Daftar Blog Saya

Senin, 19 Desember 2022

PARTAI FINAL PIALA DUNIA 18 DESEMBER 2022

Saya mengikuti pertandingan Argentina-Perancis dengan terpaksa menggunakan aplikasi ilegal Score 808



Partai final Piala Dunia 2022 Qatar menampilkan duel Argentina vs Perancis. Laga Argentina vs Perancis digelar di Lusail Iconic Stadium, Lusail, Qatar, Minggu (18/12/2022) pkl 22.00.
Lineup: Argentina XI (4-3-3): Martinez; Molina, Romero, Otamendi, Acuña; De Paul, Fernández, Mac Allister; Di María, Messi, Álvarez; 
Prancis XI (4-3-3): Lloris; Koundé, Varane, Upamecano, Hernandez; Griezmann, Tchouaméni, Rabiot; Dembélé, Giroud, Mbappé

Argentina mengawali laga dengan bagus. Alvarez mendapat peluang 3' tapi offside. 2 menit kemudian ia dapat kesempatan lagi tapi bola berhasil ditangkap Lloris. 8' korner untuk Argentina. 18' tembakan di Maria melebar. 21' Perancis tendangan  bebas, tapi sundulan Giroud melambung. 22' Penalti untuk Argentina. Messi ekskusi dan gooool. Argentina 1-0 Prancis.



27' Perancis menyerang. Tendangan Griezman melebar. 36' Goool di Maria melangsungkan sodoran umpan McAlister. Argentina 2-0 Prancis. Permaiman Prancis mandul di awal babak pertama. 38' Messi pass...



Hingga akhir babak pertama kedudukan Prancis tertinggal 2-0.

Babak Kedua. Prancis menghidupkan permainan. 

Serangan demi serangan. Argentina pun melancarkan serangan balik namun menguatkan pertahanan juga. 

80' Penalti untuk Prancis. Otamendi menjatuhkan Kolo Muandi di kotak penalti. Mbappee.... gol! Argentina 2-1 Prancis.



81' Mbappe... Gol lagi! Mbappe membuat 2 gol selang 67 detik. Argentina 2-2 Prancis.

Prancis menggila! Luar biasa berhasil mengejar ketinggalan dan menyamakan kedudukan di babak kedua.

Tambahan waktu 6 menit.

Babak kedua berakhir. Kedudukan masih imbang.  Argentina 2-2 Prancis.

Extra time 2 x 15 menit.

15 menit pertama tidak mengubah keadaan.

109' Messsssiiii... gol. Argentina 3-2 Prancis.

116' Penalti untuk Prancis. Montiel hands ball. 118' Mbappeeeeee.... Gol. Argentina 3-3 Prancis. Hattrick Mbappe.

118' Korner Argentina. 

119' Nyaris... Mbappe assist. Sundulan .... Tambahan waktu 2 menit. 

Waktu habis.....

Adu penalti!

Mbappe (Prancis) 1-0
Messi (Argentina) 1-1
(Prancis) Tschouameni gagal 
Paulo Dybala 2-1.
Coman (Prancis) gagal.
Paredes (Arg) 3-1
Muani (Prancis) 3-2
Montiel (Argentina) 4-2

ARGENTINA MENJADI JUARA BARU PIALA DUNIA 2022
Argentina 3 (4) - 3 (2) Prancis.





Minggu, 18 Desember 2022

TAHUN ORIENTASI PASTORAL

 


Ada undangan kepada Ikafite untuk berembug ikut memikirkan adik-adik yang akan menjalani Tahun Orientasi Pastoral. Ada kemungkinan saya tidak bisa hadir dalam rapat itu karena kebetulan di lingkungan memimpin renungan pekan adven terakhir. Maka saya dalam segala keterbatasan berusaha mengingat kembali pengalaman menjadi topper di tahun 1977.

Seingat saya menjadi topper saat itu seperti didorong masuk dalam kolam renang begitu saja agar bisa berenang sendiri. Tidak ada bekal teori kegiatan pastoral itu seperti apa. Mungkin saja para formator berdasarkan pengalaman mereka sendiri membuat pola seperti itu dengan imajinasi para topper yang sedang mencari orientasi pelayanan pastoral akan berproses aksi-refleksi, dari pengalaman lalu mendapat pengertian. Saya pribadi berproses seperti itu. Saya kebagian mengalami tahun orientasi pastoral di paroki. Beberapa teman lain kebagian orientasi pastoral di lembaga pendidikan, termasuk di seminari. Saya dengar ada juga teman-teman yang kebagian pelayanan pastoral di kalangan buruh. Kancah pelayanan pastoral yang berbeda-beda menuntut persiapan pribadi yang berbeda karena tuntutan situasi yang berbeda dan parameter serta paradigma refleksi yang berbeda. Saya mengira kegiatan itu bukan dimaksudkan untuk menjadikan topper ahli pastoral, sebab untuk itu diperlukan formasi lanjutan yang cukup lama, beberapa tahun, tetapi sekedar mengenal lapangan pastoral dan menguatkan tekat pilihan untuk menjadi imam.



Pengalaman tiap frater berbeda-beda pula sebelum menjalani tahun orientasi pastoral. Saya kebetulan menggunakan libur panjang setiap tahun untuk asistensi di paroki, sehingga relatif sudah belajar dan mengenal apa yang dilakukan para pastor di paroki. Misalnya asistensi Paskah 1974 di paroki tempat kelahiran saya; asistensi Natal 1974 di Tangerang; asistensi Paskah 1975 di Klaten, asistensi Natal di CLC Pastor Heuken SJ dan Kanisius Jakarta 1975. Akhir 1976 hingga sepanjang 1977 saya menjalani Tahun Orientasi Pastoral di Paroki Theresia Jakarta.



Sebelum pergi ke tempat yang ditentukan saya berusaha mencari panduan bacaan sekedarnya mengenai "pastoral" di perpustakaan Kentungan dan Kolsani. Literatur umumnya bicara tentang "teologi praktis" atau "praktek teologi". Maksudnya menerapkan bekal filsafat dan teologi yang telah diterima secara terintegrasi dalam kehidupan nyata "karya penggembalaan". Lalu topper tergantung pada kebijaksanaan pastor paroki atau pemimpin lembaga di mana ia ditempatkan. Dalam rapat bersama para pastor di Paroki Theresia, saya diberi tugas-tugas pokok menjadi asisten imam dalam Misa Minggu (pada waktu itu topper juga mendapat tugas memberi homili sebulan sekali , mendampingi para Putera Altar, mendampingi Mudika sebagai asisten pastor moderator, mengajar agama di SMP, memproduksi Majalah Mingguan Warta Theresia, mengikuti rapat Dewan Paroki (terutama mendampingi Panitia Paskah dan Panitia Natal), kemudian harus menyiapkan diri untuk tugas-tugas mendadak "tak terduga". Itu tugas dari "dewan imam" paroki. Selain itu dalam kolokium pribadi dengan Pastor Paroki yang menjadi pembimbing orientasi pastoral, saya diberi gambaran "tugas pribadi" topper memperkaya hidup panggilan dari triprasetia: penghayatan secara sadar hidup miskin (yang sungguh sulit di paroki kaya), ketaatan dan kemurnian (selibat), sepanjang pengalaman tahun orientasi pastoral. Untuk itu pastor pembimbing menyediakan agenda kolokium khusus sekali dalam tiga bulan. Menurut beliau, berdasarkan percakapan rohani itu ada formulir khusus yang harus beliau isi dan sampaikan kepada Uskup mengenai perkembangan topper.

Jika di asrama konvik/Seminari kehidupan sehari-hari topper sudah diatur menurut jadwal acara ibadat, studi dan acara rumah, tantangan pertama para topper di mana ia ditempatkan adalah mengatur diri sendiri, menyesuaikan diri dengan irama rumah pastoran dan tugas-tugas pastoral yang diberikan. Maka yang harus dipelajari adalah manajemen waktu dan manajemen diri sendiri mengintegrasikan semua tugas. Setiap tugas punya maksud dan tujuan sendiri dan topper harus membangun imajinasi berkaitan dengan sasaran yang akan dicapai dalam setiap tugas rangkap tiga: untuk dirinya sendiri, untuk orang-orang yang dilayani, dan untuk Gereja/Tuhan. Tidak semuanya kita tahu, ada banyak kekurangan bekal topper; maka pelajaran yang penting adalah kerendahan hati untuk menambah pengertian dan belajar mendengarkan nasehat-nasehat; dalam hal ini komunikasi dengan pastores menjadi sumber utama, dan harus pandai-pandai cari kesempatan di tengah kesibukan harian. Saya menggunakan kesempatan komunikasi meja makan. Konsultasi sesama topper juga penting, untuk tukar pengalaman dan saling menguatkan.



Dari semua bidang tugas, bekal perkembangan rohani menjadi modal utama untuk dimanfaatkan. Semua bekal intelektual dari kuliah-kuliah dan bacaan pribadi diinternalkan dan diintegrasikan dalam hidup rohani seluruhnya terpakai dalam karya pastoral yang diberikan: mengajar agama, homiletik, pelaksanaan liturgi (termasuk musik liturgi dan paduan suara). Beberapa tugas pendampingan (putra altar dan mudika) mengandaikan pengalaman berorganisasi dan pengetahuan atau kiat kepemimpinan serta psikologi perkembangan. Keikutsertaan mendampingi Dewan dan Panitia-panitia merupakan pelajaran mendengarkan dan mengenali kebutuhan atau tuntutan pastoral umat dalam aneka ragam bidang: menggalang persatuan, merencanakan dan melaksanakan tugas bersama, perayaan sakramen inisiasi (baptis, komuni pertama, krisma), liturgi Paskah dan liturgi Natal, penyediaan dan pemeliharaan pra-sarana, penyusunan anggaran dan mekanisme pendanaan. Semua bidang tugas perlu disadari sebagai kancah pendewasaan atau pengembangan pribadi topper dan perlu catatan-catatan untuk direfleksikan.

Hubungan pribadi dengan Kristus Sang Gembala Utama merupakan pola yang perlu dipancarkan dan meresapi semua hubungan dalam karya orientasi pastoral. Perhatian yang seimbang perlu diberikan kepada hubungan rumah dengan pastores, hubungan pribadi dengan binaan (murid, putra altar, mudika), hubungan dengan umat pada umumnya (termasuk kunjungan2 dan menghadiri undangan perayaan pribadi seperti ulang tahun, wisuda, kenaikan pangkat dll), hubungan dengan komunitas panggilan (konfrater, para suster, para bruder). Dalam semua hubungan ini tri-prasetia perlu mendapat ruang pelaksanaan.

Salah satu tugas tak terduga dan menjadi pengalaman tak terduga yang saya hadapi tanpa bekal dan terasa sebagai kegagalan adalah ketika menghadapi salah seorang umat yang kesurupan. Ia kerasukan jiwa seorang pastor yang mengumbar kelemahan pastor-pastor yang menjadi pelayanan umat, bahkan tahu semua kelemahan saya pribadi. Saya tidak punya ilmu eksorsisme, dengan air suci tidak mempan, dengan acungan salib tidak mempan, dengan doa tidak mempan, maka saya yang gentar dan takut merasa ditantang dan jadi marah. Roh itu diam ketika saya berteriak menghardik terdorong oleh kemarahan saya dipermalukan. Lalu kami sama-sama diam. Seorang jemaat memanggil "orang pintar" yang di tengah malam malah berhasil mengusir roh dan membebaskan anak muda yang kerasukan itu. Saya pulang dengan menerima kegagalan karena belum menjadi "orang pintar".

Setelah tahun orientasi pastoral berlalu, saya pikir akan sangat membantu jika ada semacam formulir matriks rencana tugas dan sasaran hasil pengalaman yang perlu dicapai dan kolom refleksi topper yang menjadi panduan TOP, baik untuk topper sendiri, pembimbing di tempat tugas, dan kerangka kolokium berkala semacam asesmen perkembangan.

Semoga tulisan ini dapat dimanfaatkan.

         

PREDIKSI PEMENANG PIALA DUNIA 2022 QATAR

 


Menjelang laga terakhir yang menentukan pemenang Piala Dunia 2022 malam ini berbagai pihak mengoperasikan super komputer untuk menghasilkan prediksi tim mana yang akan tampil di podium memboyong Piala Dunia 2022 di Qatar. Argrntina atau Perancis?

Algoritma artificial inteligent dari super komputer menggunakan banyak sekali masukan data kuantitatif dari berbagai parameter baik pribadi tiap pemain maupun pestrasi tim dari masa lalu. Tetapi komputer tidak bisa mengikuti perkembangan yang terjadi belakangan dan aspek-aspek stamina, daya tahan, dan parameter2 psikologis baik pribadi pemain maupun hubungan dalam tim. Maka akan ada banyak faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan dalam perhitungan super komputer. Setiap perubahan data dalam parameter tertentu dapat menyumbangkan penyimpangan. Maka tidak mengherankan jika banyak perkiraan super komputer meleset. 



Super komputer OPTA memprediksi Argentina akan menang. Super komputer fasilitas AI Nasional Inggris memprediksi Argentina di tempat ketiga. Super komputer lain memberi angka peluang kemenangan Argentikan 53% sedang Perancis 47%.


Tetapi bagaimana pun Perancis akan ngotot mempertahankan gelar Juara Dunia yang diperolehnya pada 2018. Argentina juga akan ngotot merebut gelar juara dunia yang terlepas dari tangan mereka sejak 1986.

Prediksi2 super komputer membuat pasar taruhan bergerak masif. Bola bundar akan menggelinding menunjukkan wajah pemenang yang sebenarnya. Kita akan menyaksikan bagaimana laga di lapangan nanti pada pkl 22.00, dan tim mana yang akhirnya akan memegang dan mengangkat Piala Dunia di podium Qatar.




ANTIFON "O" 17-23 DESEMBER

 

Pada hari-hari ini di gereja dan komunitas katolik akan banyak dinyanyikan lagu O Datanglah Imanuel (PS 442-443), Gya Rawuha (Kidung Adi 270). Pada catatan keterangan lagu O Datanglah Imanuel tertulis "O Antifon", maksudnya doa seruan pembukaan dalam Misa yang diawali dengan "O" seperti "O datanglah". 

Dalam tradisi Adven dari 17 Desember hingga 23 Desember umat katolik merenungkan seruan-seruan "O" itu. 

Berikut beberapa catatan tentang tradisi Adven yang mengikhtisarkan harapan Perjanjian Lama itu. "Datanglah, ya Tuhan Allah kami"


Sapientia= Kebijaksanaan, Adonai=Tuhan Allah, Radix Jesse= Tunas Isai, Clavis David= Kunci Daud, Oriens=Bintang Timur, Rex Gentium=Raja para Bangsa, Emanuel

17 Desember

O Kebijaksanaan (Sir 24:1), Engkau terbit dari mulut Yang Mahatinggi (Sir 24:3), dari ujung yang satu ke ujung yang lain dengan kuasaMu yang lembut Engkau mengatur segala sesuatu, (Keb 8:1), datanglah dan ajarilah kami pengetahuan dan dan berilah kami pengertian untuk menjalankan keadilan (Yes 40:14).

18 Desember

O Adonai, Tuhan, Allah Mahakuasa (Kel 3:14), Engkaulah pemimpin dan Raja Israel (Mat 2:6; Mi 5:1; 2Sam 5:2), Engkau menampakkan diri pada Musa dalam semak bernyala (Kel 3:2) dan di Gunung Sinai Engkau menganugerahkan Hukum (Kel 20), datanglah, dan dengan kekuatan dan kedahsyatan tanganMu bebaskanlah kami (Yer 32:21)

19 Desember

O Tunas Isai (Yes 11:1), Engkau berdiri sebagai panji mulia umat manusia (Yes 11:10), dihadapanMu banyak  raja tercengang dan kepadaMu bangsa bangsa mengarahkan pandangan (Yes 52:15), datanglah menyelamatkan kami dengan segera (Hab 2:3).

20 Desember

O Kunci Daud (Yes 22:22; Why 3:7) dan bintang tongkat kerajaan yang timbul dari Israel (Bil 24:14), Engkau membuka yang tidak dapat ditutup manusia, dan menutup yang yang tak dapat dibuka manusia (Yes 22:22), datanglah dan bebaskan kami dari belenggu kegelapan dan dari kurungan bayangan maut (Mzm 107:10). 

21 Desember

O Bintang Timur (Yer 23:5; Zak 3:8; 6:12), pancaran cahaya yang kekal (Hab 3:4; Keb 7:26; Ibr 1:3) dan surya keadilan (Mal 4:2), datanglah, dan terangilah mereka yang duduk dalam kegelapan dan bayangan maut (Mzm 107:10; Luk 1:78)

22 Desember

O Raja para bangsa (Yer 10:7; Hag 2:8) dan pengharapan umat manusia, Engkau batu penjuru yang menghimpun dan menyatukan (Yes 28:16; Mat 21:42; Ef 2:20), datanglah dan selamatkan umatMu yang Engkau bentuk dari tanah (Kej 2:7).


23 Desember

O Imanuel (Yes 7:14; 8:8; Luk 1:31-33), Raja kami dan sumber Hukum (Kej 49:10; Yeh 21:32), sumber pengharapan dan penyelamat segala bangsa (Yes 33:22), datanglah menyelamatkan kami, ya Allah Tuhan kami.


 


Sabtu, 17 Desember 2022

CROATIA MEREBUT TEMPAT KETIGA PIALA DUNIA 2022 QATAR

Sejak bergabung dengan FIFA tahun 1992 setelah berpisah dari Yugoslavia, Croatia tampil mengesankan dalam Piala Dunia. Dalam debut keikutsertaan mereka dalam World Cup pertama tahun 1998 Croatia mencapai tempat ketiga mengalahkan Belanda 2-1, setelah kalah dari Prancis di semifinal. Croatia gagal dalam babak grup dalam World Cup 2002, 2006 dan 2014, bahkan gagal dalam kualifikasi pada 2010, tetapi masuk final pada 2018.


Maroko telah mengukir sejarah sebagai grup Afrika pertama yang mencapai babak semifinal World Cup 2022. Mereka mempunyai semangat tinggi untuk tampil hebat dan merebut medali.

Menurut perkiraan super komputer peluang Maroko menang adalah 30,9%, meningkat dari 24,8% ketika mereka bermain imbang tanpa gol dalam babak grup.

Namun Croatia menjadi favorit super komputer yang memperkirakan peluang meang mereka 43,1%.

Kemungkinan bermain imbang menurut super komputer berpeluang 26%, namun perlu dicatat bahwa dalam 19 kesempatan perebutan tempat ketiga World Cup yang terdahulu berakhir tanpa adu penalti.




Namun bola bundar dan kepastian akan didapat setelah permainan selesai.

Situasi emosional berkembang memuncak menjelang kick off perebutan tempat ketiga.

Jalannya pertandingan Khaliffa International Stadium - Al Rayyan:

Croatia menguasai bola.

Perisic memberi umpan tendangan bebas dilanjut dengan sundulan
Gvardiol dan gol untuk Croatia di menit ke-7.

Kedudukan 1-0 untuk Croatia.

Maroko membuat kedudukan imbang 1-1 pada menit ke 9 dengan gol Dari.





14' Stanisic! Melebar...

18' Sundulan Kramaric langsung dipelukan Bounou.

24' Kemelut di gawang Maroko.... Modric... Bounou mengamankan bola.

29' Hakimi... En Nesyri...

36' Korner untuk Maroki. En Nesyri... melebar...

40' Ziyekh... melebar 10m dari gawang Croatia.

Menit 42. Mislav Orsic mengembalikan keunggulan Croatia. 2-1.

Jeda. Babak pertama selesai.



Babak Kedua

47' Orsic... tembakan ditepis jatuh di luar jala. Korner.
48' Tendangan penjuru Modric disapu jauh...
53' Tembakan Croatia 4 kali dari 10 attemps. Maroko hanya satu kali.
54' Korner untuk Croatia. Modric pendek pada Mayer. Gagal.
56' Maroko pergantian. Ounahi masuk. El Khannous keluar.
59' Korner untuk Maroko.
61' Vlasic masuk Kramaric keluar untuk Croatia
64' Maroko: Benoun dan Zaroury menggantikan Dari dan Boufal
66' Croatia: Pasalic dan Petkovic gantikan Majer dan Livaja
69' kartu kuning untuk Ounahi
71' Vlasic..... melebar 10 meter dari gawang Bounou
75' Kiper Livakovic mengamankan tembakan En Nesyri
80' Ziyekh... keluar jauh
82' Korner untuk Croatia
83' Tembakan Orsic disundul keluar oleh Amallah
84' Kartu kuning untuk Amallah
87' Tembakan Kovacic melenceng jauh dari gawang Maroko.
89' Free kick Selim Amallah
90+1' Hakim Ziyekh.... jauh ....
Tambahan waktu 6 menit
90+3' Maroko mengepung. Gagal
90+5' Croatia: Jakic gantikan Orsic
90+6' En Nesyri menyundul bola... keluar
SELESAIIIII

CROATIA MENGALAHKAN MAROKO 2-1
MEREBUT TEMPAT KETIGA PIALA DUNIA 2022 QATAR.






PESAN BAPA SUCI PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI PERDAMAIAN SEDUNIA KE-56

 

PESAN BAPA SUCI FRANSISKUS

UNTUK HARI PERDAMAIAN SEDUNIA ke-56

1 JANUARI 2023

 


Tak ada yang diselamatkan sendirian.

Memerangi Covid-19 bersama-sama, bersama-sama menempuh jalan damai

Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam” (1Tes. 5:1-2).

1. Dengan kata-kata ini, Rasul Paulus mendorong jemaat Tesalonika agar tetap tabah, hati dan kaki mereka teguh dan pandangan mereka tertuju pada dunia di sekitar mereka dan peristiwa sejarah, dalam menunggu kedatangan Tuhan kembali. Ketika peristiwa tragis menguasai hidup kita, dan kita merasa terjatuh dalam pusaran ketidakadilan dan penderitaan yang serba gelap dan sulit, kita pun diajak untuk menjaga hati kita agar tetap terbuka untuk berharap dan percaya kepada Tuhan, yang berkenan hadir, menemani kita dengan lembut, menopang kita dalam kelelahan kita dan, di atas segalanya, membimbing jalan kita. Santo Paulus terus-menerus mengimbau jemaat agar waspada, mengusahakan kebaikan, keadilan dan kebenaran: “Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi marilah kita tetap terjaga dan sadar” (5:6). Kata-katanya adalah ajakan untuk tetap waspada dan tidak terbenam dalam ketakutan, kesedihan dan menyerah, atau tak berdaya atau putus-asa. Sebaliknya, kita harus seperti penjaga yang waspada dan siap menyongsong cahaya fajar, bahkan di saat paling gelap sekalipun.

2. Covid-19 telah menjerumuskan kita ke dalam malam yang kelam. Menggoyahkan stabilitas hidup kita sehari-hari, mengganggu rencana dan rutinitas kita, dan mengganggu ketenangan bahkan dari masyarakat yang paling makmur sekalipun. Menimbulkan disorientasi dan penderitaan serta menyebabkan kematian banyak saudara dan saudari kita.

Di tengah badai tantangan yang tak terduga dan menghadapi situasi yang membingungkan bahkan dari sudut pandang ilmiah, petugas kesehatan dunia bergerak untuk meringankan penderitaan yang begitu besar dan mencari solusi yang memungkinkan. Pada saat yang sama, otoritas politik  mengambil langkah, mengatur dan mengelola upaya tanggap darurat.

Selain aspek fisik, Covid-19 menyebabkan kesulitan umum pada banyak individu dan keluarga; periode isolasi yang lama dan berbagai pembatasan kebebasan dengan efek jangka panjang yang signifikan.

Tak dapat kita abaikan keretakan tatanan sosial dan ekonomi kita yang dipicu oleh pandemi ini, dengan berbagai  kontradiksi serta kesenjangan yang ditimbulkannya. Ada ancaman hilangnya pekerjaan banyak orang dan semakin parahnya rasa kesepian yang terus meluas dalam masyarakat kita, terutama di kalangan kaum miskin dan mereka yang serba kekurangan. Kita perlu memikirkan jutaan pekerja informal di banyak bagian dunia yang terpaksa menganggur tanpa mendapat bantuan sosial apa pun selama masa pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat.

Sedikit sekali orang dan masyarakat yang dapat mencapai kemajuan dalam kondisi yang penuh keputus-asaan dan kepahitan, yang melemahkan upaya untuk memastikan perdamaian sekaligus memicu konflik sosial, frustrasi, dan berbagai bentuk kekerasan. Sungguh, pandemi telah mengganggu bahkan bagian yang paling damai dari dunia kita, dan mengungkap berbagai bentuk kerapuhan.

3. Tiga tahun telah berlalu, dan inilah saat yang tepat bagi kita untuk meneliti, belajar, tumbuh dan membiarkan diri kita diubah sebagai individu dan sebagai komunitas; ini adalah momen istimewa mempersiapkan diri bagi “hari Tuhan”. Saya telah mengamati dari berbagai masa krisis bahwa kita tidak pernah tetap sama setelah melewati masa krisis: entah lebih baik atau lebih buruk. Hari ini kita bertanya: Apa yang kita pelajari dari pandemi? Jalan baru mana yang harus kita tempuh bebas dari  belenggu kebiasaan lama kita, agar lebih siap dan berani melakukan hal-hal baru? Tanda-tanda kehidupan dan harapan apa yang dapat kita lihat, untuk membantu kita maju dan berusaha menjadikan dunia sebagai tempat tinggal yang lebih baik bagi kita?

Tentunya, setelah mengalami langsung kerapuhan hidup kita sendiri dan dunia di sekitar kita, kita dapat mengatakan bahwa pelajaran terbesar yang kita petik dari Covid-19 adalah kesadaran bahwa kita semua saling membutuhkan. Bahwa harta kita yang terbesar kendati paling rapuh adalah kemanusiaan kita bersama sebagai saudara dan saudari, anak-anak Allah. Dan bahwa tidak seorang pun dari kita dapat selamat sendirian. Oleh karena itu, kita sangat perlu untuk bergabung bersama dalam mengusahakan dan memajukan nilai-nilai universal yang dapat membawa pertumbuhan persaudaraan sesame manusia ini. Kita pun menyadari bahwa kepercayaan kita pada kemajuan, teknologi, dan globalisasi bukan hanya berlebihan, tetapi juga berubah menjadi sikap individualistis dan racun berhala, yang merugikan keadilan, keselarasan dan perdamaian yang sangat kita rindukan. Di dunia kita yang serba cepat ini, meluasnya masalah ketidaksetaraan, ketidakadilan, kemiskinan, dan marginalisasi terus menyulut kerusuhan dan konflik, serta menimbulkan kekerasan dan bahkan perang.

Pandemi mengedepankan semua ini, namun juga memberi efek positif. Termasuk memaksa kita kembali kepada kerendahan hati, memikirkan kembali ekses tertentu sikap konsumeristik, dan pembaruan solidaritas  yang membuat kita lebih peka pada penderitaan orang lain dan lebih tanggap terhadap kebutuhan mereka. Kita juga memikirkan upaya, yang dalam beberapa kesempatan terbukti sungguh heroik dilakukan oleh mereka yang bekerja tanpa kenal lelah membantu agar semua orang keluar dari krisis dan kekacauan sebaik mungkin.

Pengalaman ini membuat kita semakin sadar akan perlunya siapapun, bangsa dan negara, untuk mengembalikan kata “bersama” ke tempat sentral. Karena dengan kebersamaan, dalam persaudaraan dan solidaritas, kita membangun perdamaian, memastikan keadilan dan keluar dari bencana terburuk. Sesungguhnya tanggapan yang paling efektif terhadap pandemi datang dari kelompok sosial, lembaga publik dan swasta, serta organisasi internasional yang mengesampingkan kepentingan masing-masing dan bergabung menghadapi tantangan. Hanya kedamaian yang datang dari persaudaraan dan cinta tanpa pamrih yang dapat membantu kita mengatasi krisis pribadi, sosial, dan global.

4. Meski begitu, di saat kita sungguh berharap bahwa masa tergelap dari pandemi Covid-19 telah usai, bencana baru yang mengerikan menimpa umat manusia. Kita menyaksikan serangan penderitaan lain: suatu perang yang lain, yang sampai batas tertentu menyerupai Covid-19, tetapi terjadinya didorong oleh keputusan manusia yang salah. Perang di Ukraina menuai korban yang tidak bersalah dan menebarkan ancaman, tidak hanya di antara mereka yang terkena dampak langsung, tetapi juga meluas dan tidak pandang bulu mengenai semua orang, juga mereka yang, bahkan ribuan kilometer jauhnya, berupa dampak samping  – yaitu kesulitan pangan dan kelangkaan bahan bakar.

Jelas, ini bukan situasi era pasca-Covid yang kita bayangkan atau harapkan. Perang ini, dan semua konflik lain di seluruh dunia, merupakan kemunduran bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi pihak-pihak yang terlibat langsung. Sementara vaksin untuk Covid-19 telah ditemukan, solusi yang cocok untuk perang belum ditemukan. Tentu saja, virus perang lebih sulit diatasi daripada virus yang membahayakan tubuh kita, karena ia datang bukan dari luar diri kita, tetapi dari dalam hati manusia yang telah dirusak oleh dosa (bdk. Mrk 7:17-23).

5. Lalu apa yang diharapkan dari kita? Pertama-tama, agar mempersilakan hati kita diubah oleh pengalaman krisis, untuk menyilakan Tuhan pada saat ini dalam sejarah, mengubah kriteria kebiasaan kita dalam menyikapi dunia di sekitar kita. Kita tidak bisa lagi berpikir secara eksklusif membuat ruang bagi kepentingan pribadi atau nasional kita; sebaliknya, kita harus berpikir dalam kerangka kebaikan bersama, dengan menyadari bahwa kita adalah bagian dari komunitas yang lebih besar, dan membuka pikiran dan hati kita untuk persaudaraan manusia universal. Kita tidak dapat terus berfokus hanya untuk menjaga diri kita sendiri; sebaliknya, waktunya telah tiba bagi kita semua untuk berusaha menyembuhkan masyarakat dan planet kita, meletakkan dasar bagi dunia yang lebih adil dan damai, dan berkomitmen secara serius untuk mengusahakan kebaikan bersama yang sejati.

Untuk itu, dan untuk kehidupan yang lebih baik pasca darurat Covid-19, kita tidak dapat mengabaikan satu fakta mendasar, yaitu bahwa banyak krisis moral, sosial, politik, dan ekonomi yang kita alami semuanya saling bertautan, dan apa yang kita lihat sebagai terisolasi sebenarnya berada dalam hubungan sebab-akibat satu sama lain. Maka kita semua dipanggil untuk menanggapi tantangan dunia kita dalam semangat tanggung jawab dan solidaritas. Kita harus meninjau ulang jaminan kesehatan untuk semua. Kita harus memajukan tindakan yang meningkatkan perdamaian dan mengakhiri konflik dan perang yang terus menelurkan kemiskinan dan kematian. Kita wajib merawat rumah kita bersama dan menerapkan langkah-langkah yang jelas dan efektif untuk memerangi perubahan iklim. Kita perlu melawan virus kesenjangan dan memastikan tersedianya pangan dan  pekerjaan yang bermartabat untuk semua, mendukung mereka yang bahkan tidak memiliki upah minimum dan berada dalam kesulitan besar. Skandal kelaparan di mana pun tetap menjadi luka terbuka. Kita juga perlu mengembangkan kebijakan yang sesuai untuk menerima dan mengintegrasikan para migran dan mereka yang tergusur dari masyarakat kita. Hanya dengan menanggapi situasi ini dengan murah hati, dengan kepedulian yang diilhami oleh kasih kerahiman Tuhan yang tak terbatas, kita akan dapat membangun dunia baru dan berkontribusi pada perluasan kerajaanNya, kerajaan kasih, keadilan, dan damai sejahtera.

Dalam berbagi renungan ini, saya berharap di Tahun Baru yang akan datang kita dapat melakukan perjalanan bersama, dengan menghargai pelajaran yang kita terima dari sejarah kita. Saya menyampaikan harapan besar kepada para Kepala Negara dan Pemerintahan, kepada pemimpin  Organisasi Internasional, dan kepada para pemimpin umat berbagai agama. Kepada semua laki-laki dan perempuan yang berkehendak baik, saya menaruh kepercayaan sepenuhnya dan berdoa, semoga sebagai seniman perdamaian, mereka dapat bekerja, hari demi hari, untuk membuat tahun tini menjadi tahun yang lebih baik! Semoga Maria yang tak bernoda, Bunda Yesus dan Ratu Damai, menjadi perantara bagi kita dan bagi seluruh dunia.

 

Vatikan, 8 Desember 2022

Fransiskus

ADVEN IV EKSEGESIS

 

Oleh A. Gianto

AG <eksegesis@gmail.com>

InjMg Adven IV/A (Mat 1:18-24) & bacaan pertama (Yes 7:1-14)

TUHAN SUNGGUH MENYERTAI KITA!

Bacaan Injil Minggu terakhir pada Masa Adven tahun ini (Mat 1:18-24) menyampaikan sebuah tradisi mengenai kelahiran Yesus dari sudut pandang Yusuf, yang di dalam silsilah sebelum bacaan ini disebut sebagai "suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus" (Mat 1:16).



Dikatakan dalam Mat 1:18 dan 20 bahwa Maria mengandung dari Roh Kudus sebelum hidup dengan Yusuf sebagai suaminya. Dalam adat-istiadat Yahudi, sejak usia remaja seorang gadis sudah dipertunangkan dengan calon suaminya jauh-jauh sebelum pernikahan, yang baru terjadi setelah kedua-duanya siap membangun rumah tangga yang mandiri. Ikatan ini dapat dibatalkan karena macam-macam alasan. Salah satunya ialah bila calon istri didapati mengandung sebelum pernikahan. Menurut hukum, bakal suami wajib membatalkan ikatan pertunangan tadi. Demikian pihak perempuan akan merdeka dan dapat diperistri orang lain secara sah. Kerap terjadi, perempuan yang bersangkutan tidak dimaui siapapun dan akan mendapat aib. Yusuf tidak hendak menyusahkan Maria, tapi tetap mau menaati hukum tadi. Maka ia bermaksud membatalkan pertunangannya dengan Maria secara "diam-diam", artinya, di hadapan dua saksi tetapi tanpa mengumumkannya. Dengan demikian pembatalan itu akan sah menurut hukum tetapi tidak mendatangkan aib bagi Maria. Sebelum niatan ini dijalankan, terjadilah sesuatu yang luar biasa. Dalam sebuah mimpi (ay. 20-21) malaikat Tuhan datang dan mengatakan kepada Yusuf agar jangan takut mengambil Maria sebagai istrinya. Malaikat itu menjelaskan bahwa anak yang dikandung Maria itu berasal dari Roh Kudus. Jadi kandungan itu bukan dari manusia dan Yusuf tak usah merasa terikat pada kewajiban mengikuti hukum adat. Selanjutnya diberitahukan bahwa anak tadi hendaknya diberi nama Yesus, artinya "Tuhan itu keselamatan". Yusuf pun melakukan yang diperintahkan kepadanya oleh sang malaikat.

PENJELASAN MATIUS

Bagi umat Matius dan umat awal, kelahiran Yesus itu jelas bukan kejadian lumrah. Yesus dikandung dari Roh Kudus tetapi dilahirkan secara manusiawi oleh Maria dan dibesarkan oleh Yusuf. Matius memberikan penjelasan kejadian yang tidak biasa ini lewat kata-kata malaikat dalam mimpi Yusuf tadi. Dalam ay. 22 ditambahkan, semua yang dikatakan malaikat tadi menggenapkan nubuat nabi Yesaya 7:14 yang menyebutkan bahwa seorang anak dara akan melahirkan anak lelaki yang dikenal dengan nama Imanuel, yang artinya "Tuhan menyertai kita".

Teks Ibrani Yes 7:14 memakai kata yang maknanya ialah anak perempuan yang sudah dewasa, tapi belum menikah. Dalam teks Yunani, yakni teks yang dipakai Matius, kata itu diterjemahkan sebagai dengan sebuah kata yang artinya "perawan". Perbedaan dalam terjemahan ini memang bahan menarik bagi telaah teks Kitab Suci, tapi tak usah dijadikan dasar perbincangan mengenai keperawanan Maria. Matius menulis Injilnya bagi mereka yang percaya bahwa Maria itu perawan yang mengandung dari Roh Kudus. Sebaiknya lebih dipahami bahwa yang ditekankan dalam kutipan dari Yes 7:14 itu ialah kelahiran sang "Imanuel", yang artinya "Allah menyertai kita". Ia tidak lagi membiarkan manusia sendirian. Dan mulai saat itu kehadiran "Imanuel" memang menyertai manusia sepanjang zaman. Nanti dalam penutupan Injil Matius (28:20) diperdengarkan kata-kata Yesus, "...ketahuilah, aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman."

Kisah kelahiran Yesus yang bukan kejadian biasa ini diceritakan juga oleh Lukas, tapi dengan penekanan yang berbeda. Bila Matius mencerminkan ingatan dari kalangan Yusuf, Lukas menceritakan kelahiran Yesus dari sudut pandang Maria. Namun intinya sama: anak itu dikandung dari Roh Kudus (Mat 1:20, Luk 1:35), Maria dan Yusuf bertunangan ( Mat 1:18, Luk 1:27), perintah agar anak yang lahir nanti dinamai Yesus (Mat 1:21 kepada Yusuf, Luk 1:31 kepada Maria), kelahiran Yesus di Betlehem (Mat 2:5, Luk 2:4), Yesus besar di Nazaret (Mat 2:23, Luk 1:51-52). Matius menampilkan perasaan Yusuf, pergulatan rohaninya, rasa hormatnya yang besar terhadap Yang Keramat yang mendatanginya. Juga ditonjolkan perhatian Yusuf terhadap Maria dan Yesus. Ia betul-betul menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai bapa keluarga ini.

Pembaca dari kalangan Yahudi yang menjadi pengikut Yesus dari generasi pertama menangkap maksud penekanan pada Yusuf tadi. Dalam adat keluarga Yahudi, pendidikan seorang anak sejak tidak lagi menyusu ibunya hingga akil balig pada usia 12-13 tahun menjadi tanggung jawab bapa keluarga. Begitulah kebesaran hati Yusuf, kepekaannya, kematangan imannya ikut membentuk pribadi Yesus. Pembaca Injil Matius mengerti apa artinya menjadi anak yang dibesarkan oleh orang seperti Yusuf itu. Juga menjadi jelas bahwa karya "Tuhan menyelamatkan umat-Nya" itu menjadi tepercaya justru karena memakai jalan manusiawi. Karya Roh Kudus, daya luar alam itu baru betul-betul bisa membawakan keselamatan bila tumbuh dan menjadi besar dalam lingkungan yang sungguh manusiawi. Inilah kiranya keyakinan iman orang-orang yang terungkap dalam kisah Matius tadi.

SIAPA TUJUAN WARTA INI

Sebetulnya kisah kelahiran dan masa kecil Yesus tidaklah mutlak perlu untuk menjelaskan karya, penderitaan, kebangkitan Yesus nanti. Injil yang paling awal, yakni Injil Markus, tidak memuat kisah itu. Begitu pula dalam Injil Yohanes tidak didapati kisah yang mirip. Bagi Yohanes jelas Firman yang mengawali segala sesuatu itu "telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita" (Yoh 1:14). Dan ini cukup guna mengungkapkan kehadiran Yang Ilahi dalam ujud manusia. Maklumlah, Injil Yohanes ditulis bagi orang-orang yang sudah paham akan karya penebusan yang dijalankan Yesus dan sudah maju jauh dalam pengetahuan hidup batin dan berhasrat maju terus. Injil Markus sebaliknya disiapkan sebagai pegangan ringkas bagi mereka yang baru mulai tertarik untuk mengenal siapa Yesus itu. Lalu, setelah tahap awal ini dilalui, apa yang terjadi? Orang tentu butuh pendalaman. Kepada mereka inilah Injil Matius dan Lukas ditulis. Penjelasannya begini. Orang yang sudah mulai kenal Yesus dan hidup menurut wartanya ("setelah mendengar Markus"), tentu ingin mengenal asal usul Yesus. Karena itulah Matius dan Lukas menuliskan tradisi mengenai kelahirannya.

Nanti mereka yang maju lebih jauh tidak butuh bertanya-tanya mengenai asal-usul badaniah dan peristiwa-peristiwa di seputar kelahiran dan masa kecil Yesus. Kepada mereka itulah Injil Yohanes berbicara. Ditekankan hubungan dengan Bapa. Diungkapkan pula keinginan Yesus untuk berbagi "sangkan paran", berbagi kehidupan rohani yang sejati dengan orang-orang yang dikasihinya dan setia kepadanya. Tentu saja pengetahuan ini hanya dapat dicapai bukan dengan usaha sendiri, bukan pula oleh orang yang belum masuk dan mendalami sampai utuh. Kisah kelahiran Yesus dalam Matius mengarahkan orang ke sana.


MENYONGSONG HARI NATAL

Suasana menyongsong pesta Natal sudah terasa lama. Hiasan Natal terlihat di mana-mana. Kita saling berkirim kartu dan pesan Natal. Apakah orang-orang sekarang ini seperti umatnya Matius atau Lukas dulu, umat yang menjadi dewasa dan maju terus dan mau mendalami makna kehadiran Kristus di tengah-tengah umat manusia? Bila warta kisah kelahiran Yesus dimaksud untuk memajukan hidup rohani, apa masih ada relevansinya bagi kebanyakan orang pada zaman kita ini? Khususnya di bumi Indonesia?

Tetap berlaku ajakan untuk mulai mengenal lebih jauh siapa Yesus yang diikuti orang banyak, siapa dia yang diimani sepanjang zaman sebagai Penyelamat itu. Orang beriman bisa pula menjadi seperti Matius dan Lukas. Mereka mulai mencari tahu asal usul Yesus sehingga pengenalan mereka semakin dalam. Baik Lukas maupun Matius menekankan hadirnya daya ilahi ("Maria mengandung dari Roh Kudus") dan penerimaan utuh dari pihak Maria dan Yusuf. Yang dilakukan Yusuf diungkapkan Matius dalam bacaan hari ini. Menerima karya ilahi dalam ujud yang amat mengguncang tadi menjadi ungkapan iman yang paling nyata. Yusuf itu orang yang bisa menerima kehadiran ilahi yang tidak lumrah sekalipun dan tetap menghormatinya. Bahkan ia memeliharanya dengan penuh perhatian. Ia memikirkan kepentingan Maria, tidak hanya mau meninggalkannya begitu saja. Kemudian ia juga berani mendengarkan Yang Keramat yang mengubah rencananya sama sekali. Ia bersedia menjadi orang yang bertanggung jawab membesarkan Yesus. Ringkasnya, Yusuf itu pribadi yang dapat dipercaya karena juga bisa mempercayai. Mendalami peristiwa kelahiran Yesus dalam terang Injil Matius itu merayakan kebesaran hati seorang manusia yang bukan saja memungkinkan karya Allah dapat mulai terjadi, tetapi juga yang memelihara dan membesarkannya. Dan semuanya ini terjadi dengan tak banyak kata. Orang beriman yang ingin maju menjadi pemerhati gerak-gerik Yang Ilahi tentu dapat belajar banyak dari Yusuf si pendiam itu.


Salam hangat,

A. Gianto


=======================

[Berikut ini saya teruskan tulisan seorang kenalan lama - semoga berguna, A.G.]



APA ARTI "IMANUEL" BAGI KITA?

Rekan-rekan,

Pembaca bisa jadi heran kok orang dari Perjanjian Lama ikut-ikutan mengisi milis di abad-21 ini. Jangan dikira kami dari dunia lama terkurung dalam waktu lampau dan terpisah di tempat yang jauh. Kalian kan punya naskah dari zaman kami yang bahkan terbaca dalam bahasa kalian. Dan kalau terampil, kalian tentu bisa berinteraksi dengan kami lewat jalur-jalur yang bisa kita bangun bersama. Kalian toh juga ada ekseget yang bisa memendekkan jarak dari situ ke sini kan? Malah saya diminta oleh Gus agar menerangkan sendiri episode "Imanuel" dalam Yes 7:1-14. Katanya dia hanya akan menerangkan Mat 1:18-24 yang menggemakan episode itu.


Begini duduk perkaranya. Waktu itu, abad 8 seb. Masehi, saya tinggal di Yerusalem, jadi penasihat raja untuk urusan kehidupan politik dan agama. Tak usah heran, saya teolog, tapi juga paham masalah-masalah hubungan internasional. Dan justru spesialisasi saya berteologi mengenai hubungan internasional. Apa ada teolog zaman kalian yang juga berminat ke situ?  Dengar-dengar kalian sedang membincang-bincangkan teologi. Eh, dengar-dengar belakangan ini beberapa Romo kalian gemar berteologi mengenai agama-agama, khususnya agama kalian di hadapan agama orang lain ya? Apa tidak juga suka melancarkan teologi mengenai masyarakat luas, mengenai, eh, global warming, atau mengenai suasana geopolitik. Perkara-perkara itu kan keprihatinan semua orang, bukan kelompok kalian sendiri. Dulu di Yerusalem saya bicara mengenai perkara yang relevan bagi semua, bukan kelompok kami saja. Begitu maka bisa jadi bahan pembicaraan rasional dengan pihak-pihak lain.


Ada beberapa orang seperti saya di kalangan istana di Yerusalem. Kami mencoba mendampingi para pemimpin negara dengan pemikiran  teologis kami. Waktu itu sedang ada krisis. Terasa ancaman kekuatan militer Asiria dari utara. Kerajaan utara - ibukotanya Samaria - sudah menjadi wilayah pengaruh adikuasa mereka, dengan maksud menyetop pengaruh negara kuat lain, yakni Mesir. Karena itulah penguasa negeri utara, waktu itu raja Pekah (737-732) bersekutu dengan penguasa bangsa Aram di Damaskus, namanya Rezin. Mereka berdua bermaksud mengajak raja di Yehuda di Yerusalem, waktu itu Yotam (742-735) dan anaknya Ahaz (735-715) untuk ikut serta. Tapi kerajaan kami di selatan tidak mau. Hal ini membuat Pekah dan Rezin membuat rencana menyerang Yerusalem ketika Ahaz baru setahun jadi raja. Bila berhasil, mereka akan menurunkan Ahaz dan menggantikannya dengan si Tabeel yang bersimpati pada orang Aram. Kekuatan gabungan Pekah dan Rezin itu besar dan membuat keder Ahaz. Ini semua ada dalam Yes 7:1-9 yang mendahului petikan yang kalian dengarkan kali ini. Nah dalam keadaan gawat seperti ini, Ahaz jadi keruh pikirannya, ciut hatinya. Ia tubruk sana, tabrak sini.

 

Saya mencoba menenangkannya dan mengajaknya memeriksa alternatif-alternatif sambil berpikir ke depan dan memilih tindakan yang paling bagus. Kita musti tenang khususya dalam saat-saat gawat. Ahaz ada maksud mengirim utusan minta balabantuan dari raja Asiria yang sudah mengancam kerajaan utara dan Aram. Alternatif ini memang akan menyelamatkan Yerusalem dari kepungan dua musuh dekat itu. Tapi akibatnya mesti dibayar mahal. Ini berarti mendekatkan pasukan Asiria di gerbang Yerusalem dan dengan cepat nanti mereka akan menelan kami. Ini tidak bijaksana.


Pendapat saya lain. Begini. Pasti Asiria tak tinggal diam melihat persekutuan Pekah dan Rezin. Cepat atau lambat pasukan Asiria akan menumpas mereka. Asiria juga tak suka melihat mereka nanti dapat sekutu baru bila mereka menguasai Yerusalem seperti dikawatirkan Ahaz. Maka saya nasihati dia coba tenang-tenang saja. Malah saya minta Ahaz agar ingat kepada Yang Mahakuasa yang bakal menyelamatkan kota suci-Nya ini.


Ahaz itu raja yang lemah, kurang berwawasan luas dan membiarkan diri dihantui waswas. Ia mestinya belajar dari sejarah dan lebih mendengarkan kami para penasihatnya. Ia sebetulnya tahu bahwa Tuhan akan membela Yerusalem dengan cara-Nya sendiri. Yang perlu ialah membuat strategi atas dasar keyakinan ini. Itu keyakinan orang banyak. Dan bila Ahaz memanfaatkannya, ia pasti akan mendapat dukungan rakyat. Tapi sayang ia ragu-ragu. Ia sudah kehabisan akal. Ia berpikir untuk apa pakai alasan teologis untuk urusan militer dan politik. Benar begitu. Tapi ia kan pemimpin. Tak boleh memperlihatkan kelemahan! Ia mestinya membangkitkan semangat orang banyak. Inilah yang kucoba agar disadarinya. Kusampaikan kepadanya, kalau ia tak mau "meminta pertanda" dari Tuhan - ini ungkapan yang berarti mengajak rakyat melihat bahwa Tuhan tetap ada di pihak kita, maka Dia sendirilah yang akan memberikan pertanda - Ia sendiri akan membuat rakyat dan orang banyak tahu bahwa Tuhan tetap ada di pihak kita! Amat saya upayakan agar Ahaz mengerti. Pemimpin mesti berpolitik juga dengan kepercayaan, dengan bijaksana, demi ketenangan umum. Di situlah kekuatannya. Ini juga kekuatan moral Yerusalem. Tetapi ah, Ahaz, ia tak berhati baja dan tidak encer pemikirannya. Ia mau bersembunyi di balik sikap seakan-akan tak mau menguji kesetiaan Tuhan. Huh, Ahaz tak punya nyali kepemimpinan. Munafik suci-sucian. Orang yang begitu itu biasanya malah bikin kesalahan lebih besar. Lihat, ia malah nekat minta mengirim utusan minta bantuan raja Asiria. Inilah latar yang membuatku menyampaikan nubuat yang kemudian kalian kenal juga: "Sesungguhnya seorang perempuan muda akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan dia Immanuel..." (Yes 7:14).


Tentunya tidak langsung jelas siapa anak yang sedang yang dibicarakan. Juga rada gelap kan siapa itu perempuan muda tadi. Baiklah saya beri gambaran lebih luas. Begini, dalam segala urusan ini hendaknya kalian jangan terpancang pada keinginan menemukan "rujukannya". Tak usah menghabiskan tenaga mencari-cari siapa yang dimaksud. Ini kan bahasa nubuat para nabi zaman dulu. Dan nubuat memakai bahasa "sejarah", seakan-akan bicara tentang peristiwa yang bakal terjadi, tetapi maksud sesungguhnya ialah menguatkan hati orang dan menumbuhkan harapan. Nubuat itu kusampaikan karena diberikan oleh Yang Maha Kuasa sendiri. Ada wibawanya. Orang sebaiknya menerimanya dengan tulus ikhlas. Baru begitu bisa lega dan berpikir jernih. Ahaz tidak begitu. Sayang! Ia sebenarnya tidak bisa mempercayai kekuatan yang ada di kalangan rakyat Yerusalem dan Yehuda sendiri, yakni kepercayaan mereka akan lindungan Tuhan!  Inilah yang sebenarnya dimaksud dalam urusan ini. Bagi kami Yang Maha Kuasa ialah Tuhan kita yang menghidupi umat, melindungi rakyat, serta tidak melupakan orang-orang yang menyembah-Nya. Maka mempercayai Dia ialah menaruh kepercayaan pada umat-Nya, pada kekuatan yang ada di dalamnya. Tapi Ahaz, ah ia malah menyandarkan diri pada tentara Asiria. Ia buta akan potensi di kalangan umat, ia tuli akan Dia yang ada bersama umat-Nya!


Ungkapan "mengandung dan akan melahirkan" itu ialah cara mengatakan kekuatan yang akan jadi nyata. Imanuel yang dikandung dan akan lahir itu ialah kekuatan yang sungguh ada di dalam umat. Kalian tentu bisa mengerti. Dan "perempuan muda", ah, ini cara untuk mengatakan siapa saja yang bisa membiarkan kekuatan dari atas tadi menjadi kenyataan di bumi. Kata Ibrani yang kupakai, 'almah, artinya anak dara yang secara fisik sudah bisa nikah dan mengandung. Kata itu kupakai untuk menyebut siapa saja yang mulai bisa mengandung dan melahirkan. Separo dari kemanusiaan begitu kan? Ini sumber kekuatan yang nyata-nyata ada. Dan yang bakal lahir dari padanya akan dinamakan, Ibrani-nya,  Immanuel, artinya El, yakni Allah, bersama kita, 'imma-nu. Kekuatan ilahi yang bisa mengujud dalam kemanusiaan itu akan menyertai kita. Ini pernyataan kepercayaan yang amat dasar. Apa saya nanti yang kalian sebut tentang Dia tak akan berarti bila tidak didasarkan pada kepercayaan bahwa Ia ada menyertai kita-kita manusia. Begitu kan?


Barusan Gus cerita ke sini, bahwa di kalangan kalian ada penerapan turun temurun oleh seorang teolog Perjanjian Baru, namanya Matt, bahwa perempuan muda yang dimaksud ialah seorang perawan di Nazaret yang akan melahirkan kenyataan "Allah ada menyertai kita" itu dalam ujud tokoh Yesus yang kalian ikuti dan percayai sebagai Kristus itu. Senang mendengar penerapan seperti ini. Nubuat yang disampaikan ke Ahaz itu memang mesti diterapkan dalam kehidupan. Yang penting kalian bisa menemukan kesungguhan apa itu "Allah menyertai kita". Tanpa itu, seperti saya katakan tadi, pernyataan-pernyataan kepercayaan tak ada kekuatannya. Dan kekuatan yang dimaksud ialah berharap.


Salam dari kenalan lama,

Isaiah Yerushalmi

KREATIVITAS DAN INOVASI

 


Dalam tiga dekade terakhir kreativitas dan inovasi menjadi topik yang sangat banyak dibicarakan, namun dalam kehidupan nyata organisasi justru menjadi kapabilitas yang paling tidak berkembang dan terbelakang. Pada umumnya kreativitas dan inovasi dianggap peristiwa, kejadian, episodik, suatu saat dalam masa. Yang sebenarnya kreativitas dan inovasi adalah praktek, Tanpa praktek tidak ada kreasi dan inovator. Tanpa menekan tuts tak ada pianis. Tanpa nyemplung di kolam, tak ada perenang.

Praktek kreativitas dan inovasi itu dilaksanakan dengan memulai dan melakukannya setiap hari. Kegiatan rutin harian dengan mindset membuat kreasi baru. Dengan cara itu terbentuk syaraf kreatif dan kapasitas inovasi. Linus Pauling, pemenang dua hadiah Nobel menyatakan, untuk mendapatkan satu gagasan yang hebat diperlukan banyak gagasan awal. Dan gagasan awal itu dikerjakan setiap hari. Berapa banyak? 20? Joni Ive dari Apple dalam kenangannya akan Steve Job menulis bahwa setiap hari ia makan siang bersama Steve Job dan setiap kali mereka membahas dua atau tiga ide, entah baik entah buruk. Rata-rata diperlukan sekitar 2000 ide awal yang konsisten dibentuk dan dibicarakan setiap hari untuk membentuk satu gagasan yang baik yang layak dijual.



Ide-ide itu pada mulanya ide yang payah, tidak bermutu, namun dikomunikasikan dan dibahas, diperbarui terus menerus. Maka banyak ide permulaan adalah gagasan yang gagal. Untuk membentuk syaraf kreatif dengan demikian perlu mindset tidak takut gagal, karena kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Ide apa pun tidak ditolak tetapi diterima sebagai bahan puzzle yang belum mendapat tempatnya untuk dipasang pada saat yang tepat. Kreativitas adalah melatih mengalirkan ide-ide baru setiap hari. Ideaflows. Banyak ide yang dialirkan cepat gagal. Kegagalan selalu menjemukan tetapi mendidik. Persoalannya, setiap kali gagal apakah ego anda berantakan sehingga tak dapat memetik pelajaran dari kegagalan itu? Orang yang kreatif dan pembaharu bertekat untuk belajar dari kegagalan dan maju lagi dengan ide baru lagi setiap kali. Bergerak cepat dari ide satu ke ide baru berulang kali merupakan bagian awal yang menentukan dari tahap awal inovasi. Jika pembaruan atau inovasi layak dihargai, maka sepantasnya pula kegagalan-kegagalan awal mendapat penghargaan, sebab kekagalan adalah harga yang harus dibayar setiap hari untuk mencapai inovasi yang dirayakan suatu saat.



Inovasi dan kreativitas umum dipandang sebagai output. Tetapi yang sebenarnya inovasi dan kreativitas adalah proses keterbukaan dan menerima setiap input. Tidak ada persamaan atau rumus sempurna kreativitas dan inovasi yang dapat diproses tanpa input yang diterima secara terbuka di setiap saat. Persoalan yang kita hadapi tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar. Ada banyak jawaban alternatif, ada banyak variasi, dan menemukan variasi-variasi jawaban itulah artinya kreativitas. Untuk itu diperlukan input yang disusun dalam banyak sinario.