Daftar Blog Saya

Kamis, 26 Januari 2023

GURU DAN MODEL PEWARTAAN INJIL, YESUS

 Katekese Gairah Evangelisasi. Yesus Guru dan Model Pewartaan Injil

Audiensi Umum Paus Fransiskus. Aula Paulus VI, Istana Kepausan, Vatikan. Rabu, 25 Januari 2023.



Rabu lalu kita merenungkan model pewartaan Yesus, tentang hati kegembalaanNya yang selalumenjangkau sesama. Hari ini kita memandang Dia sebagai Guru pewartaan. Model pewartaan Injil. Hari ini, kita dibimbing Guru pewartaan melalui episode di mana Dia berkhotbah di sinagoga di desa-Nya, Nazaret. Yesus membaca bagian dari nabi Yesaya (lih. Yes 61:1-2) dan dilanjut mengejutkan semua orang dengan "khotbah" yang sangat singkat hanya satu kalimat, hanya satu kalimat saja.  Dia berkata : “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” (Luk. 4:21). Ini adalah khotbah Yesus: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya". Ini berarti bagi Yesus perikop kenabian Yesaya itu mengandung esensi dari apa yang akan Ia katakan tentang diri-Nya sendiri. Jadi, setiap kali kita berbicara tentang Yesus, kita harus kembali kepada pewartaan pertama tentang Dia. Mari kita lihat, apa isi dari pengumuman pertama ini. Ada lima elemen penting yang dapat diidentifikasi.

Elemen pertama adalah kegembiraan. Yesus menyatakan, “Roh Tuhan ada pada-Ku; [...] Dia telah mengurapi Aku untuk memberitakan kabar baik kepada orang miskin” (ay 18), yaitu, pewartaan kegembiraan, sukacita. Kabar baik: orang tidak dapat berbicara tentang Yesus tanpa sukacita, karena iman adalah kisah kasih yang indah untuk dibagikan. Bersaksi tentang Yesus, melakukan sesuatu untuk orang lain dalam nama-Nya, adalah seperti menyatakan “yang tersirat” dalam hidup orang, bahwa ia telah menerima karunia yang begitu indah sehingga tidak ada kata yang memadai untuk mengungkapkannya. Sebaliknya, jika sukacita kurang, Injil tidak sampai, karena – seperti yang tersirat dalam perkataan itu sendiri,  arti yang sebenarnya dari perkataan itu – adalah kabar baik, dan “Injil” berarti “kabar baik,” sebuah pewartaan sukacita. Orang Kristiani yang sedih dapat berbicara tentang hal-hal yang indah, tetapi semuanya sia-sia jika berita yang disampaikannya tidak menyenangkan. Seorang pemikir pernah berkata, "Seorang Kristiani yang sedih adalah seorang Kristiani yang menyedihkan." Jangan lupakan ini.



Kita sampai pada aspek kedua: pembebasan. Yesus berkata Dia diutus “untuk memberitakan pembebasan kepada para tawanan” (ibid.). Ini berarti bahwa orang yang mewartakan Tuhan tidak  menyebarkan agama dengan menekan orang lain; tidak, tetapi justru meringankan mereka: tidak membebani, tetapi mengambil bebannya; membawa kedamaian, bukan menimpakan rasa bersalah. Tentu saja, mengikuti Yesus melibatkan sikap asketik, melibatkan pengorbanan;  jika setiap hal baik membutuhkan sikap-sikap ini, apa lagi situasi hidup yang menentukan! Akan tetapi, mereka yang bersaksi tentang Kristus lebih menunjukkan keindahan tujuan daripada kerasnya perjalanan. Kita mungkin pernah bercerita tentang perjalanan indah yang kita lakukan: misalnya, kita akan berbicara tentang keindahan tempat, apa yang kita lihat dan alami, bukan tentang waktu untuk sampai ke sana dan antrian di bandara, tidak! Jadi, setiap pewartaan yang sepantasnya tentang Penebus harus menyampaikan pembebasan. Seperti Yesus. Hari ini adalah hari gembira, karena saya datang untuk membebaskan.

Aspek ketiga: terang. Yesus berkata Dia datang untuk membawa “penglihatan bagi orang-orang buta” (ibid.). Sangat mengejutkan bahwa di seluruh Alkitab, sebelum Kristus, cerita penyembuhan orang buta tidak pernah muncul, tidak pernah. Itu memang tanda yang dijanjikan akan datang bersama Mesias. Tapi di sini maksudnya bukan hanya tentang penglihatan fisik, melainkan cahaya yang membuat orang melihat kehidupan dengan cara baru.  “Datang ke dalam terang” adalah lahir kembali yang hanya terjadi dalam Yesus. Jika kita ingat, begitulah hidup Kristiani dimulai bagi kita: dengan baptis, yang pada zaman dahulu disebut dengan tepat sebagai "pencerahan". Dan terang apakah yang diberikan Yesus kepada kita? Dia memberi kita terang keputraan: Dia adalah Putra terkasih Bapa, yang hidup selamanya; bersama Dia kita juga adalah anak-anak Allah yang dikasihi selamanya, lepas dari kesalahan-kesalahan kita. Jadi hidup bukan lagi langkah membuta menuju kefanaan, tidak!; juga bukan masalah nasib atau keberuntungan, tidak!. Bukan sesuatu yang bergantung pada kebetulan atau bintang-bintang, tidak!, atau bahkan pada kesehatan atau keuangan, tidak!. Hidup bergantung pada kasih, pada kasih Bapa, Yang merawat kita, anak-anak-Nya yang tercinta. Betapa indah berbagi terang ini pada orang lain! Pernahkah terpikir oleh Anda bahwa hidup kita masing-masing - hidup saya, hidup Anda, hidup kita - adalah tindakan kasih? Dan undangan untuk mengasihi? Ini luar biasa! Tetapi sering kita melupakannya, ketika berhadapan dengan kesulitan, ketika berhadapan dengan kabar buruk, bahkan ketika berhadapan dengan – dan ini buruk – keduniaan, cara hidup duniawi!.



Aspek keempat dari pewartaan: penyembuhan. Yesus berkata Dia datang “untuk membebaskan mereka yang tertindas” (ibid.). Yang tertindas adalah mereka yang merasa hancur oleh sesuatu yang terjadi: penyakit, kerja keras, beban hati, rasa bersalah, kesalahan, keburukan, dosa... Tertindas oleh ini semua. Mari kita pikirkan rasa bersalah, misalnya. Berapa banyak dari kita yang menderita karena rasa bersalah? Rasa bersalah untuk ini atau itu.... Yang menindas kita terutama adalah kejahatan yang tidak dapat disembuhkan oleh obat atau pengobatan manusia: dosa. Dan jika seseorang memiliki rasa bersalah atas sesuatu yang telah mereka lakukan, dan itu terasa buruk…. Tetapi kabar baiknya adalah bahwa karena Yesus, dosa yang jahat ini, yang tampaknya tak terkalahkan, tidak lagi keputusan final.

Saya bisa berbuat dosa karena saya lemah. Kita masing-masing dapat melakukannya, tetapi itu bukanlah kata terakhir. Kata terakhir adalah uluran tangan Yesus yang mengangkat Anda dari dosa. “Dan Bapa, kapan dia melakukan ini? Sekali?" Tidak. “Dua kali?” Tidak. “Tiga kali?” Tidak. Selalu. Setiap kali Anda sakit, Tuhan selalu mengulurkan tangan-Nya. Yang Dia inginkan adalah agar kita  bertahan, dan biarkan Dia memanggulmu. Kabar baiknya adalah bahwa dengan Yesus kejahatan dosa ini bukan lagi kata akhir: kata akhirnya adalah tangan Yesus yang terulur untuk membawa Anda maju. Yesus menyembuhkan kita dari dosa, selalu. Dan berapa yang harus saya bayar untuk penyembuhan ini? Gratis. Dia menyembuhkan kita selalu dan dengan cuma-cuma. Dia mengundang mereka yang “letih lesu dan berbeban berat” —— Dia mengatakannya dalam Injil – Dia mengundang mereka untuk datang kepada-Nya (bdk. Mat 11:28). Jadi mendampingi orang untuk bertemu dengan Yesus berarti membawa mereka ke dokter hati, Yang mengangkat kehidupan. Artinya, “Saudara, saudari, saya tidak punya solusi untuk begitu banyak masalah Anda, tetapi Yesus mengenal Anda, Yesus mengasihi Anda dan Ia dapat menyembuhkan serta menenangkan hati Anda. Mari pergi dan serahkan semua itu kepada Yesus.”

Mereka yang memikul beban membutuhkan kasih sayang atas masa yang telah  lalu. Sering kita dengar, “Saya perlu menyembuhkan masa lalu saya... Saya perlu belaian untuk masa lalu yang sangat membebani saya...” Dia membutuhkan pengampunan. Dan mereka yang percaya kepada Yesus memiliki itu untuk diberikan kepada orang lain: daya pengampunan, yang membebaskan jiwa dari semua kekurangan. Saudara, saudari, jangan lupa: Tuhan melupakan segalanya. Bagaimana? Ya, Dia melupakan semua dosa kita. Dia melupakannya. Itu sebabnya Dia tidak mengingat-ingat kesalahan kita. Tuhan mengampuni segalanya karena Dia melupakan dosa-dosa kita. Kita hanya harus mendekat kepada Tuhan dan Dia mengampuni kita segalanya. Yang Dia inginkan adalah agar kita mendekat kepadaNya dan Dia mengampuni kita segalanya. Ingatlah suatu perikop Injil, tentang orang yang bicara, “Tuhan, aku telah berdosa!” Anak durhaka itu... Dan sang ayah meletakkan tangannya di mulutnya. "Tidak, tidak apa-apa, tidak apa-apa ..." Dia tidak membiarkan anak itu menyelesaikan perkataannya ... Dan itu bagus. Yesus sedang menunggu kita untuk mengampuni kita, untuk memulihkan kita. Dan seberapa sering? Sekali? Dua kali? Tidak. Selalu. “Tetapi Bapa, saya selalu melakukan hal yang sama…” Dan Dia akan selalu melakukan hal yang sama juga! Memaafkanmu, memelukmu. Tolong, janganlah kita tidak mempercayai ini. Inilah cara mengasihi Tuhan. Mereka yang memikul beban dan membutuhkan kasih sayang akan masa lalu membutuhkan pengampunan, dan Yesus memberikannya. Dan itulah yang Yesus berikan: membebaskan jiwa dari segala dosa. Di dalam Alkitab disebutkan tentang suatu tahun ketika seseorang dibebaskan dari beban hutang: Yobel, tahun anugerah. Kiranya itulah adalah titik akhir dari pewartaan Injil.

Begitulah, Yesus berkata bahwa dia datang “untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan” (Lukas 4:19). Itu bukan ulang tahun yang dijadwalkan, seperti yang kita lakukan sekarang, di mana semuanya direncanakan dan Anda merencanakan bagaimana melakukannya atau bagaimana tidak melakukannya. Tidak. Bersama Kristus rahmat yang membuat hidup baru selalu tiba dan menakjubkan. Kristus adalah Yobel setiap hari, setiap jam, mendekati Anda, membelai Anda, memaafkan Anda. Dan pewartaan Yesus pasti selalu membawa kekaguman akan anugerah. Keheranan ini… “Oh, serasa tidak percaya! Saya telah diampuni.” Tapi begitulah hebatnya Tuhan kita. Karena bukan kita yang melakukan hal-hal besar, melainkan kasih karunia Tuhan yang, bahkan melalui kita, menyelesaikan hal-hal yang tidak terduga. Dan ini adalah kejutan dari Tuhan. Tuhan selalu penuh kejutan. Dia selalu mengejutkan kita, selalu menunggu, menunggu kita. Kita dating padaNya, dan Dia telah menunggu kita. Selalu. Injil datang dengan rasa takjub dan kebaruan yang memiliki nama: Yesus.



Semoga Dia membantu kita untuk mewartakannya seperti yang Dia inginkan, mengkomunikasikan sukacita, pembebasan, terang, penyembuhan, dan kejutan bahagia. Inilah cara bagaimana orang berkomunikasi tentang Yesus.

Hal terakhir: Kabar baik ini dikatakan Injil ditujukan “kepada orang miskin” (ayat 18). Kita sering melupakan mereka, padahal merekalah alamat penerima yang disebutkan secara eksplisit, karena mereka adalah kekasih Allah. Marilah kita mengingatnya, dan marilah kita ingat bahwa, untuk menyambut Tuhan, kita masing-masing harus menjadikan diri sendiri “miskin di dalam.” Tidak cukup seperti sekarang ini, tidak: [Anda harus] “miskin di dalam.” Kemiskinan membuat seseorang berkata… “Tuhan, saya membutuhkan, saya membutuhkan pengampunan, saya membutuhkan bantuan, saya membutuhkan kekuatan”. Kemiskinan yang ada pada kita semua: membuat diri sendiri miskin secara batiniah. Anda harus mengatasi kepura-puraan bahwa mampu mencukupi diri sendiri,  menyadari diri sendiri yang membutuhkan kasih karunia, dan untuk selalu membutuhkan Dia. Jika seseorang mengatakan kepada saya, “Bapa, apa cara tersingkat untuk bertemu Yesus?” Jadilah orang yang membutuhkan. Membutuhkan rahmat, membutuhkan pengampunan, membutuhkan sukacita. Dan Dia akan mendekat kepadamu. 


video: https://youtu.be/iEjgi7fUSKU

Lihat juga: Gairah Evangelisasi Katekese Paus Fransiskus (1)

Juga: Yesus Model Evangelisasi Ketekese Paus Fransiskus (2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar