Daftar Blog Saya

Tampilkan postingan dengan label Surat Pastoral. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Surat Pastoral. Tampilkan semua postingan

Minggu, 06 November 2022

TITUS DAN SURAT PAULUS KEPADA TITUS

 



Titus   

Seorang Kristen bukan Yahudi (Gal 2:3) yang menjadi salah seorang rekan sekerja Paulus (2 Kor 8:23). Sebelumnya, ia muncul bersama Paulus di Yerusalem pada waktu sunat masih dipersoalkan dengan sengit (Gal 2:1-5). Selanjusnya Titus diutus Paulus untuk menjadi wakilnya bagi jemaat di Korintus (2 Kor 2:13; 7:6.13-14; 8:6, 16, 23; 12:18). Ia sekali lagi diutus untuk mengawasi pengumpulan derma bagi jemaat Yerusalem (2 Kor 8:6) dan kepadanyalah dialamatkan Surat kepada Titus (Tit 1:4). Surat ini menyarankan agar Titus pergi ke Kreta bersama Paulus (Tit 1:4), karena ia disuruh membina jemaat di sana, dan kemudian menuju Nikopolis (Tit 3:12). Selanjutnya Titus berada di Dalmatia tempat ia melakukan pelayanan pada waktu penulisan Surat Kedua untuk Timoteus (2 Tim 4:10). Menurut tradisi Titus kembali lagi ke Kreta dan menjadi uskup di sana (Eusebius, Hist. Eccl, 3.4.6)



Surat Kepada Titus

Salah satu dari ketiga surat yang disebut Surat-surat Pastoral (bersama dengan 1 dan 2 Tim). Ditujukan kepada salah seorang rekan sekerja yang dekat dengan Paulus. Isinya berhubungan dengan soal penggembalaan jemaat Kristen awal. Surat kepada Titus juga menyampaikan berbagai pandangan yang berharga atas pelayanan dan pemikiran Paulus di tahun-tahun terakhir dalam hidupnya.

 I. PENGARANG DAN WAKTU PENULISAN

Secara bulat jemaat Kristen yakin hingga abad kesembilanbelas bahwa Surat kepada Titus, bersama dengan surat-surat pastoral yang lain, ditulis oleh Paulus, seperti dinyatakan di dalam surat itu sendiri (Tit 1:1; bdk 1 Tim 1:1 dan 2 Tim 1:1). Beberapa ahli pada abad kesembilanbelas meragukan Paulus sebagai penulis surat-surat pastoral itu mengingat perbedaan gaya bahasa dengan Surat-surat Paulus yang tidak dipersoalkan, tidak dicantumkannya ajaran-ajaran yang khas dari Paulus, dan situasi historis yang tampak melatarbelakangi surat itu. Perbantahan mengenai Paulus sebagai pengarang Surat kepada Titus adalah sama dengan bahasan kita berkenaan dengan Surat 1 dan 2 kepada Timoteus, dan sekali lagi sikap tradisi tentang Paulus sebagai penulis surat ini tetap dipegang dan menjelaskan data serta berbagai hipotesis alternatif lainnya.

      Waktu penulisan Surat kepada Titus tidak bisa dipastikan dan bukti dari dalam surat itu sendiri terlalu sedikit untuk bisa membandingkan kejadian-kejadian yang dibicarakan dengan kronologi yang terdapat dalam Kitab Kisah Para Rasul. Menurut tradisi, Paulus melakukan perjalanan misinya yang keempat sesudah dipenjarakan di Roma (sekitar 60-62 M; bdk Kis 28:16) dan sebelum ia mati sebagai martir (tahun 67 M), maka mungkin surat kepada Titus disusun Paulus berturutan waktunya dengan penulisan surat 1 Tim, antara tahun 63 dan 66 M. Para ahli yang menyangsikan surat-surat pastoral itu sebagai karya Paulus menduga surat itu ditulis oleh salah seorang murid Paulus jauh di kemudian hari, antara tahun 80 dan 110.

 

II. ISI

i. Salam Pembukaan kepada Titus (Tit 1:1-4)

ii. Kriteria Bagi Pemimpin Jemaat Kristen (Tit 1:5-9)

iii. Persoalan Pengajar Palsu (Tit 1:10-16).

iv. Perilaku Kristen (Tit 2:1-10)

v. Komitmen Kristen (Tit 2:11--3:1-7)

vi. Penutup

 


III. MAKSUD DAN TEMA

Paulus mengirimkan surat itu kepada Titus yang berada di pulau Kreta di Laut Tengah, di mana dulu Paulus dan Titus bersama-sama mewartakan Injil. Paulus harus melanjutkan perjalanan misinya, tetapi Titus ditinggalkan untuk membantu penduduk setempat yang terdiri dari baik sekelompok jemaat orang Yahudi (Tit 1:10) maupun sebagian besar orang yang sebelumnya tidak mengenal Tuhan dan menyolok dalam hal rendahnya moralitas (Tit 1:12).

      Isi pokok surat itu (Tit 1:5—3:11) berkaitan dengan petunjuk Paulus agar Titus mengatur himpunan jemaat Kristen di situ dan mengangkat pemimpin-pemimpin yang dapat melaksanakan karya penggembalaan atas jemaat (Tit 1:5). Seperti yang diuraikan dalam 1 Tim (1 Tim 1:13), Paulus menyerukan supaya Titus membangun kekuatan jemaat dan kememimpinan mereka di dalam menghadapi para pengajar palsu (Tit 1:10-16; bdk 1 Tim 1:3-7).

      Paulus mengawalinya dengan memerintahkan Titus mengangkat pemimpin-pemimpin jemaat yang dapat diandalkan (Tit 1:5-16), terutama sebagai pengajar-pengajar. Salah satu kualitas yang dituntut dari para pemimpin ini adalah kemampuan praktis dalam merawat rumah-tangga mereka sendiri (Tit 1:6). Ia kemudian memberikan suatu norma perilaku (Tit 2:2-10) bagi jemaat dan mendesak Titus agar menangani para perusuh (Tit 2:15—3:11). Paulus menyatakan kepercayaannya yang penuh kepada Titus, dan setelah melaksanakan tugasnya di Kreta, Titus harus bergabung lagi dengan Paulus di Nikopolis pada waktu musim dingin (Tit 3:12).