Gereja, dan setiap orang Kristiani, dipanggil untuk memenuhi misi Israel, yang diperbarui.

Dengan iman dan perbuatan baik kita harus membuat terang kehidupan Allah bersinar dalam kegelapan, seperti yang kita nyanyikan dalam Mazmur minggu ini.

Bacaan minggu ini mengingatkan bahwa iman kita tidak hanya urusan pribadi, yang bisa kita sembunyikan di bawah selimut.

Kita harus membantu orang yang menderita, seperti yang dikatakan Yesaya dalam Bacaan Pertama. Terang kita harus bersinar sebagai pancaran belas kasih Allah bagi semua orang yang miskin, lapar, telanjang, dan diperbudak.

Harus ada kualitas transparan dalam hidup kita. Teman dan keluarga kita, tetangga dan sesama warga kita, harus dapat melihat pantulan dalam diri kita terang Kristus, dan melalui kita mereka tertarik pada Injil yang keselamatan.

Marilah kita berdoa memohon rahmat Allah agar kita, seperti Santo Paulus dalam suratnya yang kita dengar hari ini, dapat mewartakan “Kristus, dan Dia yang disalibkan” dengan seluruh hidup kita.

(SC/BKS)