Daftar Blog Saya

Selasa, 29 November 2022

PERJALANAN ULANG ALIK DARI DAN KEPADA YESUS

 Kabar Dari Vatikan 8

Saya mencatat tiga perjumpaan yang inspiratif di awal pekan ini. Perjumpaan Paus Fransiskus dengan kelompok-kelompok kecil. Catatan saya terutama pada pesan Paus yang konsisten dan mendesak, dengan harapan semoga teman-teman juga  menangkap marwahnya. 

Yang pertama perjumpaan dengan Forum Internasional Aksi Katolik (FIAK), Minggu 27/11. FIAK suatu Forum Internasional gerakan kerasulan awam diprakarsai oleh Kardinal Eduardo Pironio 30 tahun yang lalu, mulai di Italia, lalu merambah ke beberapa negara Eropa dan kemudian ke Afrika, Amerika, dan Asia. Walaupun ada kata Internasional, namun gerakan kerasulan aksi katolik itu berbasis paroki dan keuskupan lokal masing-masing. Ikatan internasional adalah untuk forum komunikasi dan tukar pengalaman. Di Indonesia belum ada afiliasinya. Di Asia Tenggara, baru Filipina dan Myanmar yang menjadi anggota penuh FIAK, sedang Korea, India, Laos, Lebanon, Thailand berstatus anggota pengamat. Aksi Katolik sendiri merupakan gerakan awam yang sudah berumur lebih dari 150 tahun dan selalu memperbarui diri setiap kali dengan semangat baru. Pada 1977 mengikuti Paus Paulus VI menerapkan dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam. Pada 1987 diperbarui dengan semangat Ensiklik Christifideles Laici dari Paus Yohanes Paulus II. Terakhir pada 2014 bersama Paus Fransiskus mengenakan semangat Seruan Apostolik Evangelii Gaudium. 

Forum Internasional Aksi Katolik mengadakan Kongres dua kali. Yang pertama tahun 2004 bertema Bertolak ke laut dalam (duc in altum) Aksi Katolik menyongsong masa depan dengan berani. Kemudian yang kedua tahun 2017 mengusung tema: Aksi Katolik adalah Misi perutusan dengan siapa saja untuk siapa saja.


Sidang Umum Forum Internasional Aksi Katolik digelar setiap kali sejak 1991 untuk memilih pengurus baru setiap masa bakti (4 tahun) dan pada 24-28 November 2022 diselenggarakan Sidang Umum ke-8. Dalam rangka itulah mereka berkunjung menghadap Paus Fransiskus, yang berkenan menyambut mereka: "saya mengucapkan selamat kepada anda yang membuat komitmen untuk memimpin periode berikutnya, mengikuti jalur yang telah dirintis lebih dari 30 tahun lalu. Pada saat itu, Kardinal Eduardo Pironio merasa perlu untuk menciptakan forum ini agar kehidupan Aksi Katolik dapat berkontribusi pada tantangan evangelisasi baru,  diperkaya dengan kekhasan masing-masing tempat dan budaya." - "Tentu saja, konteks dunia yang mengiringi tahapan baru itu tidak sama dengan konteks dunia tiga puluh tahun lalu, bahkan kepemimpinan sebelumnya pun tidak." - " sebagai Gereja kita sedang melalui masa di mana kita membutuhkan semangat sinodal untuk mengakar dalam cara kita menjadi Gereja; ini berarti latihan berjalan bersama ke arah yang sama. Saya yakin bahwa inilah yang Allah harapkan dari Gereja milenium ketiga. Bahwa mereka melanjutkan kesadaran bahwa mereka adalah orang-orang yang sedang dalam perjalanan dan bahwa mereka harus melakukannya bersama. Oleh karena itu, saya meminta Anda mendorong kelompok Aksi Katolik di berbagai gereja lokal dalam semangat ini. Dengan semangat sinodal, kita perlu belajar saling mendengarkan, mempelajari kembali seni berbicara dengan orang lain tanpa hambatan atau prasangka, bahkan dan dengan cara tertentu dengan mereka yang berada di luar, di pinggiran, untuk mengusahakan kedekatan, yang adalah gaya Allah". -  "Saya mendesak kepemimpinan baru untuk menjadi laki-laki dan perempuan yang mendengarkan. Saya berharap mereka bukan 'pemimpin' dari balik meja, pemimpin kertas atau Zoom, tidak jatuh ke dalam strukturalisme institusional yang merencanakan dan mengatur kegiatan melulu dari anggaran2 dasar dan rumah tangga, peraturan dan proposal warisan masa lalu, yang baik dan berguna pada masa itu, tetapi mungkin dewasa ini tidak signifikan..."

"Pertama: dengarkan pria, wanita, orang tua, pemuda dan anak-anak yang konkret, dalam realitas mereka, dalam tangisan diam mereka yang diungkapkan dalam tatapan mereka namun tersimpan dalam relung hati mereka. Buka telinga dengan peka agar tidak memberikan jawaban atas pertanyaan yang tidak ditanyakan siapa pun, atau mengucapkan kata-kata yang tidak menarik dan tidak berguna bagi siapa pun. Mendengarkan dengan telinga terbuka untuk hal baru dan dengan hati orang Samaria.

Kedua: dengarkan detak irama dari tanda-tanda zaman, Gereja tidak boleh berada di pinggiran sejarah, terjerat dalam urusannya sendiri, membiarkan gelembungnya membesar. Gereja dipanggil untuk mendengarkan dan melihat tanda-tanda zaman, untuk membuat sejarah, dengan segala kerumitan dan kontradiksinya, menjadi sejarah keselamatan. Kita perlu menjadi Gereja yang profetis, dari tanda dan isyarat yang menunjukkan adanya peluang berbeda untuk hidup berdampingan, hubungan manusia, pekerjaan, cinta, kekuatan dan pelayanan.

Dan akhirnya, perlu diskresi suara Roh. Di setiap zaman, Roh membuka kita pada kebaruan; “selalu mengajar Gereja akan kebutuhan vital untuk keluar, ... bukan  tertutup pada diri sendiri” (Homili Hari Minggu Pentakosta, 5 Juni 2022). Jika roh dunia menekan kita agar fokus hanya pada masalah dan minat kita sendiri, kebutuhan untuk relevan, gigih mempertahankan harta benda dan kelompok kita, Roh membebaskan kita dari obsesi semacam itu, dan mengundang kita untuk melakukan perjalanan lama dan selalu baru: jalan kesaksian, kemiskinan dan misi,  membebaskan kita dari zona aman kita sendiri dan mengirim diri kita ke luar kepada masyarakat". -- "Semoga Anda dapat menjadikan periode ini sebagai masa rahmat, dengan keberanian untuk mengetahui bagaimana mendengarkan, ketenangan untuk dapat diskresi membedakan roh, dan keberanian untuk mewartakan Kebaikan Tuhan dengan hidup Anda dan dari hidup Anda".



Perjumpaan yang kedua adalah dengan Kolese Pontifikal Pius Amerika Latin di Roma. Ini semacam komunitas Fakultas Teologi Pontifikal Wedabhakti kita, yang menjadi sarana pembinaan imam Amerika Latin di Roma. "Tahun-tahun Anda berada di Roma adalah masa rahmat yang Tuhan berikan kepada Anda untuk memperdalam formasi Anda, tidak hanya intelektual dan akademik, tapi juga untuk mengalami kekayaan dan keragaman Gereja universal". - "Kekayaan dan keragaman ini juga menjadi ciri masyarakat di Amerika Latin, di mana Anda akan kembali untuk menjadi gembala kawanan yang dipercayakan Gereja kepada Anda. Menjadi imam umat, dan bukan imam negara. Itulah tujuan panggilan Anda".

"Jemaat Kristen perdana juga berasal dari berbagai bangsa dan budaya. Dan Roh Kudus yang turun ke atas mereka, menyebabkan mereka "sehati dan sejiwa" (Kisl 4:32), bicara dalam bahasa yang sama - bahasa cinta - dan menjadi murid dan utusan Yesus. .sampai ke ujung bumi (bdk. Mat 28:19)". Percakapan lalu fokus pada "pemuridan" dan "misi perutusan".

Dalam Injil Yohanes dikisahkan Andreas adalah salah satu murid perdana Yesus . Ia begitu berhasrat mengenal siapa "Sang Guru" itu, dan menerima undanganNya: "Mari dan lihatlah" (Yoh 1:39). Dan dari sana hidupnya berubah secara radikal. "Oleh karena itu, saudara-saudara terkasih, marilah kita selalu memperbaharui, perjumpaan dengan Tuhan, setiap hari, marilah kita membagikan Firman-Nya; marilah kita diam di hadapanNya untuk mendengarkan apa yang Dia katakan kepada kita, apa yang Dia lakukan, bagaimana perasaanNya, melihat bagaimana Dia diam, bagaimana Dia mencintai. Biarkan Dia menjadi 'Firman' dalam hidup kita dan, ...persilakan Dia "berkonyugasi" di dalam kita dan melalui kita, persilakan Dia menjadi Tuhan. Jangan kita menghalangi Dia bertindak dalam pelayanan kita. Semoga Yesus menjadi suara aktif dalam setiap keputusan kita! Kita adalah pelayanNya, kita ini milikNya dan dia memanggil kita untuk 'bersama Dia'. Inilah artinya menjadi murid."

Andreas bukannya duduk manis dan berpangku tangan, berbeda dari sebelumnya,  dia  pergi dan mewartakan apa yang dia alami. Dan orang pertama yang dia temukan dan ia beritahu adalah saudaranya sendiri Simon Petrus: "Kami telah menemukan Mesias" (Yoh 1:41). Dan ia membawa Simon kepada Yesus. Dengan cara ini, AndrĂ©as “menjadi pelayan perdana”, seorang misionaris. Saudara-saudara kita juga menunggu kita, terutama mereka yang belum mengalami kasih dan kemurahan Tuhan, agar kita dapat mewartakan Kabar Baik Yesus dan membawa mereka kepada-Nya. Sebagai misionaris utusan Tuhan.

Markus, dalam Injilnya, merangkum panggilan Yesus untuk menjadi murid dan misionaris. Dalam pasal ketiga kita baca Yesus memanggil para rasul "untuk menyertai Dia dan untuk diutusNya memberitakan Injil" (ay 14). Berada bersama Yesus dan pergi keluar untuk menwartakan Dia. Dua kata kerja: "menyertai" dan "keluar". Itulah makna hidup kita. Ini adalah jalan ulang alik "pulang pergi", dengan  Yesus sebagai titik awal dan akhir. Janganlah lupa bahwa kita "berada bersama" menyertai Yesus dan "keluar" untuk mewartakan Dia, juga bersama orang miskin, dengan para migran, dengan orang sakit, dengan para tahanan, dengan anak-anak kecil, dengan mereka yang paling dilupakan dalam masyarakat, dan berbagi dengan mereka hidup dan mewartakan kasih Allah tanpa syarat. Karena Yesus hadir di antara saudara dan saudari yang paling rentan itu, Dia menunggu kita di sana secara khusus (bdk. Mat 25:34-40).

"Satu hal lagi.. adalah bahwa jika Anda pulang jadilah imam Umat Allah. Tolong, jangan pernah menegosiasikan penggembalaan. Imam Umat Allah, bukan imam  negara. Jangan jatuh dalam klerikalisme yang merupakan salah satu penyimpangan terburuk. Berhati-hatilah, klerikalisme adalah bentuk keduniaan spiritual. Klerikalisme merusak, merusak, dan membawa Anda pada korupsi, korupsi macam-macam, dengan hidung tegak, memisahkan Anda dari kota, membuat Anda lupa dari mana asal Anda. Paulus memberi tahu Timotius: Ingat ibumu dan nenekmu (lih. 2 Tim 1: 5-7), maksudnya kembalilah ke akarmu, jangan lupakan ibumu dan nenekmu. Saya meminta Anda masing-masing kembali kepada kawanan dari mana Anda diambil..."

Perjumpaan ketiga dengan para peserta Jaringan Nasional Pelatihan Untuk Perdamaian. "Program penlatihan Anda membawa motto "Untuk perdamaian, dengan hati-hati" menanggapi seruan Pakta Pendidikan Global, yang saya sampaikan tiga tahun lalu kepada semua orang yang bekerja di bidang pendidikan, agar "mereka menjadi promotor nilai-nilai peduli, damai, adil, baik, indah, saling menerima dan persaudaraan” (Pesan video 15 Oktober 2020). Dan saya senang bahwa tidak hanya sekolah, universitas, dan organisasi Katolik yang menanggapi seruan ini, tetapi juga lembaga publik, sekuler, dan keagamaan lainnya". 

Hari ini saya ingin mengenang dua tokoh saksi. Yang pertama adalah Paus St. Yohanes XXIII. Dia disebut "Paus yang Baik", dan juga "Paus Perdamaian", karena pada awal yang sulit di tahun 1960-an yang ditandai dengan ketegangan besar - pembangunan Tembok Berlin, krisis Kuba, Perang Dingin, dan ancaman nuklir - menerbitkan ensiklik Pacem in Terris yang terkenal dan profetis. Tahun depan Ensiklik itu akan berumur 60 tahun, dan sangat relevan sekarang! Paus Yohanes berbicara kepada semua orang yang berkehendak baik, meminta solusi damai dari semua perang melalui dialog dan pelucutan senjata. Itu adalah seruan yang mendapat perhatian besar di dunia, jauh melampaui komunitas Katolik, karena  memahami kebutuhan seluruh umat manusia, yang masih dirasakan sampai sekarang. Oleh karena itu saya mengajak Anda membaca ulang dan mempelajari Pacem in Terris, dan mengikuti jalan mempertahankan dan menyebarkan perdamaian.

Beberapa bulan setelah penerbitan Ensiklik itu, nabi lain di zaman kita, Martin Luther King, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian tahun 1964, memberikan pidato bersejarah di mana dia berkata: "Saya punya mimpi". Dalam konteks Amerika yang sangat ditandai oleh diskriminasi rasial, dia telah membuat semua orang memimpikan gagasan tentang dunia yang adil, bebas, dan setara. Dia berkata: "Saya punya mimpi: bahwa keempat anak saya yang masih kecil suatu hari akan hidup di sebuah negara di mana mereka tidak akan dinilai dari warna kulit mereka, tetapi oleh martabat pribadi mereka." Dan Anda, anak laki-laki, perempuan: apa impian Anda untuk dunia hari ini dan besok? Saya mendorong Anda untuk bermimpi besar, seperti Yohanes XXIII dan Martin Luther King". 

"Saya berharap Anda semua melakukan perjalanan yang baik di masa Adven yang kita mulai kemarin: suatu perjalanan yang terdiri dari banyak gerakan kecil perdamaian, setiap hari: gerakan penyambutan, perjumpaan, pengertian, kedekatan, pengampunan, pelayanan... Gerakan yang dibuat dengan hati, saat Anda berjalan menuju Betlehem, menuju Yesus yang adalah Raja damai sejati. 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar