Daftar Blog Saya

Kamis, 17 November 2022

DAMAI DALAM PERSPEKTIF KITAB SUCI

 


Keselarasan di antara pribadi manusia-manusia dan terutama di antara Allah dan manusia. Damai di dalam Kitab Suci lebih dari tiadanya konflik atau perang: damai menggambarkan keseluruhan, kesejahteraan dan apa yang oleh Santo Agustinus disebut “tata-tenteram” (CivDei 19.13)

       Kata Ibrani untuk dama pada umumnya  -- salom – dipahami mengandung banyak arti. Suatu salam sapaan yang biasa dan mengandung ungkapan harapan akan keadaan yang sebaiknya dan pengharapan yang sebaik-baiknya (bdk Kej 43:27; Kel 4:18). Kata juga mengungkapkan suatu keadaan di mana urusan-urusan diwarnai oleh kedamaian yang diperoleh dari kesepakatan dan perjanjian (bdk Yos 9:15; 1 Raj 5:12). Yang terutama, damai adlah berkat yang tibul dari kehidupan yang setia pada perjanjian dengan Allah (Im 26:3-13). Tuhan menghendaki damai dan sejahtera bagi umatNya (Mzm 35:27).

       Damai adalah karunia Tuhan, maka Israel mengharapkan seorang Mesias yang memulihkan damai (Za 9:9; bdk Yes 2:2-4; 11:1-9; Hag 2:7-9); Mesias disebut Raja Damai (Yes 9:6). Maka, damai sesungguhnya lebih dari semata-mata berakhirnya perselidihan dan perseteruan belaka; damai lebih berhubungan dengan kesejahteraan spiritual. Kaya dan makmur memang baik, tetapi hal itu tidak mendatangkan kedamaikan jika tidak ada keadilan (Yes 48:18; 60:17).

      Dalam Perjanjian Baru istilah untuk damai adalah eirene, yang digunakan sembilan puluh dua kali, terutama dengan pengertian Perjanjian Lama atas salom. Damai disampaikan kepada orang lain sebagai salam (Yoh 20:19) yang menekankan ungkapan ketertiban dan keselarasan (Luk 19:42; 1 Kor 14:33). Tema yang lebih dalam dari Perjanjian |Lama juga hadir, namun diangkat dalam terang Injil: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu” (Yoh 14:27). Kristus merupakan pemenuhan segala harapan Mesianis.

      Damai yang diberikan oleh Yesus adalah Damai di antara Allah dan manusia. Kita didamaikan dengan Allah melalui sengsara dan wafat Kristus (Kol 1:20), sehingga setiap umat Kristen menikmati damai (rm 5:1) dan tidak terganggu oleh pengejaran dunia (Yoh 14:27; 16:33). Umat Kristen harus mengikuti Kristus mengharapkan damai bagi semua orang yang dijumpai (Mat 10:12) sebagaimana Kristus menyalami para murid dengan “Damai bagimu” (Luk 24:36; Yoh 20:21.26). Umat Kristen harus hidup dalam damai satu sama lain (Rm 12:8; Ef 4:3; Ibr 12:14) dan mewartakan Injil kepada dunia dan dengan demikian membawa damai di antara orang-orang, keluarga-keluarga, dan bangsa-bangsa (Mat 5:9; Ibr 12:14; Ef 2:14-18; Yak 3:18), terutama damai di antara orang Yahudi dan Bangsa-bangsa lain (Ef 2:14-16) (KGK 1716, 1829, 1832, 1941, 2302-2317). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar