Keselarasan
di antara pribadi manusia-manusia dan terutama di antara Allah dan manusia.
Damai di dalam Kitab Suci lebih dari tiadanya konflik atau perang: damai
menggambarkan keseluruhan, kesejahteraan dan apa yang oleh Santo Agustinus
disebut “tata-tenteram” (CivDei
19.13)
Kata Ibrani untuk dama pada umumnya -- salom
– dipahami mengandung banyak arti. Suatu salam sapaan yang biasa dan mengandung
ungkapan harapan akan keadaan yang sebaiknya dan pengharapan yang sebaik-baiknya
(bdk Kej 43:27; Kel 4:18). Kata juga mengungkapkan suatu keadaan di mana
urusan-urusan diwarnai oleh kedamaian yang diperoleh dari kesepakatan dan
perjanjian (bdk Yos 9:15; 1 Raj 5:12). Yang terutama, damai adlah berkat yang
tibul dari kehidupan yang setia pada perjanjian dengan Allah (Im 26:3-13).
Tuhan menghendaki damai dan sejahtera bagi umatNya (Mzm 35:27).
Damai adalah karunia Tuhan, maka Israel
mengharapkan seorang Mesias yang memulihkan damai (Za 9:9; bdk Yes 2:2-4;
11:1-9; Hag 2:7-9); Mesias disebut Raja Damai (Yes 9:6). Maka, damai
sesungguhnya lebih dari semata-mata berakhirnya perselidihan dan perseteruan
belaka; damai lebih berhubungan dengan kesejahteraan spiritual. Kaya dan makmur
memang baik, tetapi hal itu tidak mendatangkan kedamaikan jika tidak ada
keadilan (Yes 48:18; 60:17).
Dalam Perjanjian Baru istilah untuk damai
adalah eirene, yang digunakan
sembilan puluh dua kali, terutama dengan pengertian Perjanjian Lama atas salom. Damai disampaikan kepada orang
lain sebagai salam (Yoh 20:19) yang menekankan ungkapan ketertiban dan
keselarasan (Luk 19:42; 1 Kor 14:33). Tema yang lebih dalam dari Perjanjian
|Lama juga hadir, namun diangkat dalam terang Injil: “Damai sejahtera
Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu” (Yoh 14:27).
Kristus merupakan pemenuhan segala harapan Mesianis.
Damai yang diberikan oleh Yesus adalah Damai di antara Allah dan manusia. Kita didamaikan dengan Allah melalui sengsara dan wafat Kristus (Kol 1:20), sehingga setiap umat Kristen menikmati damai (rm 5:1) dan tidak terganggu oleh pengejaran dunia (Yoh 14:27; 16:33). Umat Kristen harus mengikuti Kristus mengharapkan damai bagi semua orang yang dijumpai (Mat 10:12) sebagaimana Kristus menyalami para murid dengan “Damai bagimu” (Luk 24:36; Yoh 20:21.26). Umat Kristen harus hidup dalam damai satu sama lain (Rm 12:8; Ef 4:3; Ibr 12:14) dan mewartakan Injil kepada dunia dan dengan demikian membawa damai di antara orang-orang, keluarga-keluarga, dan bangsa-bangsa (Mat 5:9; Ibr 12:14; Ef 2:14-18; Yak 3:18), terutama damai di antara orang Yahudi dan Bangsa-bangsa lain (Ef 2:14-16) (KGK 1716, 1829, 1832, 1941, 2302-2317).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar