Daftar Blog Saya

Jumat, 30 September 2022

Inflasi Dunia, Indonesia Waspada

 Bambang Kussriyanto


Inflasi

Saat ini dunia memerhatikan laju inflasi yang mencemaskan. Dalam enam bulan terakhir, inflasi meningkat melampaui harapan dari Desember 2021. Di banyak negara laju kenyataan inflasi melejit dua-kali dari laju yang diperkirakan. Terutama di negara-negara Eropa. Di Lithuania angka inflasi tahunan mencapai 15.5 %, lima kali dari angka perkiraan. Polandia 11%, Inggris, Belanda dan Belgia 9%; Jerman 8%; Irlandia, Swedia, Italia, Portugal 6.5%, Denmark, Prancis, Norwegia 5.5%, Switzerland 3% merupakan kekecualian. AS 8%. Kanada 6%. Australia 5%. Situasi Asia sedikit lebih baik dengan India sekitar 7% sebagai angka tertinggi, Korea Selatan 5%, Indonesia diperkirakan 3.9%. Kenaikan harga-harga belakangan ini memberikan gambaran yang kurang baik untuk pertumbuhan ekonomi masa depan. Sekalipun Indonesia diperkirakan punya kekuatan untuk pertumbuhan ekonomi, namun ancaman inflasi akan memotong tingkat pertumbuhan itu dan menyisakan angka pertumbuhan netto yang tidak seberapa, sekitar 1%. Dari perkiraan itu di masa depan Indonesia diperkirakan masih dapat mencapai pertumbuhan ekonomi positif sementara sebagian besar G20 dan negara-negara lain negatif. Inflasi mengurangi daya beli perorangan dan keluarga.

Menanggapi laju peningkatan inflasi, bank sentral di seluruh dunia meningkatkan suku-bunga kredit dengan maksud mengerem pembelanjaan terutama pada sektor yang ditengarai menyumbang signifikan laju inflasi: perumahan, pertanian pangan (khususnya pupuk) dan energi. Namun peningkatan suku bunga kredit itu masih tetap tidak seimbang dengan laju peningkatan inflasi. Peningkatan suku bunga pinjaman bank-bank sentral dalam bentang antara 0.5% - 5%, dengan Argentina sebagai kekecualian 14%.

Inflasi di Indonesia dalam 5 tahun terakhir adalah 3.61% (2017), 3.13% (2018), 2.72% (2019), 1.68% (2020) dan 1.87% (2021). Suku bunga kredit Bank Indonesia dari 2019 rata-rata cenderung turun dari 6% menjadi 3.50% hingga 2021. Namun pada tahun 2022 telah naik dua kali dan kini bertengger pada 4.25%. Tentu saja suku bunga pada bank-bank umum berada di atas suku bunga rata-rata Bank Indonesia. Presiden Jokowi tetap optimis menyikapi kecenderungan kondisi inflasi dunia, dengan tetap berpegang pada sikap hati-hati.


Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan suku bunga acuan BI (BI Rate) apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga acuan BI  apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.

Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan suku bunga acuan BI (secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis poin (bps). Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia yang lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan suku bunga BI  dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar