Saya mengunjungi Pulau Sebatik 9-10 Desember 2022. Stasi dari paroki yang paling utara di Kalimantan Utara. Pada 10 Desember 2022 saya mengunjungi Paroki St Gabriel Nunukan, paroki paling utara di Kalimantan Utara dan Keuskupan Tanjung Selor. Sorenya saya menyeberang ke Pulau Tarakan, yang melahirkan Paroki St Gabriel Nunukan. Paginya, 11 Desember 2022 saya mengunjungi dua paroki yang ada di Tarakan, mulai dari yang muda dulu: Paroki St Yosef Pekerja di Juwata.
Setelah makan siang pada hari Minggu 11 Desember 2022 barulah saya mengunjungi paroki tua di Pulau/Kota Tarakan, Paroki St Maria Imakulata. Swiss Belhotel Tarakan tempat kami menginap menyajikan sarapan lengkap, menu Barat, Chinese dan Lokal. Besok kami masih bisa menikmati keanekaragaman kuliner itu. Sayangnya, resto-resto lokal di Tarakan tutup di Hari Minggu, hanya menyisakan satu restoran Padang, tak jauh dari Paroki St Maria Imakulata. Tentu saja masakan Padang yang sudah disesuaikan dengan selera Tarakan, dengan sambal cabai merah, minus sambal lado ijo kesukaan saya. Beberapa pramugari Super Air Jet yang bening cantik dengan tatanan rambut ekor kuda dan pakaian ketat yang menunjukkan keindahan lekuk tubuh di meja lain menjadi pemandangan yang menambah selera makan.
Mulanya Tarakan adalah suatu Stasi Misi dari Pusat Misi Kalimantan di Laham yang dipercayakan kepada para imam Kapusin, namun selanjutnya kepada para Misionaris Keluarga Kudus (MSF, 1927). Gereja pertama di Tarakan dibangun terutama untuk orang-orang Belanda beragama katolik yang bekerja pada Bataafsche Petroleum Maatchapij (BPM) Tarakan. Paroki Tarakan didirikan pada tanggal 8 Desember 1934 dan Gereja yang terletak di jl. Patimura No. 1, Markoni dipersembahkan kepada St. Maria Imakulata.
Gereja di Jl Patimura, Markoni, Tarakan ini juga disebut Gereja Induk. Sekarang tidak lagi menjadi gereja paroki sejak 2002, setelah terjadi perkembangan masa. Hanya digunakan untuk ekaristi harian dan untuk pastoral liturgis sekolah.
Pada 1977 karya penggembalaan diserahkan dari Misionaris Keluarga Kudus MSF kepada tarekat Oblat Maria Imakulata (OMI) hingga sekarang. Karena pertambahan umat Pastor Antonius Bocchi OMI yang berkarya dari 1989-2000 merancang dan membangun gedung gereja baru, yang dari atas tampak sebagai salib, namun horisontal menggambarkan perisai Dayak. Maka gedung gereja baru yang terletak di Jl. Jendral Sudirman dapat dikatakan merupakan hasil inkulturasi gereja dalam kebudayaan lokal daratan Kalimantan, kendati hanya sedikit orang Dayak yang menjadi umat paroki Tarakan. Pengaruh budaya Dayak diserap dari stasi-stasi lama paroki Maria Imakulata Tarakan, yang meliputi Mara Satu Sungai Kayan dan Malinau Sungai Sesayap (keduanya menjadi paroki mandiri dipisahkan dari Tarakan pada 1978) di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur. Pada waktu itu Paroki St Maria Imakulata Tarakan termasuk dalam yurisdiksi Keuskupan Samarinda.
Sayang sekali, karena gangguan kesehatan kami tidak dapat menyertai umat paroki Maria Imakulata merayakan ulang tahun ke-88 yang pasti meriah. Pada hal tokoh umat (orang Flores) yang mengundang kami siap untuk menyajikan limun Flores yang tak boleh dilewatkan: Sofie. Gejolak perut dan rasa letih lemas menghalangi kami ikut pesta.