Suatu himpunan dari 150
nyanyian keagamaan yang digunaKan di dalam ibadat Bait Allah Israel sebelum dan
sesudah Pembuangan. Nyanyian itu merupakan mahakarya doa dalam Perjanjian Lama.
Dalam bahasa Ibrani disebut seper tehillim “buku doa pujian”, dan
merupakan suatu karya pujian dan ibadat. Mazmur juga merupakan suatu
perbendaharaan teologi, spiritualitas dan emosi insani yang luas. Selanjutnya
Mazmur memainkan bagian peran yang penting dalam ibadat Gereja dan bahkan punya
peran utama dalam Ofisi atau Ibadat Harian.
Bahasa Inggris,
“Psalms” berasal dari bahasa Yunani psalmoi (Nyanyian Pujian).
Judul bahasa Yunani dalam Codex Aleksandrinus adalah psalterion yang
adalah nama alat musik dawai yang digunakan untuk mengiringi lagu ibadat ini.
Sastra para rabi menggunakan judul Ibrani seper tehillim, “buku pujian”.
I. Pengarang dan Waktu
Penulisan
II. Isi
A. Lima Kitab
B. Penomoran
III. Macam-macam Mazmur
IV. Istilah Teknis dan
Petunjuk
V. Penggunaan Dalam
Liturgi
VI. Teologi Mazmur
I. Pengarang dan Waktu
Penulisan
Daud, yang namanya dikaitkan dengan keseluruhan kitab, jelas
menyusun sebagian dari Mazmur, namun juga ada pengarang-pengarang yang lain.
Boleh jadi Daud bertanggungjawab secara langsung maupun tidak langsung atas
tujuh puluh tiga Mazmur; beberapa orang perorangan yang menjadi penyumbang
termasuk Asaf (dua belas Mazmur: Mzm 50; 73-83); Putera Korah (sebelas
Mazmur: Mzm 42-49; 84-85; 87-88); Salomo (Mzm 72 dan 127), Heman (Mzm 88), Etan
(Mzm 89) dan Musa (Mzm 90). Sebagian yang lain berasal dari Yedutun,
salah seorang pemusik Daud (Mzm 39; 62 dan 77; bdk 1 Taw 25:1-2; 2 Taw 5:12).
II. Isi
A. Lima Kitab
Kitab Mazmur terdiri dari
150 Mazmur yang terbagi dalam “lima kitab”:
I. Kitab Pertama (Mzm
1-41)
II. Kitab Kedua (Mzm
42-72)
III. Kitab Ketiga (Mzm
73-89)
IV. Kitab Keempat (Mzm
90-106)
V. Kitab Kelima (Mzm
107-150).
Pembagian kedalam lima
kitab berasal dari Septuaginta pada abad ketiga SM, namun setiap bagian
jelas tampak karena seruan pujian doksologi yang mengakhiri masing-masing dari
kelima bagian itu. Doksologi terdapat pada Mzm 41:13; 72:20; 89:52; 106:48;
Mazmur 150 berfungsi sebagai doksologi bagi kelima kitab bagian dan juga bagi
seluruh himpunan. Menurut tradisi Yahudi, pembagian itu sejajar dengan lima
bagian dari Kelima Kitab Taurat Musa. Dari ke-150 Mazmur, 116 mempunyai judul yang
berbeda-beda panjangnya dalam teks Ibrani. Sedangkan 34 Mazmur yang tidak
berjudul adalah Mzm 1-2, 10, 33, 43, 71, 91, 93-97, 99, 104-107, 111-119,
135-137, 146-150.
Mazmur juga dapat dibagikan ke dalam tiga golongan besar:
Mazmur Daud (Mzm 2 atau 3-41); Mazmur Asaf, Korah dan Penulis-penulis Daud yang
oleh para ahli sering disebut Mazmur Elohis karena sering menggunakan nama
Allah Ibrani “Elohim” (Mzm 42-83; lihat “Nama-nama llah” dalam lema Allah)
dengan suatu tambahan Mzm 84-89); dan Mazmur Puspa-ragam yang berkaitan dengan
rupa-rupa topik (Mzm 90-150).
B. Penomoran
Sejak Septuaginta, Mazmur
diberi nomor dengan cara yang berbeda, sehingga ada perbedaaan antara Kitab
Suci Yunani dan Kitab Suci Latin jika dibandingkan dengan Kitab Suci Ibrani,
kecuali Mzm 1-8, dan 148-150. Kebanyakan Kitab Suci Protestan menggunakan cara
penomoran Ibrani; versi-versi Katolik dalam bahasa Inggris mengikuti penomoran
Yunani dan Latin, tetapi alkitab Jerusalem Bible (JB), Revised Standard Version (RSV), New American Bible (NAB) dan versi-versi lain yang lebih baru
menggunakan pola penomoran Ibrani. Perbedaan dalam Mazmur tertentu disampaikan
di bawah ini untuk Kitab Suci Ibrani (Teks masora) dan LXX (Septuaginta
Yunani):
Kitab Suci Ibrani |
Kitab Suci LXX (Latin) |
Mzm 1-8 |
Mzm 1-8 |
9-10 |
9 |
11-113 |
10-112 |
114-115 |
113 |
116:1-9 |
114 |
116:10-19 |
115 |
117-146 |
116-145 |
147:1-11 |
146 |
147:12-20 |
147 |
148-150 |
148-150 |
III. Macam-macam Mazmur
Para ahli sudah lama
memperhatikan macam-macam Mazmur yang berbeda yang membentuk himpunan yang
kanonis. Kebanyakan Mazmur dimaksudkan untuk ibadat umum; yang lain untuk
kesalehan dan doa pribadi. Secara garis besar, Mazmur-mazmur dibagikan ke dalam
beberapa kategori utama : Syukur dan pujian serta Ratapan – serta
kategori-kategori yang lebih kecil termasuk Doa Rajawi dan Mesianis, Seruan dan
Permohonan, Kebijaksanaan, Alfabetik dan Akrostik, “Nyanyian Mohon
Perlindungan” (Mzm 120-134, yang mungkin merupakan lagu-lagu peziarahan dan
arak-arakan) dan Mazmur Kutukan.
Ciri sastra yang utama dalam Mazmur adalah paralelisme
(kesejajaran). Selain itu Mazmur juga menggunakan aliterasi
(perulangan bunyi) dan asonansi (penghilangan bunyi), juga pola akrostik atau
alfabetis, di mana urutan huruf-huruf alfabet memulai baris-baris selanjutnya,
kuplet dan strofa (bait); rima kadang-kadang terjadi di akhir baris dan jeda. [Dalam
proses terjemahan ciri-ciri sastra puisi dalam bahasa asli ini menjadi kabur,
sering mustahil, terutama karena perubahan huruf pada padan kata dalam bahasa
terjemahan].
IV. Istilah Teknis dan
Petunjuk
Banyak Mazmur mencantumkan
notasi yang maksud sebenarnya tidak selalu jelas bagi kita. Kemabanyakan Mazmur
disebutkan dalam istilah aslinya, mizmor, mungkin menandakan bahwa perlu
diiringi alat musik. Sejumlah Mazmur (mis Mzm 46 dan 48) disebut “Nyanyian”
(Ibrani: sir). Tiga belas mazmur (32, 42, 44-45, 52-55, 74, 78, 88-89
dan 142) disebut maskil, suatu kata yang merujuk pada membuat bijak atau
terampil [dalam terjemahan Indonesia Alkitab (Alk) disebut Nyanyian Pengajaran.
Dalam Kitabsuci Komunitas Kristiani (KKK) anotasi ini hilang]. Mazmur-mazmur itu condong mengungkapkan
pengalaman penderitaan, kecuali Mzm 45 yang adalah lagu cinta. Enam Mazmur (16
dan 56-60) disebut miktam, dan selalu dikatakan “Dari Daud”; makna
sebutan itu tidak jelas. Mzm 7 disebut siggayon, mungkin jenis lagu
tertentu.
Beberapa Mazmur juga mencantumkan petunjuk mengenai alat musik,
misalnya Mzm 4 diberi catatan :”Untuk pemimpin biduan; dengan alat musik
berdawai” [bisa harpa, bisa kecapi. Terjemahan Alkitab (Alk) Indonesia memilih: Dengan
permainan kecapi]. Mzm 5 memberi petunjuk : “Untuk pemimpin biduan: dengan
permainan seruling”. Ada lima puluh lima Mazmur mengandung petunjuk seperti
itu. Kata “ S e l a “ [Ibrani: selah] muncul tujuh puluh satu kali,
maknanya tidak diketahui. Mungkin petunjuk bagi penyanyi dan mereka yang
beribadat sebagai tempat untuk bagian
ulangan.
V. Penggunaan Dalam
Liturgi
Penggunaan Mazmur dalam
Liturgi Israel tidak diketahui dengan pasti. Namun tidak ada sanggahan bahwa
mereka dihimpun dan digunakan untuk ibadat. Mazmur Syukur dan Pujian terutama
digunakan untuk maksud pernyataan umum akan kemuliaan Tuhan, keagungan dan
kerahimanNya.
Mazmur Pujian atau Halel (dari kata Ibrani halal,
“memuji”) adalah Mazmur-mazmur yang mengandung seruan “Pujilah Tuhan”, biasanya
di awal atau di akhir Mazmur (Mzm 104-106; 111-113, 115-117, 135, 146-150).
Biasanya Mazmur Pujian dinyanyikan pada perayaan besar seperti Paskah,
Pentakosta dan Pondok Daun. Pada jamuan makan Paskah (Seder) biasanya
dinyanyikan Mazmur Pujian 113-118 (kendati fakta bahwa Mzm 118 tidak mengandung
seruan khas halelu-yah, “Pujilah Tuhan”).
Praktik menyanyikan Mazmur sebagai bagian dari ibadat kepada
Tuhan disebut Mazmur Tanggapan (“Psalmody”). Mazmur dinyanyikan dengan cara
bersahutan, di mana seorang solis menyanyikan setiap bait Mazmur dan umat
menanggapi dengan bait ulangan. Ulangan bisa sangat sederhana, semisal “Amin”
atau “Haleluya”, atau satu baris yang diambil dari Mazmur yang dinyanyikan.
Jemaat Kristen menerapkan cara itu sejak purba. Maka Mazmur menjadi dasar doa
umum Gereja dan suatu buku pegangan untuk doa pribadi.
Ibadat Bait Allah Yahudi juga menggunakan Mazmur Tanggapan
dengan antifon [antifon adalah kutipan frasa atau kalimat pokok yang perlu
diperhatikan], di mana bait-bait dinyanyikan oleh kelompok-kelompok secara
bergantian dengan ulangan yang sama – yaitu antifon – dinyanyikan sebelum dan
sesudah Mazmur yang sesungguhnya. Bentuk ini juga digunakan oleh
komunitas-komunitas biara dalam Gereja sejak abad keempat. Antifon dapat
diulang di setiap beberapa ayat Mazmur, termasuk di awal dan di akhir. Salah
satu antifon yang paling sering digunakan berasal dari Mazmur 136 : “Sebab
kasih setianya kekal selama-lamanya”.
Di dalam Ibadat harian yang diperbarui, Mazmur merupakan salah
satu dari tiga bagian pokok bersama bacaan Kitab Suci dan bacaan di luar Kitab
Suci [dari para Bapa Gereja/para kudus], dan merupakan bagian dari Ibadat
Bacaan, Pagi, Siang, Sore, dan Penutup.
Mazmur-mazmur digelar dalam periode lingkaran ibadat empat pekan, walaupun ada
beberapa Mazmur, baik seluruhnya maupun sebagian, tidak dibacakan. Dalam Tata
Perayaan Ekaristi, Mazmur juga merupakan unsur utama dalam bagian Liturgi Sabda.
VI. Teologi Mazmur
Kitab Mazmur juga dikenal
karena teologinya tentang Allah dan antisipasi akan Mesias. Mazmur merangkum
pemahaman Perjanjian Lama mengenai eksistensi dan sifat-sifat Allah, pengejara
kebajikan, serta realitas penghakiman dan kematian. Pesan teologisnya
disampaikan melalui spektrum perasaan dan sentimen insani, mulai dari
kegembiraan dan kepuasan hingga kesedihan dan putus asa, bahkan amarah dan
kekecewaan.
Di dalam Mazmur bahkan ada tempat untuk kutuk juga. Dalam Mzm
69:23-25, misalnya, sang penyair berserapah:
Biarlah mata
mereka menjadi gelap, sehingga mereka tidak melihat; buatlah pinggang mereka
goyah senantiasa!
Tumpahkanlah
amarah-Mu ke atas mereka, dan biarlah murka-Mu yang menyala-nyala menimpa
mereka.
Biarlah
perkemahan mereka menjadi sunyi, dan biarlah kemah-kemah mereka tidak ada
penghuninya.
Kekaguman sepenuhnya atas kuasa dan wewenang Allah dinyatakan
dalam Mazmur-mazmur Pujian dan Syukur, entah atas kebaikanNya (Mzm 103,115),
entah karena kuasaNya yang dinyatakan dalam alam ciptaan (Mzm 29, 104) atau
kekuatanNya dalam membela Israel (Mzm 11, 121).
Mazmur juga mengandung pesan Mesianis. Allah dipuji sebagai
Raja (mis Mzm 47, 93-102), tetapi juga memberikan tempat khusus pada Daud dan
keturunannya dalam tata keselamatan ilahi (Mzm 2, 89, 110, 112). Harapan akan
Mesias dijalin di seluruh Mazmur yang berkenaan dengan masa depan Israel dan
sejumlah Mazmur sangat dikenal jemaat Kristen sebagai nubuat akan Kristus. Misalnya
Mazmur 110, Kristus digambarkan sebelumnya sebagai Imam-Raja yang duduk d
sebelah kanan Bapa. Kerajaan Mesias diramalkan dalam Mzm 2, 18, 45, 61, 89, dan
132, sedang pengkhianatan dan wafatNya diantisipasi dalam Mzm 22, 41 dan 69.
Kristus mengutip Mazmur di dalam mengajar, terutama di atas
salib, Ia mengutip Mzm 22:1: “Allahku, ya Allahku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?” (lihat Eloi, Eloi, Lama Sabakhtani, Allahku,
ya Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?), dan Mzm 31:5 “Bapa, ke dalam
tanganMu Kuserahkan jiwaKu”. Mazmur-mazmur juga digunakan oleh para penulis
Injil dan memberi penghidupan kepada kaum beriman (Kis 4:24-26) pada waktu
kesesakan dan penderitaan. Para rasul menggunakan Mazmur untuk mewartakan
Kristus (Ef 4:8; Ibr 1:6,10-13; 2:6-8; 5:6; 10:5-7) (KGK 2585-2589).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar