Bintang
Diciptakan oleh Allah untuk memisahkan malam dari siang,
dan berfungsi sebagai tanda-tanda di langit (Kej 1:14). Walaupun
bintang-bintang merupakan benda-benda yang menakjubkan dan mengagumkan (Mzm
8:3), Kitab Kejadian mau menegaskan bahwa bintang-bintang merupakan bagian dari
alam ciptaan, untuk membedakan iman bangsa Israel dari kepercayaan kalangan
yang lebih luas di Timur Dekat, yang menyembah benda-benda langit itu sebagai
dewa-dewa (Ul 4:19; Am 5:26). Bersama dengan matahari dan bulan, yang merupakan
ayah dan ibu, bintang-bintang juga mewujudkan anak-anak dari suatu keluarga
besar (Kej 37:9-10; bdk Kej 15:5; 22:17). Dalam beberapa kasus, mereka bagaikan
malaikat-malaikat surga (Ayb 38:17; Why 9:1).
Dalam
konteks teologi, bintang-bintang berfungsi sebagai tanda-tanda keselamatan dan
penghakiman. Misalnya, perkataan-perkatan nubuat Bileam dalam Bil 24:17
menggambarkan seorang Raja Mesias akan bangkit dari Israel sebagai suatu
“bintang”. Banyak ahli yakin bahwa bintang Betlehem yang membimbing para Majus
kepada kanak-kanak Yesus berhubungan dengan janji Perjanjian Lama ini (Mat
2:2.7-11). Walau banyak orang berusaha mengaitkan bintang Betlehem dengan suatu
komet atau konjungsi planet-planet yang mungkin tampak pada waktu itu,
penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa bintang itu adalah malaikat yang
putih cemerlang (bdk Mat 28:2-3), yang membimbing para Majus menemukan
Penyelamat dan Raja mereka. Ini akan menjelaskan mengapa di dalam Injil Matius,
bintang itu dikatakan menghilang dan nampak lagi, bergerak maju atau diam.
Pada masa
pengadilan nanti, bintang-bintang di langit digambarkan dengan cara apokaliptik
akan pudar dan jatuh dari langit (Yes 13:10); Yl 3:15; Mat 24:29; Mrk 13:25;
Why 6:13; 8:10.12; 12:4).