Daftar Blog Saya

Senin, 26 Desember 2022

PROYEKSI SITUASI 2023

 


Sejak menjadi konsultan bisnis dan manajemen dari tahun 1983 saya terbiasa mengumpulkan data dan membuat proyeksi situasi tahun mendatang untuk latar asumsi saran-saran saya, baik dalam rangka rencana bisnis maupun rencana kegiatan. Setelah pensiun dari kegiatan konsultansi saya masih terbiasa dengan kegiatan menyusun gambaran tahun mendatang. Saya ingin berbagi catatan saya tentang proyeksi situasi 2023. 

Kesehatan

Sejak pandemi Covid19 kondisi umum kesehatan masyarakat dari 2020 menjadi faktor yang menentukan aktivitas umum. Di seluruh dunia 226 negara dilanda pandemi Covid19 dengan berbagai variannya. Lebih dari 624 juta orang terinfeksi dan harus beristirahat antara 14 hari hingga sebulan. Sedang untuk mengatasi penularan diadakan berbagai pembatasan kegiatan masyarakat. Dari jumlah orang yang terinfeksi 604 juta lebih sembuh. 6,5 juta orang meninggal. Dan per 5 Oktober 2022 masih ada kasus aktif 13,5 juta. Sedangkan di Indonesia tercatat 6,4 juta kasus terinfeksi, 6,25 juta di antaranya sembuh. Jumlah kasus meninggal 158 ribu. Kasus aktif per 5 Oktober 2022 masih 13 ribu lebih. Indonesia masih berusaha mengadakan vaksinasi yang terbukti ampuh untuk menangkal akibat buruk penularan Covid19. Per 5 Oktober 2022 dari jumlah penduduk 75% telah menerima vaksinasi pertama. 63% telah menerima vaksin kedua. 23% telah menerima vaksin ketiga. Dan baru 0,23% menerima vaksin keempat. Dengan upaya peningkatan vaksinasi kedua, ketiga dan keempat di tahun 2023, imunitas rakyat menguat, kondisi umum kesehatan masyarakat akan membaik, dan aktivitas akan berangsur normal.


 Iklim dan Bencana 

Dinamika atmosfer Indonesia sangat dipengaruhi kondisi El-Nino Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD). Kegiatan sektor pertanian, kehutanan, kebencanaan, kesehatan, sumber daya air, kelautan dan pesisir, dan sosial ekonomi dipengaruhi kondisi dinamika atmosfer.  Sepanjang tahun 2023, ENSO diprakirakan akan berada pada kisaran anomali -0.5 sampai 0.5 yang secara fase perkembangan batas-batas nilai tersebut adalah sebagai fase Netral. Sementara itu, pandangan Indian Ocean Dipole (IOD) tahun 2023 akan berada pada fase netral pada Januari hingga Desember 2023 dengan indeks berkisar –0.10 hingga –0.39. Kondisi anomali suhu muka laut di wilayah Indonesia mulai Desember 2022 hingga Mei 2023 berada pada kondisi hangat hingga normal. Suhu udara permukaan bulanan di Indonesia pada tahun 2023 diprediksi akan mengalami peningkatan dengan kenaikan rata-rata sebesar 0,3°C, atau lebih hangat dibandingkan normalnya.

Curah hujan tahunan 2023 diprediksikan  normal. Daerah yang diprediksi akan mengalami hujan tahunan di atas normal (diatas 2500mm/tahun) adalah sebagian Jambi, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Timur, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Bali, sebagian NTB, dan sebagian Sulawesi Tengah. Daerah yang diprediksi akan mengalami hujan tahunan di bawah normal adalah sebagian kecil Papua Barat dan sebagian kecil Papua. Awal Musim Hujan 2022/2023 di Indonesia diprediksikan MAJU pada 326 ZOM (46,6 persen), SAMA pada 124 ZOM (17,7%), dan MUNDUR pada 76 ZOM (10,7%). Secara umum, sifat hujan selama Musim Hujan 2022/2023 diprediksikan NORMAL atau sama dengan rerata klimatologisnya pada 477 ZOM (68%), sejumlah 188 ZOM (26,7%) akan mengalami kondisi musim hujan ATAS NORMAL (lebih basah dari biasanya) dan 34 ZOM (5%) akan mengalami musim hujan BAWAH NORMAL.

Merujuk kepada kondisi musim kemarau tahun 2016, 2017 dan 2018 yang bersifat normal, beberapa wilayah di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur melaporkan durasi Hari Tidak Ada Hujan mencapai 178 sampai dengan 246 hari (6-8 bulan tidak ada hujan), yang mengindikasikan terjadinya kekeringan. Situasi kekeringan dapat memicu  potensi kebakaran hutan dan lahan di 2023 yang lebih besar dibandingkan dengan tahun 2020, 2021 maupun 2022 yang kemaraunya bersifat basah (atas normal) terutama di Sumatera dan Kalimantan.

Suhu Muka Laut (SML) di Samudra Pasifik tropis diprediksikan masih konsisten mengalami anomali negatif yaitu lebih dingin dari kondisi normal terutama pada Januari dan Februari 2023 yang merupakan bagian dari peluruhan La Nina. Selanjutnya pada periode Maret hingga Mei 2023, suhu muka laut Samudra Pasifik diprediksi akan berangsur beralih ke kondisi normal atau netral. Sementara itu kondisi suhu muka laut di wilayah Indonesia pada September hingga November 2022 dalam kondisi hangat kemudian mulai menuju kondisi normal mulai Desember 2022 hingga Mei 2023. Sementara itu kondisi anomali suhu udara permukaan rata-rata bulanan di wilayah Indonesia mulai Januari sampai dengan Desember 2023 diprediksi akan mengalami anomali dengan kenaikan antara 0.17 °C hingga 0.45 °C (dengan rata-rata sebesar 0.3 °C) di atas kondisi normal atau lebih hangat dibanding periode 1991 - 2020.

Suhu, curah hujan dan kelembapan dapat mempengaruhi variabilitas vector-born diseases. Pada kasus anomali kelembapan yang terjadi pada skala luas yang disebabkan La Nina misalnya, dapat menjadi faktor lingkungan yang mendukung peningkatan populasi vektor penyakit, terutama populasi nyamuk demam berdarah dengue (DBD). Penyakit lain yang dapat dipengaruhi ialah malaria dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

Pada tahun-tahun normal, misalnya tahun 2012, 2013, dan 2014, data statistik kebencanaan menunjukkan bahwa jumlah kejadian bencana di Indonesia masih cukup besar, yaitu sejumlah 1.811 pada tahun 2012, 1.674 pada tahun 2013, dan 1.967 kejadian bencana pada tahun 2014. Sejumlah lebih dari 95 persen dari total kejadian bencana tersebut adalah bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, puting beliung, cuaca ekstrem, dan kekeringan. Walau curah hujan tahunan pada outlook iklim 2023 diprediksi dekat dengan kondisi normal, namun demikian, tetap ada potensi bencana hidrometeorologi yang dari tahun ke tahun naik frekuensinya dan harus menjadi perhatian dan kewaspadaan semua pihak.

Ekonomi

Setelah guncangan Pandemi, terjadi pergeseran pusat guncangan di dunia. Pertama-tama inflasi, yang menyebabkan tekanan pada likuiditas dan peningkatan suku bunga, kemudian meningkatnya fragmentasi geopolitik dan konflik menyebabkan krisis pangan dan energi serta keuangan, dan dibayangi oleh ancaman stagflasi.


Guncangan krisis dunia akan membuat pertumbuhan ekonomi terhambat bahkan menyusut pada 2023 dan selanjutnya. Harga-harga energi (gas alam, batubara, minyak mentah) dan komoditi dunia (minyak sawit, gandum, kedelai, jagung) dibanding awal 2020 meningkat sangat tinggi, dan masih akan tinggi pada 2023.


Kekayaan alam Indonesia dan manajemen ekonomi makro yang tepat membantu ketahanan ekonomi Indonesia di tengah situasi dunia yang sulit. GDP Indonesia sempat negatif karena Covid19 pada 2020, namun kembali normal pada 2021 dan 2022.


Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 diproyeksikan antara 4.5-5.3% dan akan meningkat antara 4.7-5.5% pada 2024, digerakkan konsumsi, investasi dan ekspor. Consumer Price Index (CPI)  yang menunjukkan tingkat inflasi pada akhir 2022 melejit tinggi hingga hampir 6% namun diusahakan turun dan diproyeksikan kembali antara 3.0%±1% pada 2023 dan 2.5%±1% pada 2024. 

Investasi langsung dari luar negeri digalakkan terutama di sektor manufaktur hilir, kelistrikan dengan sumber energi terbarukan, transportasi, dan komunikasi. Sektor-sektor ini ke depan diharapkan dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja.


(Bersambung)

1 komentar: