Beberapa nama dipersiapkan Presiden Joko Widodo untuk menjadi Duta Besar RI Berkuasa Penuh untuk Romania, Norwegia, Fiji, Turki, Swiss, Laos, Afrika Selatan, Kampuchea, Brunei Darussalam, Ukraina, Peru, dan Vatikan. Mereka telah dipanggil ke Istana dan melengkapi persyaratan yang diminta. Selanjutnya akan menempuh fit and proper test serta persetujuan DPR, Secara umum pesan yang diberikan kepada para calon dutabesar kita adalah menguatkan diplomasi ekonomi.
Trias Kuncahyono, jurnalis senior Kompas dan penulis, alumnus Seminari Menengah Mertoyudan 1974 dipersiapkan menjadi Duta Besar RI untuk Vatikan. Dalam Zoominar Ikafite 11 Desember 2022 tentang Tetap Waras di Zaman Tidak Waras yang lalu Trias menjadi salah seorang narasumber. Kita doakan semoga Trias berhasil untuk karir diplomat ini.
Sementara itu di Vatikan pada 15 Desember 2022 beberapa Duta Besar menyerahkan surat-surat kepercayaan dari negara masing-masing, yaitu Belize, Bahama, Thailand, Norwegia, Mongolia, Niger, Uganda dan Sudan. kepada kepala negara Vatikan, Paus Fransiskus. Mereka diterima di Aula Clementine dan beramah tamah dengan Paus.
Dalam sambutan penerimaan para Duta Besar itu Paus Fransiskus menyampaikan pesan penghargaan kepada semua negara dan bangsa yang mengusahakan kesejahteraan umum bukan hanya bagi bangsa dan negaranya sendiri, tetapi juga bagi segenap umat manusia. Keikutsertaan mereka dalam upaya membangun pergaulan bangsa-bangsa, partisipasi dalam berbagai organisasi dan lembaga internasional menunjukkan perlunya solidaritas dan kerjasama di antara bangsa-bangsa.
Dalam tugas vital dan kolektif untuk memelihara dan memajukan kesejahteraan perempuan maupun laki-laki di mana saja itu, terutama di masa sekarang yang ditandai oleh krisis kesehatan yang berlanjut dan konflik kekerasan di dunia, semakin penting digalang tindakan bersama semua keluarga manusia dan di dalamnya kegiatan diplomatik semakin lebih diperlukan. Terutama untuk memungkinkan pemeliharaan martabat dan memajukan hak-hak asasi manusia, memajukan keadilan, dialog dan rekonsiliasi, demi perdamaian lestari, untuk pemeliharaan bumi rumah kita bersama, yang adalah anugerah berharga bagi kita sekarang dan bagi generasi-generasi yang akan datang.
Terutama bagi yang baru saja meniti karir diplomatik, di masa ini makin dituntut kepekaan politik atas pelanggaran-pelanggaran hukum internasional dan atas yang disebut kecamuk Perang Dunia Ketiga sekarang ini, Agar perdamaian punya peluang dan memburuknya prospek masa depan yang lebih baik, terutama di bagian-bagian dunia di mana konflik yang berlangsung lama dapat menetap menjadi kebiasaan dalam kesadaran publik, kita semua diminta waspada dan terpanggil untuk menjadi pembawa damai.
Menanggapi tantangan ini, setiap bangsa dan negara, entah sudah tua atau masih muda, dapat memanfaatkan perbendaharaan kekayaan sejarah, intelektual, teknologi, seni dan budaya masing-masing sebagai sumbangan unik masing-masing kepada masyarakat dunia. Dengan memberikan keunikan yang anda wakili, yang akan menghasilkan warisan kebaikan masa depan, perbendaharaan kekayaan nasional bukan saja kemampuan dan kebisaan yang dirayakan dan dikembangkan, standar tinggi yang dibanggakan, Segala kemampuan dan talenta itu juga merupakan karunia untuk melayani kalangan dunia yang lebih luas, baik dalam konteks bilateral maupun multilateral demi kemanusiaan yang lebih baik.
Dengan menyumbangkan sumber-sumber daya material, insani, moral dan spiritual secara murah hati, negara-negara menjawab panggilan yang luhur mulia. Hanya dengan usaha-usaha mengatasi persoalan yang dihadapi segenap manusia secara terpadu dalam solidaritas akan ditemukan jalan-jalan solusi, bukan saja terhadap tantangan yang tadi kita bicarakan, tetapi juga berbagai situasi yang meluas sehubungan dengan krisis air, pangan dan kesehatan dasar; perlunya pemerataan akses pada pendidikan dan peluang untuk pekerjaan yang bermartabat bagi semua orang. Perlu diingat juga mereka yang sakit, disabel, dan anak-anak terutama perempuan, yang kurang mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka hingga penuh, serta mereka yang dimiskinkan tercabut dari semua latar belakang mereka, sehingga ketinggalan, tersisih dan terlupakan; juga mereka yang sengaja dijauhkan dari peran serta membangun masyarakat mereka.
"Adalah peran anda sebagai diplomat untuk memberi suluh di masa kegelapan di pojok-pojok dunia ini, menuntun mereka yang tersudut ke tengah arena, dan memberi suara kepada mereka yang tak punya suara dan yang terbungkam. Saya berharap dalam melaksanakan tugas anda, anda mampu mengusahakan di sini di Roma maupun di mana saja, cara-cara yang kreatif dan segar untuk memajukan solidaritas dan persahabatan sosial, khususnya dengan sesama saudara yang paling rentan (Fratelli Tutti art 112-117). "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar