Daftar Blog Saya

Tampilkan postingan dengan label Bagian Utama Liturgi Sabda. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bagian Utama Liturgi Sabda. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 Desember 2022

MAZMUR

 


Suatu himpunan dari 150 nyanyian keagamaan yang digunaKan di dalam ibadat Bait Allah Israel sebelum dan sesudah Pembuangan. Nyanyian itu merupakan mahakarya doa dalam Perjanjian Lama. Dalam bahasa Ibrani disebut seper tehillim “buku doa pujian”, dan merupakan suatu karya pujian dan ibadat. Mazmur juga merupakan suatu perbendaharaan teologi, spiritualitas dan emosi insani yang luas. Selanjutnya Mazmur memainkan bagian peran yang penting dalam ibadat Gereja dan bahkan punya peran utama dalam Ofisi atau Ibadat Harian.

      Bahasa Inggris,  “Psalms” berasal dari bahasa Yunani psalmoi (Nyanyian Pujian). Judul bahasa Yunani dalam Codex Aleksandrinus adalah psalterion yang adalah nama alat musik dawai yang digunakan untuk mengiringi lagu ibadat ini. Sastra para rabi menggunakan judul Ibrani seper tehillim, “buku pujian”.

 

I. Pengarang dan Waktu Penulisan

II. Isi

A. Lima Kitab

B. Penomoran

III. Macam-macam Mazmur

IV. Istilah Teknis dan Petunjuk

V. Penggunaan Dalam Liturgi

VI. Teologi Mazmur

 

I. Pengarang dan Waktu Penulisan

Daud, yang namanya dikaitkan dengan keseluruhan kitab, jelas menyusun sebagian dari Mazmur, namun juga ada pengarang-pengarang yang lain. Boleh jadi Daud bertanggungjawab secara langsung maupun tidak langsung atas tujuh puluh tiga Mazmur; beberapa orang perorangan yang menjadi penyumbang termasuk Asaf (dua belas Mazmur: Mzm 50; 73-83); Putera Korah (sebelas Mazmur: Mzm 42-49; 84-85; 87-88); Salomo (Mzm 72 dan 127), Heman (Mzm 88), Etan (Mzm 89) dan Musa (Mzm 90). Sebagian yang lain berasal dari Yedutun, salah seorang pemusik Daud (Mzm 39; 62 dan 77; bdk 1 Taw 25:1-2; 2 Taw 5:12).

 

II. Isi

A. Lima Kitab

Kitab Mazmur terdiri dari 150 Mazmur yang terbagi dalam “lima kitab”:

I. Kitab Pertama (Mzm 1-41)

II. Kitab Kedua (Mzm 42-72)

III. Kitab Ketiga (Mzm 73-89)

IV. Kitab Keempat (Mzm 90-106)

V. Kitab Kelima (Mzm 107-150).

 

Pembagian kedalam lima kitab berasal dari Septuaginta pada abad ketiga SM, namun setiap bagian jelas tampak karena seruan pujian doksologi yang mengakhiri masing-masing dari kelima bagian itu. Doksologi terdapat pada Mzm 41:13; 72:20; 89:52; 106:48; Mazmur 150 berfungsi sebagai doksologi bagi kelima kitab bagian dan juga bagi seluruh himpunan. Menurut tradisi Yahudi, pembagian itu sejajar dengan lima bagian dari Kelima Kitab Taurat Musa. Dari ke-150 Mazmur, 116 mempunyai judul yang berbeda-beda panjangnya dalam teks Ibrani. Sedangkan 34 Mazmur yang tidak berjudul adalah Mzm 1-2, 10, 33, 43, 71, 91, 93-97, 99, 104-107, 111-119, 135-137, 146-150.

      Mazmur juga dapat dibagikan ke dalam tiga golongan besar: Mazmur Daud (Mzm 2 atau 3-41); Mazmur Asaf, Korah dan Penulis-penulis Daud yang oleh para ahli sering disebut Mazmur Elohis karena sering menggunakan nama Allah Ibrani “Elohim” (Mzm 42-83; lihat “Nama-nama llah” dalam lema Allah) dengan suatu tambahan Mzm 84-89); dan Mazmur Puspa-ragam yang berkaitan dengan rupa-rupa topik (Mzm 90-150).



 

B. Penomoran

Sejak Septuaginta, Mazmur diberi nomor dengan cara yang berbeda, sehingga ada perbedaaan antara Kitab Suci Yunani dan Kitab Suci Latin jika dibandingkan dengan Kitab Suci Ibrani, kecuali Mzm 1-8, dan 148-150. Kebanyakan Kitab Suci Protestan menggunakan cara penomoran Ibrani; versi-versi Katolik dalam bahasa Inggris mengikuti penomoran Yunani dan Latin, tetapi alkitab Jerusalem Bible (JB), Revised Standard Version (RSV), New American Bible (NAB) dan versi-versi lain yang lebih baru menggunakan pola penomoran Ibrani. Perbedaan dalam Mazmur tertentu disampaikan di bawah ini untuk Kitab Suci Ibrani (Teks masora) dan LXX (Septuaginta Yunani):

 

Kitab Suci Ibrani

Kitab Suci LXX (Latin)

Mzm 1-8

Mzm 1-8

9-10

9

11-113

10-112

114-115

113

116:1-9

114

116:10-19

115

117-146

116-145

147:1-11

146

147:12-20

147

148-150

148-150

 

 

III. Macam-macam Mazmur

Para ahli sudah lama memperhatikan macam-macam Mazmur yang berbeda yang membentuk himpunan yang kanonis. Kebanyakan Mazmur dimaksudkan untuk ibadat umum; yang lain untuk kesalehan dan doa pribadi. Secara garis besar, Mazmur-mazmur dibagikan ke dalam beberapa kategori utama : Syukur dan pujian serta Ratapan – serta kategori-kategori yang lebih kecil termasuk Doa Rajawi dan Mesianis, Seruan dan Permohonan, Kebijaksanaan, Alfabetik dan Akrostik, “Nyanyian Mohon Perlindungan” (Mzm 120-134, yang mungkin merupakan lagu-lagu peziarahan dan arak-arakan) dan Mazmur Kutukan.

      Ciri sastra yang utama dalam Mazmur adalah paralelisme (kesejajaran). Selain itu Mazmur juga menggunakan aliterasi (perulangan bunyi) dan asonansi (penghilangan bunyi), juga pola akrostik atau alfabetis, di mana urutan huruf-huruf alfabet memulai baris-baris selanjutnya, kuplet dan strofa (bait); rima kadang-kadang terjadi di akhir baris dan jeda. [Dalam proses terjemahan ciri-ciri sastra puisi dalam bahasa asli ini menjadi kabur, sering mustahil, terutama karena perubahan huruf pada padan kata dalam bahasa terjemahan].

 

IV. Istilah Teknis dan Petunjuk

Banyak Mazmur mencantumkan notasi yang maksud sebenarnya tidak selalu jelas bagi kita. Kemabanyakan Mazmur disebutkan dalam istilah aslinya, mizmor, mungkin menandakan bahwa perlu diiringi alat musik. Sejumlah Mazmur (mis Mzm 46 dan 48) disebut “Nyanyian” (Ibrani: sir). Tiga belas mazmur (32, 42, 44-45, 52-55, 74, 78, 88-89 dan 142) disebut maskil, suatu kata yang merujuk pada membuat bijak atau terampil [dalam terjemahan Indonesia Alkitab (Alk) disebut Nyanyian Pengajaran. Dalam Kitabsuci Komunitas Kristiani (KKK) anotasi ini hilang]. Mazmur-mazmur itu condong mengungkapkan pengalaman penderitaan, kecuali Mzm 45 yang adalah lagu cinta. Enam Mazmur (16 dan 56-60) disebut miktam, dan selalu dikatakan “Dari Daud”; makna sebutan itu tidak jelas. Mzm 7 disebut siggayon, mungkin jenis lagu tertentu.

      Beberapa Mazmur juga mencantumkan petunjuk mengenai alat musik, misalnya Mzm 4 diberi catatan :”Untuk pemimpin biduan; dengan alat musik berdawai” [bisa harpa, bisa kecapi. Terjemahan Alkitab (Alk) Indonesia memilih: Dengan permainan kecapi]. Mzm 5 memberi petunjuk : “Untuk pemimpin biduan: dengan permainan seruling”. Ada lima puluh lima Mazmur mengandung petunjuk seperti itu. Kata “ S e l a “ [Ibrani: selah] muncul tujuh puluh satu kali, maknanya tidak diketahui. Mungkin petunjuk bagi penyanyi dan mereka yang beribadat sebagai  tempat untuk bagian ulangan.

 

V. Penggunaan Dalam Liturgi

Penggunaan Mazmur dalam Liturgi Israel tidak diketahui dengan pasti. Namun tidak ada sanggahan bahwa mereka dihimpun dan digunakan untuk ibadat. Mazmur Syukur dan Pujian terutama digunakan untuk maksud pernyataan umum akan kemuliaan Tuhan, keagungan dan kerahimanNya.

      Mazmur Pujian atau Halel (dari kata Ibrani halal, “memuji”) adalah Mazmur-mazmur yang mengandung seruan “Pujilah Tuhan”, biasanya di awal atau di akhir Mazmur (Mzm 104-106; 111-113, 115-117, 135, 146-150). Biasanya Mazmur Pujian dinyanyikan pada perayaan besar seperti Paskah, Pentakosta dan Pondok Daun. Pada jamuan makan Paskah (Seder) biasanya dinyanyikan Mazmur Pujian 113-118 (kendati fakta bahwa Mzm 118 tidak mengandung seruan khas halelu-yah, “Pujilah Tuhan”).

      Praktik menyanyikan Mazmur sebagai bagian dari ibadat kepada Tuhan disebut Mazmur Tanggapan (“Psalmody”). Mazmur dinyanyikan dengan cara bersahutan, di mana seorang solis menyanyikan setiap bait Mazmur dan umat menanggapi dengan bait ulangan. Ulangan bisa sangat sederhana, semisal “Amin” atau “Haleluya”, atau satu baris yang diambil dari Mazmur yang dinyanyikan. Jemaat Kristen menerapkan cara itu sejak purba. Maka Mazmur menjadi dasar doa umum Gereja dan suatu buku pegangan untuk doa pribadi.

      Ibadat Bait Allah Yahudi juga menggunakan Mazmur Tanggapan dengan antifon [antifon adalah kutipan frasa atau kalimat pokok yang perlu diperhatikan], di mana bait-bait dinyanyikan oleh kelompok-kelompok secara bergantian dengan ulangan yang sama – yaitu antifon – dinyanyikan sebelum dan sesudah Mazmur yang sesungguhnya. Bentuk ini juga digunakan oleh komunitas-komunitas biara dalam Gereja sejak abad keempat. Antifon dapat diulang di setiap beberapa ayat Mazmur, termasuk di awal dan di akhir. Salah satu antifon yang paling sering digunakan berasal dari Mazmur 136 : “Sebab kasih setianya kekal selama-lamanya”.

      Di dalam Ibadat harian yang diperbarui, Mazmur merupakan salah satu dari tiga bagian pokok bersama bacaan Kitab Suci dan bacaan di luar Kitab Suci [dari para Bapa Gereja/para kudus], dan merupakan bagian dari Ibadat Bacaan, Pagi, Siang, Sore,  dan Penutup. Mazmur-mazmur digelar dalam periode lingkaran ibadat empat pekan, walaupun ada beberapa Mazmur, baik seluruhnya maupun sebagian, tidak dibacakan. Dalam Tata Perayaan Ekaristi, Mazmur juga merupakan unsur utama dalam bagian Liturgi Sabda.

 


VI. Teologi Mazmur

Kitab Mazmur juga dikenal karena teologinya tentang Allah dan antisipasi akan Mesias. Mazmur merangkum pemahaman Perjanjian Lama mengenai eksistensi dan sifat-sifat Allah, pengejara kebajikan, serta realitas penghakiman dan kematian. Pesan teologisnya disampaikan melalui spektrum perasaan dan sentimen insani, mulai dari kegembiraan dan kepuasan hingga kesedihan dan putus asa, bahkan amarah dan kekecewaan.

      Di dalam Mazmur bahkan ada tempat untuk kutuk juga. Dalam Mzm 69:23-25, misalnya, sang penyair berserapah:

Biarlah mata mereka menjadi gelap, sehingga mereka tidak melihat; buatlah pinggang mereka goyah senantiasa!

Tumpahkanlah amarah-Mu ke atas mereka, dan biarlah murka-Mu yang menyala-nyala menimpa mereka.

Biarlah perkemahan mereka menjadi sunyi, dan biarlah kemah-kemah mereka tidak ada penghuninya.

 Seperti seorang jaksa penuntut meminta keadilan dari hakim, demikianlah ia berseru kepada Tuhan. Mazmur Permintaan agar Tuhan turun tangan mewakili emosi geregetan suatu bangsa yang ditekan oleh musuh-musuh yang tidak mengenal Tuhan yang Esa. Bahkan Mazmur “Kutukan” pun tetap merupakan pengakuan kekuasaan Tuhan atas seluruh jagad.

      Kekaguman sepenuhnya atas kuasa dan wewenang Allah dinyatakan dalam Mazmur-mazmur Pujian dan Syukur, entah atas kebaikanNya (Mzm 103,115), entah karena kuasaNya yang dinyatakan dalam alam ciptaan (Mzm 29, 104) atau kekuatanNya dalam membela Israel (Mzm 11, 121).

      Mazmur juga mengandung pesan Mesianis. Allah dipuji sebagai Raja (mis Mzm 47, 93-102), tetapi juga memberikan tempat khusus pada Daud dan keturunannya dalam tata keselamatan ilahi (Mzm 2, 89, 110, 112). Harapan akan Mesias dijalin di seluruh Mazmur yang berkenaan dengan masa depan Israel dan sejumlah Mazmur sangat dikenal jemaat Kristen sebagai nubuat akan Kristus. Misalnya Mazmur 110, Kristus digambarkan sebelumnya sebagai Imam-Raja yang duduk d sebelah kanan Bapa. Kerajaan Mesias diramalkan dalam Mzm 2, 18, 45, 61, 89, dan 132, sedang pengkhianatan dan wafatNya diantisipasi dalam Mzm 22, 41 dan 69.

      Kristus mengutip Mazmur di dalam mengajar, terutama di atas salib, Ia mengutip Mzm 22:1: “Allahku, ya Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (lihat Eloi, Eloi, Lama Sabakhtani, Allahku, ya Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?), dan Mzm 31:5 “Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan jiwaKu”. Mazmur-mazmur juga digunakan oleh para penulis Injil dan memberi penghidupan kepada kaum beriman (Kis 4:24-26) pada waktu kesesakan dan penderitaan. Para rasul menggunakan Mazmur untuk mewartakan Kristus (Ef 4:8; Ibr 1:6,10-13; 2:6-8; 5:6; 10:5-7) (KGK 2585-2589).