Daftar Blog Saya

Jumat, 10 Februari 2023

Kitab Imamat

 


Kitab Imamat     

Kitab ketiga dari Pentateukh, kelima kitab Taurat Musa. Berisi hukum mengenai korban, ketahiran yang sah, kekudusan, pendamaian, tebusan korban, dan lain-lain. Hukum dalam kitab Imamat memberikan arahan untuk semua aspek kepatuhan agama dan aturan perilaku terhadap Tuhan dan sesama satu sama lain.

      Judul Ibrani kitab Imamat adalah wayyiqra’ (“Ia memanggil”), yang berasal dari kata-kata pertama kitab itu dalam bahasa Ibrani. Dalam versi Yunani Septuaginta disebut Leuitikon yang berarti ”sehubungan atau mengenai orang-orang Lewi”, suatu judul yang menggambarkan kegunaan kitab bagi para imam Lewi untuk mengajarkan persyaratan perjanjian. Versi Latin Vulgata menggunakan judul Yunani dan menyebutnya Liber Leviticus, dan terjemahan Inggris berasal dari tradisi ini. Di dalam tradisi para rabi, kitab ini diberi judul torat kohanim (“hukum para imam”), karena banyak darinya menjabarkan tanggungjawab para imam sebagai pengantara perjanjian Musa. [Terjemahan Indonesia yang menggunakan judul Imamat kiranya dipengaruhi pemahaman tradisi para rabi ini, sekalipun juga menunjukkan pemahaman judul Yunani dan Latin, sehubungan dengan fungsi utama orang Lewi sebagai imam-imam Israel].

 

I. Pengarang dan Waktu Penulisan

II. Isi

III. Maksud dan Tema

A. Pembaruan Perjanjian

B. Tujuan Peraturan

C. Kitab Imamat bagi Umat Kristen

 

I. Pengarang dan Waktu Penulisan

Kitab Imamat menyatakan kepada kita bahwa isinya didiktekan kepada Musa dan saudaranya, Harun, di Gunung Sinai (bdk Im 1:1.; 4:1; 7:37; 10:8; 11:1; 26:46; 27:34; 34:27). Baik tradisi Yahudi maupun Kristen menganggap Musa sebagai pengarang kitab ini, bersama dengan seluruh kitab dalam Pentateukh (Taurat). Jika ini benar, maka artinya Musa menulis kitab ini sendiri (bdk Kel 17:14; 24:4; 34:27) atau mempercayakan penyusunannya kepada para juru tulis. Dan jika Musa adalah si pengarang, maka kitab ini berasal dari abad kelima belas SM (atau abad ketiga belas SM, bergantung mengenai kepastian waktu peristiwa Keluaran).

      Menurut Hipotesis Dokumenter modern, kitab Imamat berasal dari tradisi imam atau Priestly (atau sumber-P). Bentuknya yang sekarang berlaku berasal dari suatu ketika pada masa dan sesudah Pembuangan Babilon pada abad keenam SM. Ahli modern lainnya menyatakan bahwa kitab ini merupakan hasil dari proses pengembangan yang sangat lama, dan bahwa tradisinya terentang mulai dari permulaan milenium pertama SM atau bahkan dari milenium kedua SM.

 

II. Isi

I. Norma Imamat (bab 1-16)

A. Korban (1:1-7:38)

1. Korban Bakaran (1:1-17)

2. Persembahan Tepung (2:1-16)

3. Korban Keselamatan (3:1-17)

4. Korban Penebus Dosa (4:1-5:13)

5. Korban Penebus Salah (5:14-6:7)

6. Petunjuk Pelaksanaan (6:8-7:38)

B.Ritus Pentahbisan dan Imamat Harun (8:1-10:20)

II. Hukum Ketahiran (11:1-16:34)

A. Binatang yang haram dan yang tidak haram (11:1-47)

B. Pentahiran Wanita Pasca Persalinan (12:1-8)

C. Kusta dan  Penyakit Kulit (13:1-14:57)

D.Yang Dikeluarkan Tubuh (15:1-33)

E. Hari Pendamaian (16:1-34)

III. Hukum Kekudusan (bab 17-27)

A. Darah (17:1-16)

B. Hubungan Seksual (18:1-30|)

C. Kekudusan Ritual dan Moral (19:1-21:24)

D. Korban Kudus (22:1-33)

E. Perayaan-perayaan (23:1-44)

F. Aturan Kemah Pertemuan dan Hujat (24:1-3)

G. Tahun Dabat dan Tahun Yobel (25:1-55)

H. Berkat dan Kutuk Perjanjian (26:1-46)

I. Tambahan Mengenai Penunaian Nadar (27:1-34).

 


III. Maksud dan Tema

A. Pembaruan Perjanjian

Kitab Imamat terutama merupakan kumpulan peraturan hukum yang terbagi dalam dua bagian besar, bagian Norma untuk Imam (bab 1-16) dan Hukum Kekudusan (bab 17-27) .

      Insiden berhala anak lembu emas dan kekejian Israel merupakan pelanggaran serius atas perjanjian dan diperlukan suatu pembaruan lengkap (Kel 34). Pembaruan perjanjian itu menempatkan Musa sebagai perantara dan memerinci tanggungjawab imam-imam dari Harun (Im 1-7), suku Lewi (Bil 3-4) dan suku-suku awam (Im 17-27). Dalam perjanjian yang diperbarui, Tuhan tidak berbicara langsung kepada Israel, melainkan kepada Musa (Kel 34:10) dan Musa menyampaikannya kepada Harun dan suku Lewi, dan kemudian mereka menyampaikannya kepada suku-suku Israel (Im 10:11). Kehadiran Allah di Israel tersembunyi di dalam Kemah Pertemuan (Kemah Allah) sebagai tanda pembaruan perjanjian, dan para imam dan orang-orang Lewi bertindak selaku pengantara dan pengawal daerah sekeliling Kemah Pertemuan, berdasarkan petunjuk-petunjuk yang telah dipaparkan dalam kitab Imamat. Kitab menguraikan berbagai hal mengenai ritus korban dan ritus pentahiran serta hirarki imam yang memungkinkan rakyat pemberontak itu melakukan pendamaian dengan Tuhan.

 

B. Tujuan Peraturan

Bagian pertama dari kitab Imamat, yaitu Norma untuk Imam (bab 1-16) berfungsi sebagai buku pedoman untuk mengajar dan membina para perantara perjanjian bagi pelaksanakan tugas kewajiban keimaman mereka. Di pihak lain kode Hukum Kekudusan (bab 17-26) terutama ditujukan kepada keduabelas suku Israel dan menekankan bahwa kekudusan mutlak perlu bagi umat Allah seluruhnya.

      Seluruh kitab Imamat dapat diringkas sebagai berikut:

"Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Akulah Tuhan, Allahmu. Janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Mesir, di mana kamu diam dahulu; juga janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Kanaan, ke mana Aku membawa kamu; janganlah kamu hidup menurut kebiasaan mereka. Kamu harus lakukan peraturan-Ku dan harus berpegang pada ketetapan-Ku dengan hidup menurut semuanya itu; Akulah Tuhan, Allahmu. Sesungguhnya kamu harus berpegang pada ketetapan-Ku dan peraturan-Ku. Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya; Akulah Tuhan” (Im 18:2-5).

 


Tuhan terpisah dari segala dosa dan dari semua pendosa, maka Israel pun harus memisahkan dari dosa dan pendosa pula (Im 15:31; 20:26). Karena mereka tidak dapat memelihara perjanjian yang asli dan yang jauh lebih sederhana (Kel 20-23), maka hidup mereka perlu diatur secara rinci.

 

C. Kitab Imamat bagi Umat Kristen

Umat Kristen yang hidup dalam era Mesias menganggap semua pranata dan kurban menurut kitab Imamat sudah dilaksanakan sepenuhnya dalam Yesus Kristus. Khususnya dengan memperhatikan Hari Raya Pendamaian (Im 16), yang menubuatkan korban Salib Kristus. Serentak dengan itu, kitab Imamat menunjuk pada  pengudusan hidup sehari-hari melalui panggilan menuju kasih yang sempurna “kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri” (Im 19:18). Kitab Imamat dengan pelbagai ragam keterangan mengenai hewan korban mengingatkan kita pada perlunya kita mematikan dorongan-dorongan kebinatangan yang ada di dalam diri kita dan menguduskan hidup kita bagi Tuhan. Dengan demikian kita didesak untuk melawan dosa yang ada dalam diri kita sendiri dan dalam komunitas iman kita dan memisahkan diri kita dari semua yang dapat merenggut dan menghancurkan kita dari hubungan kita yang benar dengan Allah.


Lihat juga: KITAB KEJADIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar