Daftar Blog Saya

Jumat, 16 Desember 2022

GERAKAN KARYAWAN

 

Dua puluh tahun yang lalu saya mengenal adanya Komunitas Karyawan Muda Katolik (KKMK) namun saya tidak mengikuti perkembangannya. Di samping Serikat Buruh besar, ada banyak organisasi karyawan kecil dan komunitas karyawan atau pekerja yang tidak formal. Pada umumnya komunitas merupakan forum organik kebersamaan pertemanan dan persaudaraan non-formal sesama pekerja atau karyawan, sedangkan serikat bersifat lebih resmi dan merupakan organisasi terdaftar dan dibentuk untuk membela kepentingan-kepentingan pekerja berhadapan dengan kepentingan-kepentingan manajemen dan pemilik, sedangkan gerakan meliputi aksi-aksi baik untuk kebersamaan antar pekerja maupun untuk kepentingan pekerja berhadapan dengan kebijakan baik perusahaan maupun pemerintah dan sarat kepentingan politik.



Di dalam Gereja ada Gerakan Pekerja yang didirikan pada masa Paus St Paulus VI dan mendapat berkat darinya. Pada tanggal 9 Desember 2022 wakil-wakil Gerakan Pekerja ini mengadakan kunjungan pada Paus Fransiskus di Vatikan dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-50. Pesan-pesan Paus Fransiskus sangat menarik untuk dicermati. Lebih penting dari sekedar merayakan peringatan ulang tahun ke 50 adalah merenungkan dan menyadari karya Roh Kudus dalam hidup dan karya gerakan selama ini melalui kaderisasi, pengembangan kelompok-kelompok, pengembangan spiritualitas kerja, pendalaman aspek-aspek kerja dan kontribusinya pada pengembangan masyarakat, bangsa dan negara.

Perayaan peringatan ulang tahun lalu diarahkan pada : pemurnian dan masa tabur baru.

Pemurnian adalah kembali kepada hakekat dan fungsi awal sesuai kehendak Allah. Dan itu menuntut kesediaan bertobat, mengubah hidup, mengubah sikap dan gaya kerja, sebagai tanda keberanian, bukan kelemahan, Kekerasan hati dan keras kepala lah yang menandakan kelemahan. Diperlukan keterbukaan untuk menerima pembaruan dari Roh, tanpa memasang penghalang; memberi tempat kepada kaum muda, agar semangat syukur dan idealisme mereka terpelihara dan dirasakan bersama, agar resourcefulness masa permulaan tidak luntur oleh dekapan pilihan-pilihan masa lalu yang tidak lagi sesuai dengan kebaruan-kebaruan zaman. Sebagai suatu gerakan yang lahir dalam semangat Konsili Vatikan II, agar dapat memetik dan menikmati buah-buah era gerejawi dan sosial berlimpah, Paus Fransiskus menganjurkan agar sebagai gerakan kategorial para pekerja menemukan kembali semangat awalnya dengan menghayati ikatan hidup gerejawi teritorial  seraya mensyukuri pelayanan yang dilaksanakan demi kepentingan para pekerja. Konsili meminta kita membaca tanda-tanda zaman, dalam hal ini menganjurkan agar kita menjadi teladan: perlu kita tanyakan pada diri sendiri, sejauh mana kita menyadari perubahan sosial dan ikut serta menjadi agen perubahan sosial menuju kebaikan-kebaikan. Sejauh mana kesetiaan gerakan memenuhi kepentingan-kepentingan baru para pekerja? Bagaimana komitmen kita pada pertobatan ekologis dan memajukan perdamaian di antara kita? Sejauh mana kita dapat menjadi inspirasi untuk berkontribusi pada masyarakat, dalam hal ekonomi, politik, ketenagakerjaan, sesuai dengan kriteria ekologi integral dan persaudaraan di antara sesama?

Sementara kita melakukan perayaan syukur atas masa lalu, kita menatap masa depan. Ini bukan hanya masa petik buah, panen hasil, tetapi sekali gus juga masa tabur baru. Masa sulit yang sekarang kita alami justru menuntut kita melakukan upaya tabur baru. Suasana pandemi dan konflik membuat kegelapan dan kesulitan meliputi kita semua. Justru dalam situasi demikian kita dituntut menabur harapan baru. Mulai dari diri sendiri, membuka pintu bagi kaum muda bukan seperti menerima tamu, tetapi menjadi rekan kerja dengan kemampuan mereka membayangkan suatu masyarakat baru.

Secara khusus diharapkan komitmen baru pada tema-tema pekerjaan. Ketika pekerjaan sedang mengalami transformasi baik dari segi teknologi maupun hubungan-hubungan sosialnya, semakin diperlukan solidaritas sesama pekerja. Bentuk-bentuk baru eksploitasi harus ditentang. Ketimpangan sosial diatasi, Buka mata dan telinga perhatikan mereka yang tak mampu bersuara dan jadilah suara mereka. Perhatikan mereka yang tak berdaya dan jadilah kekuatan mereka. Bukan hanya jadi jalinan sosial di antara para anggota kelompok sendiri, tapi jadilah ragi dalam jalinan sosial masyarakat, jadilah ragi keadilan dan solidaritas!

Dari perumpamaan Injil tentang pekerja yang datang menurut waktu masing-masing (Mat 20:1-16) kita tahu bahwa di setiap era dalam sejarah, seperti sekarang ini, adalah masa yang tepat untuk memberi kontribusi dan berusaha memberi jawaban atas tantangan. Jangan ada yang terpinggirkan dari pekerjaan. Jangan lelah mengusahakan pekerjaan untuk para perempuan, persiapkan kaum muda untuk menjadi angkatan kerja baru, siapkan kontrak-kontrak yang bermartabat, bukan kontrak cacat dan kekurangan, selalu pelihara ruang dan waktu untuk bersama keluarga, untuk kerja-kerja bakti sosial, dan untuk merawat hubungan-hubungan baik. Tolak semua bentuk eksploitasi kerja!

Lanjutkan dan dalami prinsip-prinsip ajaran sosial gereja kita. Subsidiaritas, solidaritas, hubungan yang benar, adalah dasar-dasar kemasyarakatan yang tidak melupakan seorang pun, dan memajukan partisipasi. Keluarga, koperasi, perusahaan dan perserikatan adalah jalinan hidup kemasyarakatan. Dengan memberi ruang dan waktu pada semuanya, berarti mengalirkan energi agar setiap komitmen dan solidaritas dapat membuahkan kesejahteraan umum. 

Ensiklik Fratelli Tutti mengingatkan: Syukur pada Allah, begitu banyak kelompok dan organisasi masyarakat sipil membantu untuk mengatasi kelemahan komunitas internasional, kurangnya koordinasi dalam situasi-situasi yang kompleks, kurangnya perhatian terhadap hak asasi manusia dan situasi yang sangat kritis dari beberapa kelompok. Di sini terungkap secara nyata prinsip subsidiaritas, yang menjamin partisipasi dan aktivitas komunitas dan organisasi di tingkat yang lebih rendah yang secara integral melengkapi aktivitas negara. Sering kali mereka melakukan upaya yang patut dipuji dengan memikirkan kebaikan bersama; dan anggota-anggotanya terkadang sampai melakukan tindakan yang benar-benar heroik, yang menunjukkan betapa indahnya kemampuan yang masih dimiliki kemanusiaan kita (art 175).

Semoga bermanfaat bagi pemurnian dan masa tabur baru organisasi-organisasi kerja kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar