Daftar Blog Saya

Jumat, 02 Desember 2022

MAZMUR

 


Suatu himpunan dari 150 nyanyian keagamaan yang digunaKan di dalam ibadat Bait Allah Israel sebelum dan sesudah Pembuangan. Nyanyian itu merupakan mahakarya doa dalam Perjanjian Lama. Dalam bahasa Ibrani disebut seper tehillim “buku doa pujian”, dan merupakan suatu karya pujian dan ibadat. Mazmur juga merupakan suatu perbendaharaan teologi, spiritualitas dan emosi insani yang luas. Selanjutnya Mazmur memainkan bagian peran yang penting dalam ibadat Gereja dan bahkan punya peran utama dalam Ofisi atau Ibadat Harian.

      Bahasa Inggris,  “Psalms” berasal dari bahasa Yunani psalmoi (Nyanyian Pujian). Judul bahasa Yunani dalam Codex Aleksandrinus adalah psalterion yang adalah nama alat musik dawai yang digunakan untuk mengiringi lagu ibadat ini. Sastra para rabi menggunakan judul Ibrani seper tehillim, “buku pujian”.

 

I. Pengarang dan Waktu Penulisan

II. Isi

A. Lima Kitab

B. Penomoran

III. Macam-macam Mazmur

IV. Istilah Teknis dan Petunjuk

V. Penggunaan Dalam Liturgi

VI. Teologi Mazmur

 

I. Pengarang dan Waktu Penulisan

Daud, yang namanya dikaitkan dengan keseluruhan kitab, jelas menyusun sebagian dari Mazmur, namun juga ada pengarang-pengarang yang lain. Boleh jadi Daud bertanggungjawab secara langsung maupun tidak langsung atas tujuh puluh tiga Mazmur; beberapa orang perorangan yang menjadi penyumbang termasuk Asaf (dua belas Mazmur: Mzm 50; 73-83); Putera Korah (sebelas Mazmur: Mzm 42-49; 84-85; 87-88); Salomo (Mzm 72 dan 127), Heman (Mzm 88), Etan (Mzm 89) dan Musa (Mzm 90). Sebagian yang lain berasal dari Yedutun, salah seorang pemusik Daud (Mzm 39; 62 dan 77; bdk 1 Taw 25:1-2; 2 Taw 5:12).

 

II. Isi

A. Lima Kitab

Kitab Mazmur terdiri dari 150 Mazmur yang terbagi dalam “lima kitab”:

I. Kitab Pertama (Mzm 1-41)

II. Kitab Kedua (Mzm 42-72)

III. Kitab Ketiga (Mzm 73-89)

IV. Kitab Keempat (Mzm 90-106)

V. Kitab Kelima (Mzm 107-150).

 

Pembagian kedalam lima kitab berasal dari Septuaginta pada abad ketiga SM, namun setiap bagian jelas tampak karena seruan pujian doksologi yang mengakhiri masing-masing dari kelima bagian itu. Doksologi terdapat pada Mzm 41:13; 72:20; 89:52; 106:48; Mazmur 150 berfungsi sebagai doksologi bagi kelima kitab bagian dan juga bagi seluruh himpunan. Menurut tradisi Yahudi, pembagian itu sejajar dengan lima bagian dari Kelima Kitab Taurat Musa. Dari ke-150 Mazmur, 116 mempunyai judul yang berbeda-beda panjangnya dalam teks Ibrani. Sedangkan 34 Mazmur yang tidak berjudul adalah Mzm 1-2, 10, 33, 43, 71, 91, 93-97, 99, 104-107, 111-119, 135-137, 146-150.

      Mazmur juga dapat dibagikan ke dalam tiga golongan besar: Mazmur Daud (Mzm 2 atau 3-41); Mazmur Asaf, Korah dan Penulis-penulis Daud yang oleh para ahli sering disebut Mazmur Elohis karena sering menggunakan nama Allah Ibrani “Elohim” (Mzm 42-83; lihat “Nama-nama llah” dalam lema Allah) dengan suatu tambahan Mzm 84-89); dan Mazmur Puspa-ragam yang berkaitan dengan rupa-rupa topik (Mzm 90-150).



 

B. Penomoran

Sejak Septuaginta, Mazmur diberi nomor dengan cara yang berbeda, sehingga ada perbedaaan antara Kitab Suci Yunani dan Kitab Suci Latin jika dibandingkan dengan Kitab Suci Ibrani, kecuali Mzm 1-8, dan 148-150. Kebanyakan Kitab Suci Protestan menggunakan cara penomoran Ibrani; versi-versi Katolik dalam bahasa Inggris mengikuti penomoran Yunani dan Latin, tetapi alkitab Jerusalem Bible (JB), Revised Standard Version (RSV), New American Bible (NAB) dan versi-versi lain yang lebih baru menggunakan pola penomoran Ibrani. Perbedaan dalam Mazmur tertentu disampaikan di bawah ini untuk Kitab Suci Ibrani (Teks masora) dan LXX (Septuaginta Yunani):

 

Kitab Suci Ibrani

Kitab Suci LXX (Latin)

Mzm 1-8

Mzm 1-8

9-10

9

11-113

10-112

114-115

113

116:1-9

114

116:10-19

115

117-146

116-145

147:1-11

146

147:12-20

147

148-150

148-150

 

 

III. Macam-macam Mazmur

Para ahli sudah lama memperhatikan macam-macam Mazmur yang berbeda yang membentuk himpunan yang kanonis. Kebanyakan Mazmur dimaksudkan untuk ibadat umum; yang lain untuk kesalehan dan doa pribadi. Secara garis besar, Mazmur-mazmur dibagikan ke dalam beberapa kategori utama : Syukur dan pujian serta Ratapan – serta kategori-kategori yang lebih kecil termasuk Doa Rajawi dan Mesianis, Seruan dan Permohonan, Kebijaksanaan, Alfabetik dan Akrostik, “Nyanyian Mohon Perlindungan” (Mzm 120-134, yang mungkin merupakan lagu-lagu peziarahan dan arak-arakan) dan Mazmur Kutukan.

      Ciri sastra yang utama dalam Mazmur adalah paralelisme (kesejajaran). Selain itu Mazmur juga menggunakan aliterasi (perulangan bunyi) dan asonansi (penghilangan bunyi), juga pola akrostik atau alfabetis, di mana urutan huruf-huruf alfabet memulai baris-baris selanjutnya, kuplet dan strofa (bait); rima kadang-kadang terjadi di akhir baris dan jeda. [Dalam proses terjemahan ciri-ciri sastra puisi dalam bahasa asli ini menjadi kabur, sering mustahil, terutama karena perubahan huruf pada padan kata dalam bahasa terjemahan].

 

IV. Istilah Teknis dan Petunjuk

Banyak Mazmur mencantumkan notasi yang maksud sebenarnya tidak selalu jelas bagi kita. Kemabanyakan Mazmur disebutkan dalam istilah aslinya, mizmor, mungkin menandakan bahwa perlu diiringi alat musik. Sejumlah Mazmur (mis Mzm 46 dan 48) disebut “Nyanyian” (Ibrani: sir). Tiga belas mazmur (32, 42, 44-45, 52-55, 74, 78, 88-89 dan 142) disebut maskil, suatu kata yang merujuk pada membuat bijak atau terampil [dalam terjemahan Indonesia Alkitab (Alk) disebut Nyanyian Pengajaran. Dalam Kitabsuci Komunitas Kristiani (KKK) anotasi ini hilang]. Mazmur-mazmur itu condong mengungkapkan pengalaman penderitaan, kecuali Mzm 45 yang adalah lagu cinta. Enam Mazmur (16 dan 56-60) disebut miktam, dan selalu dikatakan “Dari Daud”; makna sebutan itu tidak jelas. Mzm 7 disebut siggayon, mungkin jenis lagu tertentu.

      Beberapa Mazmur juga mencantumkan petunjuk mengenai alat musik, misalnya Mzm 4 diberi catatan :”Untuk pemimpin biduan; dengan alat musik berdawai” [bisa harpa, bisa kecapi. Terjemahan Alkitab (Alk) Indonesia memilih: Dengan permainan kecapi]. Mzm 5 memberi petunjuk : “Untuk pemimpin biduan: dengan permainan seruling”. Ada lima puluh lima Mazmur mengandung petunjuk seperti itu. Kata “ S e l a “ [Ibrani: selah] muncul tujuh puluh satu kali, maknanya tidak diketahui. Mungkin petunjuk bagi penyanyi dan mereka yang beribadat sebagai  tempat untuk bagian ulangan.

 

V. Penggunaan Dalam Liturgi

Penggunaan Mazmur dalam Liturgi Israel tidak diketahui dengan pasti. Namun tidak ada sanggahan bahwa mereka dihimpun dan digunakan untuk ibadat. Mazmur Syukur dan Pujian terutama digunakan untuk maksud pernyataan umum akan kemuliaan Tuhan, keagungan dan kerahimanNya.

      Mazmur Pujian atau Halel (dari kata Ibrani halal, “memuji”) adalah Mazmur-mazmur yang mengandung seruan “Pujilah Tuhan”, biasanya di awal atau di akhir Mazmur (Mzm 104-106; 111-113, 115-117, 135, 146-150). Biasanya Mazmur Pujian dinyanyikan pada perayaan besar seperti Paskah, Pentakosta dan Pondok Daun. Pada jamuan makan Paskah (Seder) biasanya dinyanyikan Mazmur Pujian 113-118 (kendati fakta bahwa Mzm 118 tidak mengandung seruan khas halelu-yah, “Pujilah Tuhan”).

      Praktik menyanyikan Mazmur sebagai bagian dari ibadat kepada Tuhan disebut Mazmur Tanggapan (“Psalmody”). Mazmur dinyanyikan dengan cara bersahutan, di mana seorang solis menyanyikan setiap bait Mazmur dan umat menanggapi dengan bait ulangan. Ulangan bisa sangat sederhana, semisal “Amin” atau “Haleluya”, atau satu baris yang diambil dari Mazmur yang dinyanyikan. Jemaat Kristen menerapkan cara itu sejak purba. Maka Mazmur menjadi dasar doa umum Gereja dan suatu buku pegangan untuk doa pribadi.

      Ibadat Bait Allah Yahudi juga menggunakan Mazmur Tanggapan dengan antifon [antifon adalah kutipan frasa atau kalimat pokok yang perlu diperhatikan], di mana bait-bait dinyanyikan oleh kelompok-kelompok secara bergantian dengan ulangan yang sama – yaitu antifon – dinyanyikan sebelum dan sesudah Mazmur yang sesungguhnya. Bentuk ini juga digunakan oleh komunitas-komunitas biara dalam Gereja sejak abad keempat. Antifon dapat diulang di setiap beberapa ayat Mazmur, termasuk di awal dan di akhir. Salah satu antifon yang paling sering digunakan berasal dari Mazmur 136 : “Sebab kasih setianya kekal selama-lamanya”.

      Di dalam Ibadat harian yang diperbarui, Mazmur merupakan salah satu dari tiga bagian pokok bersama bacaan Kitab Suci dan bacaan di luar Kitab Suci [dari para Bapa Gereja/para kudus], dan merupakan bagian dari Ibadat Bacaan, Pagi, Siang, Sore,  dan Penutup. Mazmur-mazmur digelar dalam periode lingkaran ibadat empat pekan, walaupun ada beberapa Mazmur, baik seluruhnya maupun sebagian, tidak dibacakan. Dalam Tata Perayaan Ekaristi, Mazmur juga merupakan unsur utama dalam bagian Liturgi Sabda.

 


VI. Teologi Mazmur

Kitab Mazmur juga dikenal karena teologinya tentang Allah dan antisipasi akan Mesias. Mazmur merangkum pemahaman Perjanjian Lama mengenai eksistensi dan sifat-sifat Allah, pengejara kebajikan, serta realitas penghakiman dan kematian. Pesan teologisnya disampaikan melalui spektrum perasaan dan sentimen insani, mulai dari kegembiraan dan kepuasan hingga kesedihan dan putus asa, bahkan amarah dan kekecewaan.

      Di dalam Mazmur bahkan ada tempat untuk kutuk juga. Dalam Mzm 69:23-25, misalnya, sang penyair berserapah:

Biarlah mata mereka menjadi gelap, sehingga mereka tidak melihat; buatlah pinggang mereka goyah senantiasa!

Tumpahkanlah amarah-Mu ke atas mereka, dan biarlah murka-Mu yang menyala-nyala menimpa mereka.

Biarlah perkemahan mereka menjadi sunyi, dan biarlah kemah-kemah mereka tidak ada penghuninya.

 Seperti seorang jaksa penuntut meminta keadilan dari hakim, demikianlah ia berseru kepada Tuhan. Mazmur Permintaan agar Tuhan turun tangan mewakili emosi geregetan suatu bangsa yang ditekan oleh musuh-musuh yang tidak mengenal Tuhan yang Esa. Bahkan Mazmur “Kutukan” pun tetap merupakan pengakuan kekuasaan Tuhan atas seluruh jagad.

      Kekaguman sepenuhnya atas kuasa dan wewenang Allah dinyatakan dalam Mazmur-mazmur Pujian dan Syukur, entah atas kebaikanNya (Mzm 103,115), entah karena kuasaNya yang dinyatakan dalam alam ciptaan (Mzm 29, 104) atau kekuatanNya dalam membela Israel (Mzm 11, 121).

      Mazmur juga mengandung pesan Mesianis. Allah dipuji sebagai Raja (mis Mzm 47, 93-102), tetapi juga memberikan tempat khusus pada Daud dan keturunannya dalam tata keselamatan ilahi (Mzm 2, 89, 110, 112). Harapan akan Mesias dijalin di seluruh Mazmur yang berkenaan dengan masa depan Israel dan sejumlah Mazmur sangat dikenal jemaat Kristen sebagai nubuat akan Kristus. Misalnya Mazmur 110, Kristus digambarkan sebelumnya sebagai Imam-Raja yang duduk d sebelah kanan Bapa. Kerajaan Mesias diramalkan dalam Mzm 2, 18, 45, 61, 89, dan 132, sedang pengkhianatan dan wafatNya diantisipasi dalam Mzm 22, 41 dan 69.

      Kristus mengutip Mazmur di dalam mengajar, terutama di atas salib, Ia mengutip Mzm 22:1: “Allahku, ya Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (lihat Eloi, Eloi, Lama Sabakhtani, Allahku, ya Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?), dan Mzm 31:5 “Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan jiwaKu”. Mazmur-mazmur juga digunakan oleh para penulis Injil dan memberi penghidupan kepada kaum beriman (Kis 4:24-26) pada waktu kesesakan dan penderitaan. Para rasul menggunakan Mazmur untuk mewartakan Kristus (Ef 4:8; Ibr 1:6,10-13; 2:6-8; 5:6; 10:5-7) (KGK 2585-2589).


CLOUD UNTUK PENGHEMATAN DAN KECEPATAN

 


Dua bulan yang lalu laptop lama saya rusak. Saya dibelikan anak saya laptop baru, tentu saja lengkap dengan program-programnya. Dengan laptop lama saya sudah terbiasa menggunakan Microsoft Windows 10, sudah satu peningkatan dari Windows 7 dari PC komputer meja saya. Dengan laptop baru saya harus belajar lagi karena yang terpasang adalah Microsoft Windows 17, suatu versi baru bagi saya. Satu hal yang membuat saya tercenung beberapa waktu adalah ketika mau menyimpan sesuatu file, bahwa tersedia banyak lokasi penyimpanan yang harus saya pilih, salah satunya adalah Cloud.

Saya belum paham tentang Cloud. Sementara memori internal laptop semakin bertambah besar, hingga lebih dari 500 Gigabite, di luar laptop tersedia fasilitas storage data yang tak terbatas, Cloud. Karena data saya sebagian besar adalah kata-kata maka relatif penggunaan memori untuk penyimpanan masih kecil. Maka saya memanfaatkan ruang memori penyimpanan internal saja, yang masih sangat longgar. Jika tiga komputer pribadi saya yang lama digabungkan datanya, baru sekitar 100 Giga yang saya perlukan. Di laptop baru tersedia  memori untuk penyimpanan 500 Giga, maka jika terpakai 100 Giga masih tersedia 80% kapasitas storage untuk saya, dan itu sudah sangat besar. Maka saya menghindari penggunaan Cloud.

Itu karena saya menggunakan komputer pribadi yang terisolasi untuk saya sendiri. Akan berbeda masalahnya jika saya merupakan anggota organisasi jaringan kerja yang menggunakan data bersama, kebutuhan data storage akan sangat besar. Sekarang, jika saya memerlukan file word dari seorang teman, ia akan mengkopi file itu dari basis penyimpanan datanya, baru kemudian mengirimkan kepada saya melalui email atau WA untuk saya. Jika menggunakan jejaring, ia akan menyimpan datanya dalam Cloud, dan saya atau teman-teman lain dapat langsung mengakses data itu dari Cloud tanpa merepotkan dan menunggu teman pemilik data asli. Pola semacam itu sangat efisien bagi organisasi. Lebih-lebih lagi bagi perusahaan. Pandemi yang membuat orang bekerja di rumah menyebabkan penggunaan Cloud lebih marak. Kemudahan dan efisiensi menjadi dasar perhitungan penggunaan Cloud.

Jika saya pelajari, Cloud timbul dari ide lama tentang "time-sharing" penggunaan bersama pusat data komputer pada tahun 1980-an. Pada masa awal penggunaan komputer di Indonesia itu, Pusat Data Pemerintah DKI dan Pertamina di Jakarta yang memasang komputer IBM 70 yang berbobot hingga 60 ton menyewakan kapasitas storage data berdasar "time-sharing" kepada perusahaan-perusahaan lain. Tetapi kemudian timbul generasi komputer mini yang lebih kecil dan memadai untuk data perusahaan-perusahaan kecil dan menengah. Lalu komputasi data lebih bersifat terisolasi pada masing-masing perusahaan dengan LAN, local area network. Generasi komputer selanjutnya makin bersifat privat dengan micro-processor  dan disebut komputer mikro sebagai pusat-pusat data tersendiri. Sebagian besar personal. Tetapi sekarang, ledakan kebutuhan data baik personal maupun bersama semakin besar dan difasilitasi oleh perkembangan telekomunikasi internet, jejaring penggunaan data bersama makin lazim lagi, dan diperlukan pusat data bersama, timbullah Cloud sejak 2004. Sekarang Google menawarkan Cloud untuk para penggunanya juga. Sejak pandemi, sekolah, universitas menggunakan Cloud untuk memudahkan siswa dan mahasiswa mengunduh bahan pelajaran. Perusahaan menggunakan cloud agar pekerja dapat mengunduh data dalam rangka kerja di rumah.



Pola "time sharing" pada tahun 1980-an berbayar, uang sewa untuk penyimpanan data. Cloud juga berbayar untuk perusahaan-perusahaan. Namun dalam perhitungan di atas kertas katanya jauh lebih murah ketimbang punya pusat data sendiri dan memudahkan pengumpulan dan distribusi data untuk pekerjaan yang terpencar-pencar lokasinya, apalagi jika berada dalam bentang geografis seluas Indonesia.

Dengan perkembangan pekerjaan yang semakin terspesifikasi dalam spesialisasi-spesialisasi saya tidak bisa membayangkan organisasi data dalam Cloud, bagaimana arsitektur dan alogoritmanya, bagaimana pola distribusi dan aplikasinya.... Nggak "nyandak" lagi. Tetapi sedikit perlu tahu jika hendak menggunakan Cloud secara personal. Setidaknya bagaimana mengamankan data dan mengunduhnya secara cepat dan tepat di mana saja, tanpa harus membawa-bawa USB.

Kamis, 01 Desember 2022

IDENTITAS DAN AKTIVITAS

 


Pada 29 November 2022 saya berbagi angsuran tulisan Pokok2 Katekese Iman Kita yang kedua.  Teman saya yang anggota Ikafite menanggapi. Saya sampaikan dalam skrinshot di bawah ini.


Saya mencatat komentar Mas Yohanes Slamet dan merenungkannya. Tersurat ia meminta saya menulis perihal BERiman katolik dan BERkatekese sebagai bantuan bagi umat untuk sadar aktif BERiman katolik. Agak "luas" dan "dalam" perenungan saya menjelang tidur, dan akhirnya menyembulkan suatu tantangan besar: "Tunjukkan imanmu melalui kegiatanmu agar jadi contoh bagi sesama umat untuk sadar aktif". Mengingatkan ucapan St Yakobus, tentang iman dan perbuatan. Saya lalu berasosiasi pada lagu yang kadang saya nyanyikan, "Remember me" (lagu thema dari film Troy (2004) yang salah satu frasanya adalah "I am all I have done", aku adalah semua yang telah aku lakukan. Bahwa saya katolik haruslah tampak dari perbuatan saya.

https://youtu.be/VSVnFMjCCj0 

"I am all I have done" juga tantangan untuk identitas Ikafite. Identitas kita berlapis dan di antaranya adalah katolik, dan anggota Ikafite lagi, artinya menjadi alumni Filsafat Teologi Sanata Dharma yang menimba kekatolikan lebih mendalam. Walau "tersurat" tantangan mas Yohanes Slamet tertuju pada saya, namun "tersirat" tantangan itu tertuju kepada semua anggota Ikafite termasuk mas Yohanes Slamet sendiri. Dalam rangka beriman katolik kita telah menimba ilmu di seminari, bahkan sampai di Filsafat Teologi Kentungan. Lalu sesudahnya, apa yang telah aku lakukan dengan semua pengalaman itu?

Charles Taylor dalam bukunya, Sources of the Self, The Making of the Modern Identity(Cambridge University Press, 1989) merujuk pada pengalaman sosial sebagai experiential meaning di mana identitas sesorang dikaitkan dengan aktivitasnya sehingga mendapatkan penerimaan umum dan mendapat pengakuan melalui intersubjective meaning yang selanjutnya meneguhkan identitasnya.

Maka saya mengundang teman-teman Ikafite dalam kerangka kekatolikan dan ke-Ikafite-an menelusuri "Aku adalah semua yang telah kulakukan" dan membagikannya dengan "menulis perihal BERiman katolik dan BERkatekese sebagai bantuan bagi umat untuk sadar aktif BERiman katolik."

"Bila engkau menemui sesuatu yang berharga, maka engkau ingin membagikannya dengan orang lain... Lakukan ini juga dalam urusan-urusan kerohanian. Bila engkau menuju Tuhan, jangan pergi sendirian" demikian saya ingat nasehat Santo Gregorius Agung (Homilae in Evangelica, 6.6. PL 76, 1098). 


SEDIKIT MENGURAI LOGOSENTRISME TENTANG TUGAS AWAM

 


Beberapa waktu yang lalu Bro Alex Widjaja dari Atlanta mengajak teman-teman menjawab permintaan Ibu Prof Bernadette Setiadi  dari Rekoleksi 11 November 2022 tentang tugaskerasulan awam. Bro Alex mengajak teman-teman membuat paraphrase dari artikel2 dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK 898-900, 2442, kemudian 1887-1948),yang dikatakan sarat logosentrisme. Hingga sekarang setelah 20 hari berlalu belum ada seorang pun teman yang menanggapi.

Sebenarnya Vatikan juga menyadari kesulitan umat memahami dokumen-dokumen yang sarat logosentrisme. Karena itu diterbitkanlah Kompendium KGK. Bahasa Katekismus diringankan/diturunkan sedikit agar lebih mudah dipahami, dan uraian yang panjang mbulet ruwet mumet disingkat. Maka dianjurkan juga agar memiliki dan memelajari Kompendium Katekismus Gereja Katolik untuk sumber referensi.

Panggilan kaum awam ialah mencari Kerajaan Allah dengan menerangi dan mengatur tugas-tugas duniawi sesuai dengan rencana Allah. Dengan cara ini, mereka menjawab panggilan kesucian dan kerasulan yang diberikan kepada semua yang sudah dibaptis.

Mereka mengambil bagian dalam imamat Kristus, khususnya melalui Ekaristi, dengan mempersembahkan hidup mereka dengan seluruh pekerjaan, doa dan usaha kerasulan, kehidupan keluarga dan jerih payah sehari-hari, beban hidup yang ditanggung dengan sabar dan penghiburan bagi jiwa dan badan sebagai sebuah kurban rohani yang ”karena Yesus Kristus, berkenan kepada Allah” (1Ptr 2:5). Dengan itu, para awam pun sebagai yang ditahbiskan Kristus dan diurapi Roh Kudus mempersembahkan dunia itu sendiri kepada Allah.

Mereka mengambil bagian dengan menerima Sabda Kristus dan mewartakannya kepada dunia dengan kesaksian hidup, karya, kata-kata, tindakan, dan katekese. Tindakan pewartaan kabar gembira ini mempunyai daya guna yang khusus karena dilaksanakan dalam situasi real dunia.

Kaum awam mengambil bagian dalam tugas rajawi Kristus karena mereka menerima kuasa dari-Nya untuk mengatasi dosa dalam diri mereka dan dalam dunia melalui penyangkalan diri dan kesucian hidup mereka. Mereka melaksanakan bermacam-macam tugas pelayanan bagi komunitas dan mereka mengisi kegiatan-kegiatan temporal dan kelembagaan dalam masyarakat dengan nilai-nilai moral.

 

PRIBADI DAN MASYARAKAT

Bersamaan dengan panggilan pribadi kepada kebahagiaan, manusia mempunyai dimensi sosial sebagai unsur esensial kodrat dan panggilannya. Semua dipanggil ke arah tujuan yang sama, yaitu Allah. Ada kesamaan tertentu antara persatuan Pribadi Ilahi dan persaudaraan yang dibangun manusia di antara mereka dalam kebenaran dan cinta. Cinta kepada sesama tidak terpisahkan dengan cinta kepada Allah.

Pribadi manusia harus menjadi prinsip, subjek dan tujuan dari semua institusi sosial. Masyarakat tertentu, seperti keluarga dan komunitas sipil, perlu bagi pribadi manusia. Beberapa asosiasi lainnya, baik pada level nasional maupun internasional, juga bisa membantu, tetapi perlu menghormati prinsip subsidiaritas.

Prinsip subsidiaritas menyatakan bahwa komunitas pada level yang lebih tinggi tidak boleh mengambil alih tugas komunitas pada level yang lebih rendah dan mengambil otoritasnya. Namun jika ada kebutuhan, komunitas yang levelnya lebih tinggi wajib mendukungnya.

Masyarakat manusia yang autentik menuntut hormat untuk keadilan, hierarki nilai-nilai yang adil, dan subordinasi dari dimensi material dan naluriah kepada dimensi batiniah dan rohaniah. Secara khusus, jika dosa sudah menyelewengkan suasana sosial, perlulah menyerukan pertobatan hati dan memohon rahmat Allah untuk memperoleh perubahan sosial yang betul-betul berguna bagi pribadi dan seluruh masyarakat. Cinta kasih yang menuntut dan memungkinkan praktek keadilan adalah perintah sosial yang paling agung.

PARTISIPASI DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

Setiap komunitas manusia membutuhkan otoritas yang sah untuk menjaga keteraturan dan memberikan sumbangan untuk mewujudkan kebaikan umum. Dasar otoritas itu terletak dalam kodrat manusia karena berhubungan dengan tatanan yang ditetapkan oleh Allah.

Otoritas dilaksanakan secara sah jika bertindak demi kebaikan umum dan menggunakan sarana yang bisa dibenarkan secara moral untuk mencapainya. Karena itu, rezim politik harus ditentukan oleh keputusan bebas dari warga negaranya. Mereka harus menghormati prinsip ”aturan hukum” (rule of law) tempat hukum yang berkuasa, bukan kehendak sewenang-wenang dari beberapa orang. Hukum yang tidak adil dan peraturan-peraturan yang bertentangan dengan tatanan moral itu tidak mengikat bagi suara hati.

Yang dimaksud dengan kebaikan umum ialah semua kondisi kehidupan sosial yang memungkinkan orang-orang sebagai kelompok atau individu mencapai kesempurnaan (kebahagiaan) mereka sendiri.

Kebaikan umum ini meliputi hormat dan pengakuan akan hak-hak fundamental pribadi, perkembangan hal-hal rohani dan jasmani pribadi dan masyarakat, damai dan keamanan bagi semua.

Realisasi paling lengkap dari kebaikan umum ini dapat ditemukan dalam komunitas politik yang membela dan mengembangkan kebaikan warga mereka dan kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat tanpa melupakan kebaikan universal seluruh keluarga manusia.

Semua orang menurut tempat dan peranan yang mereka punyai dapat berpartisipasi dalam mengusahakan kebaikan umum, yakni dengan menghormati hukum yang adil dan melaksanakan tugas di tempat dia mempunyai tanggung jawab, misalnya mengurus keluarga dan komitmen pada pekerjaannya sendiri. Para warga negara juga wajib berpartisipasi aktif dalam kehidupan publik sejauh itu mungkin.

KEADILAN SOSIAL

Masyarakat menjamin keadilan sosial jika menghormati martabat dan hak pribadi sebagai tujuan dari masyarakat itu sendiri. Kecuali itu, masyarakat melaksanakan keadilan sosial, yang berhubungan dengan kebaikan umum dan pelaksanaan otoritas, jika menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan asosiasi-asosiasi dan individu untuk mendapatkan apa yang menjadi hak mereka

Semua pribadi mempunyai martabat dan hak fundamental yang setara karena mereka diciptakan menurut gambaran Allah yang satu, dilengkapi dengan jiwa rasional yang sama, mempunyai kodrat dan asal usul yang sama, dan dipanggil dalam Kristus, satu-satunya juru selamat, menuju kebahagiaan ilahi yang sama.

Terdapat ketidaksetaraan sosial dan ekonomi yang penuh dosa yang menimpa jutaan manusia. Ketidaksetaraan ini sangat bertentangan dengan Injil, berlawanan dengan keadilan, dengan martabat pribadi manusia, dan dengan perdamaian. Tetapi, ada beberapa perbedaan di antara orang-orang karena beberapa faktor yang termasuk dalam rencana Allah. Allah menghendaki agar setiap orang menerima apa yang dia butuhkan dari orang lain dan dari mereka yang dilengkapi dengan kemampuan khusus supaya membaginya dengan yang lain. Perbedaan-perbedaan semacam itu mendorong, bahkan memaksa orang, untuk mempraktekkan kemurahan hati, kebaikan, dan saling berbagi. Perbedaan-perbedaan itu juga mendorong untuk saling memperkaya budaya mereka yang bermacam-macam.

Solidaritas, yang muncul dari persaudaraan manusiawi dan Kristiani, pertama tama diwujudkan dengan pembagian barang yang adil, upah kerja yang layak, dan dalam usaha yang sungguh-sungguh untuk mewujudkan tatanan sosial yang lebih adil. Keutamaan solidaritas juga mempraktekkan saling berbagi hal-hal spiritual dari iman yang bahkan lebih penting daripada hal-hal yang material.

 

Artikel di atas menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

188. Apa yang menjadi panggilan kaum beriman awam? 189. Bagaimana kaum awam mengambil bagian dalam imamat Kristus? 190. Bagaimana kaum awam mengambil bagian dalam tugas kenabian? 191. Bagaimana mereka mengambil bagian dalam tugas rajawi? 401. Terdiri dari apa saja dimensi sosial manusia? 402. Apa hubungan antara pribadi dan masyarakat? 403. Apa itu prinsip subsidiaritas? 404. Apa lagi yang dituntut untuk terciptanya masyarakat manusia yang autentik? 405. Apa dasar otoritas sosial?  406. Bilamana otoritas itu dilaksanakan dengan cara yang sah? 407. Apa itu kebaikan umum? 408. Apa saja yang tercakup dalam kebaikan umum? 409. Di mana orang bisa menemukan realisasi yang paling lengkap dari kebaikan umum ini? 410.Bagaimana seseorang dapat berpartisipasi dalam mengusahakan kebaikan umum? 411. Bagaimana masyarakat menjamin keadilan sosial? 412. Berdasar pada apakah kesetaraan antar manusia? 413. Bagaimana kita harus memandang ketidaksetaraan sosial? 414. Bagaimana mewujudkan solidaritas manusia?

 

 

 


WEBSITE VATIKAN DIGERUMUTI HACKERS

 


Website Vatican.va kemarin ditutup pagi-pagi tidak bisa diakses karena "ada usaha untuk meretasnya". Segera diusahakan untuk membersihkan dan memulihkan kembali website Vatikan, sehingga berangsur-angsur Vatican.va dapat diakses kembali. 

Belakangan hubungan Vatikan dengan Rusia dan RRC tegang. Rusia tidak terima bahwa Paus mengalamatkan kecaman atas kekejaman tentara di Ukraina dikaitkan dengan elemen-elemen integral negara Rusia dan mencap ucapan Paus sebagai "perversion". Hubungan dengan RRC tegang setelah RRC melanggar persetujuan dengan Vatikan dalam hal penahbisan Uskup Katolik perlu persetujuan Vatikan. Beberapa minggu yang lalu RRC menahbiskan Uskup untuk Gereja Katolik Patriotik RRC tanpa minta persetujuan Vatikan. Para pemimpin RRC tidak mengindahkan teguran Paus, bahkan dengan terang-terangan menyatakan akan membesarkan Gereja Katolik yang nasionalis RRC berwawasan sosialis dan setia pada negara sendiri, bukan kepada Paus dan Vatikan. Ketegangan antar negara sering dimanfaatkan oleh orang-orang iseng yang tidak bertanggungjawab di masa digital, dengan aktivitas hacking.

3 TIM LAGI MASUK 16 BESAR WORLD CUP QATAR2022

 


Posisi sebelumnya pada 29 November sudah tujuh grup mengisi ruang 16 besar Piala Dunia Qatar 2022 dalam babak Grup. Yaitu Prancis (Grup D), Brasil  (Grup G), Portugal (Grup H). Belanda dan Senegal (Grup A). Dari Grup B Inggris dan  Amerika Serikat . Tambahan baru dari 30 November adalah Australia (Grup D). Dan dari Grup C pada 1 Desember, Argentina dan Polandia.
Dengan demikian sudah 10 tim mengisi ruang 16 besar. Menunggu 6 tim lagi.

Hasil laga 30 November 22.00
Australia (gol Mathew Leckie 60') 1-0 Denmark
Tunisia (gol Wahbi Khazri 58') 1-0 Prancis
Hasil laga 1 Desember pkl 02.00
Polandia 0-2 Argentina. (Gol Alexis Mac Allister 46', Julian Alvarez 67')
Saudi Arabia 1-2 Mexico (gol Saudi dari Salem Aldawsari 90+5'; gol Mexico dari Henry Martin Mex 47', Luis Chavez 52')


Klasemen Grup D
Pos Tim           Main Menang Seri Kalah  Poin
1     France       3       2            0      1          6
2     Australia     3       2           0      1          6
3     Tunisia       3       1            1      1          4
4     Denmark    3       0            1      2          1


Klasemen 1 Desember 

Walau mendapat poin sama dengan Polandia, namun Mexico tersisih karena kalah selisih gol.

Jadwal Hari Ini, Kamis 1 Desember pkl 22.00
Group F Canada vs Maroko,  Al Thumama Stadium di Doha 

Jumat, 2 Desember pkl 02.00 Grup G
Croatia Vs Belgia Al Bayt Stadium




POKOK KATEKESE IMAN KITA 4 WAHYU ILAHI

 Bambang Kussriyanto



Mengenal Allah dari Wahyu Ilahi

Allah dapat dikenal dari pantulan seluruh alam semesta karya ciptaan-Nya, semisal keindahan dan ketertiban semesta (bdk Rm 1:19-20; Mzm 19:2). Kita juga dapat  menemukan Allah sebagai sumber kualitas yang terbaik dari manusia, dan tradisi Kristiani menyimpulkan: “Dengan keterbukaannya kepada kebenaran dan keindahan, dengan pengertiannya akan kebaikan moral, dengan kebebasannya dan suara hati nuraninya, dengan kerinduannya akan ketidakterbatasan dan akan kebahagiaan” (KGK, 33).

            Adanya kualitas-kualitas ini menunjukkan suatu prinsip spiritualitas atau “jiwa” pada manusia, yang tentulah bersumber dari zat spiritual yang lebih tinggi, yaitu Allah (Montague Brown, 2006: Restoration of Reason; John Saward, 1996: The Beauty of Holiness and the Holines of Beauty). Misalnya, penulis Kristiani C.S. Lewis memperhatikan bahwa semua orang mempunyai pengertian akan kejujuran dan keadilan atau “fair play” yang merujuk pada pribadi (Allah) yang merupakan sumber dari “hukum” atau prinsip moral yang berlaku umum itu (C.S. Lewis, 1962,  Mere Christianity, 17-19).

            Di dalam tradisi Yahudi-Kristiani, petunjuk tentang keberadaan Allah menjadi pernyataan-pernyataan formal, yang disebut bukti adanya Allah. Petunjuk-petunjuk itu tidak bersifat ilmiah, melainkan “argumen-argumen yang cocok dan meyakinkan” (KGK 31) yang jika diterima bersama-sama, dapat mengarahkan orang yang berakal-budi mencapai kesimpulan, bahwa ada suatu kenyataan yang menjadi sebab pertama dan tujuan akhir dari segala sesuatu, “yang oleh setiap orang disebut ‘Allah’ (STh I, 2, 3).” Walaupun pernyataan itu tidak selalu membawa orang kepada suatu hubungan yang memberi hidup dengan Allah yang pribadi dan mengasihi, tetapi dapat membantu orang supaya mendapat pengertian mengapa kepercayaan kepada Allah itu selaras dengan akal budi manusia dan penting (lih KGK 35).

            Harus diakui bahwa di dalam sejarah, manusia mengalami banyak kesulitan untuk mengenal Allah semata-mata hanya dengan mengandalkan akal budinya (KGK 37). “Sebab sekali pun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya” (Rm 1:21). Kegagalan ini menyebabkan tertutupnya cahaya : “mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh” (Rm 1:21-22).

            Akal budi berkutat berpikir: Mengapa ada kejahatan jika Allah itu sekaligus mahakuasa dan mahabaik. Jika Dia mahabaik, maka mahluk-Nya seharusnya mencerminkan kesempurnaan-Nya sehingga tidak menderita. Jika Allah mahakuasa, maka seharusnya Dia dapat mencegah terjadinya kejahatan. Sebagian orang menyelesaikan masalah itu dengan menyingkirkan Allah; menganggap Allah tidak ada, atau tidak mahakuasa.

            Namun kita tidak dapat memecahkan masalah itu dengan mengabaikan Allah. Sebenarnya justru penyangkalan akan Allah  memperberat masalahnya. Menyangkal keberadaan Allah untuk memecahkan masalah kejahatan sama dengan membakar hangus rumah untuk mengusir kecoa, atau seperti memotong kepala untuk menghentikan hidung yang mimisan. Orang yang membiarkan kejahatan mendorong mereka ke arah ateisme seperti amblong tidak punya standar pijakan untuk mengadili sesuatu yang jahat. Alih-alih memecahkan masalah, mereka justru melembagakannya – menuliskannya ke dalam setiap susunan urat alam semesta. Jika tidak ada Allah, maka tidak ada kebaikan tertinggi yang transenden mengatasi segalanya, dan karena itu tidak ada ukuran yang sempurna bagi kebenaran dan keadilan; dengan demikian juga tidak ada yang sungguh-sungguh jahat. Tanpa Allah segala sesuatu hanya semata-mata pilihan kesukaan manusia belaka dan tidak ada rasa perasaan moral; orang kemudian tak mengacuhkan moralitas (Scott Hahn, 2007: Reasons to Believe).

            Paus Pius XII mengajarkan : "Walaupun akal budi manusia, melalui kekuatan kodrati dan terangnya benar-benar dapat sampai kepada pengertian yang benar dan pasti mengenai satu Allah yang pribadi, yang melindungi dan membimbing dunia ini dengan tata penyelenggaraannya, namun terdapat  halangan yang tidak sedikit bahwa akal budi itu akan mempergunakan kemampuan yang merupakan bakat pembawaan sejak lahir secara berdaya guna dan berhasil. Karena kebenaran yang menyangkut Allah serta hubungan antara Allah dan manusia sungguh melampaui tata dunia yang kelihatan; kalau diterapkan pada cara hidup manusia untuk membinanya, maka kebenaran-kebenaran itu akan menuntut berbagai pengurbanan dan penyangkalan diri. Akan tetapi, akal budi manusia mengalami kesulitan dalam usahanya untuk mencari kebenaran-kebenaran yang demikian itu, bukan hanya karena dorongan indera-indera dan khayalan, melainkan juga karena naluri nafsu yang salah, yang merupakan akibat dari dosa asal. Maka, jelaslah manusia dalam hal-hal yang demikian itu lalu mudah terjerumus dalam keyakinan, bahwa apa yang mereka inginkan sebagai benar adalah palsu, atau sekurang-kurangnya tidak pasti" (Ens. Humani Generis: DS 3875).

          Tradisi Kristiani mengenali keterbatasan manusia dalam berpikir dan bicara tentang Allah. Sebab Allah yang kita bicarakan mengatasi segala cakupan pengertian. Bahasa manusia “tidak akan pernah mencapai misteri Allah” (KGK 42).

“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, 

            dan jalanmu bukanlah jalan-Ku,

            demikianlah firman Tuhan.

Seperti tinggi langit dan bumi,

            demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu” (Yes 55: 8-9).  

             

            Allah itu agung melebihi setiap makhluk. Karena itu, kita harus membersihkan pembicaraan kita tentang Dia terus-menerus dari segala keterbatasan, dari kekurangan segala pemerian, dari segala ketidaksempurnaan, supaya jangan menggantikan Allah "yang tidak terucapkan, yang tidak dimengerti, yang tidak kelihatan, yang tidak dibayangkan"  dengan gambaran-gambaran manusiawi kita tentang Dia. Kata-kata manusiawi kita tidak pernah cukup menampung misteri Allah (lih KGK 42).    

            Kalau pun kita berbicara tentang Allah, maka bahasa kita memang menyampaikan ungkapan diri-Nya secara manusiawi, namun tidak mampu menyatakan Dia secara tuntas bahkan dalam kesederhanaan-Nya yang tidak terbatas (bdk KGK 43). Kita harus sadar, bahwa selalu ada kesenjangan: "antara Pencipta dan ciptaan tidak dapat dinyatakan satu keserupaan, tanpa menegaskan satu ketidakserupaan yang lebih besar lagi" (Konsili Lateran 4: DS 806). "Mengenai Allah, kita tidak dapat memahami Siapa Dia, tetapi hanya siapa yang bukan Dia, dan bagaimana semua makhluk yang lain berhubungan dengan Dia" (Tomas Aqu., S.gent. 1,30). Termasuk manusia dan berbagai situasinya.



            Manusia masih harus terus berpikir untuk mengungkap misteri tentang “yang jahat” itu dan berusaha mendapat gambaran tentang Allah. Mereka bertolak dari wawasan bahwa Allah maha baik dan segala sesuatu yang berasal dari Dia adalah baik. Bahasa manusia lalu mengkonsepsikan yang jahat itu sebagai hilangnya atau kurangnya “yang baik”.

            Yang jahat dalam arti fisik adalah sesuatu kejadian yang negatif – sakit, buta, penderitaan, bencana alam, dan kematian. Semuanya merupakan kekurangan, kehilangan. Sakit adalah kurangnya kesehatan; buta berarti hilangnya penglihatan; kematian adalah hilangnya kehidupan, dan sebagainya.

            Yang jahat dalam arti moral adalah sesuatu yang dilakukan orang. Suatu tindakan dari pelaku yang keliru. Yang jahat secara moral adalah ketidakadilan, keculasan, dosa. Yang jahat secara moral juga mencerminkan suatu kekurangan, tetapi dalam hal hilangnya kebaikan moral. Zinah adalah kurangnya kesetiaan. Dusta adalah hilangnya kebenaran. Pembunuhan adalah menghilangkan kehidupan.

            Karena Allah mahabaik dan menciptakan yang baik maka yang jahat tidak berasal dari Allah. Namun kita perlu mendapat kejelasan mengenai realitasnya dan kemungkinannya. Bagaimana mungkin Allah yang baik membiarkan kekurangan seperti itu?

            Melihat lebih jauh masalah ini, kita perlu beralih dari filsafat kepada teologi, dari nalar kepada wahyu, karena kejahatan juga merupakan misteri, dan hanya dengan wahyu saja kita bisa memperoleh pemahaman pada misteri kebenaran iman (Daniel McInerny, 2006: The Difficult Good).

 Allah Mewahyukan Diri

Tidak perlu kecil hati. Kita boleh mensyukuri cerminan Allah dan kehadiran-Nya yang kita telah dapatkan dalam semua karya ciptaan-Nya, yang kita sebut “wahyu kodrat”. Sebab walau Allah sendiri berkenan mengungkapkan diri lebih langsung dalam apa yang kita sebut “wahyu ilahi” pun, Ia masih tetap berkenan hadir dalam keterbatasan cerapan dan pengertian manusia.

            Tidak diperlukan iman untuk mengetahui bahwa hasil dari dosa pelanggaran kodrat adalah kematian. Gaya-hidup yang kacau melanggar tatanan merusak kehidupan. Pendosa adalah orang yang menyedihkan; dan tidak ada kehidupan yang begitu menyedihkan selain hidup pendosa yang tidak lagi mengenal kemalangan dirinya. Ambillah sebagai contoh seorang pemabuk yang menyangkal bahwa dirinya seorang pemabuk, yang mempermalukan dirinya sendiri ketika mabuk setiap malam.

            Penderitaan sakit kepala dialami pada pagi harinya  sebagai hukuman. Namun sanksi dari hukum alam/kodrat diselenggarakan Allah adalah hukuman yang bermaksud memperbaiki/mengobati – tindakan disiplin dari seorang Bapa yang baik, yang mengajar anak-anaknya dalam satu hal untuk memberi mereka sesuatu yang jauh lebih baik. Sakit kepala di pagi hari setelah mabuk malam kemarin seharusnya sudah cukup menyebabkan seorang peminum menjauhi alkohol. Jika ia memilih mengabaikan pelajaran itu, maka kebiasaannya akan semakin memburuk dan konsekuensi akibatnya akan makin lebih berat lagi, karena ketahanan dirinya akan makin melemah dan akan membutuhkan usaha yang lebih drastis dalam melakukan perbaikan. Misalnya, ketika orang yang biasa mabuk di akhir pekan terlambat datang kerja atau bahkan terpaksa mangkir kerja di hari Senin, sehingga mendapat teguran atau hukuman disipliner dari atasannya. Kebiasan terlambat atau mangkir kerja akibat mabuk bisa merusak hubungan kerja, hubungan sosial yang lebih luas lagi, dan memerlukan upaya rehabilitasi yang lebih berat atas kecanduan alkohol.

            Hukum alam/kodrat dimaksudkan untuk memersiapkan manusia menerima rahmat adi-kodrati. Rahmat tidak merusak kodrat, namun membangun di atas kodrat itu, memperbaiki setiap kekurangan/kerusakan, menyempurnakan dan mengangkat martabatnya.

            Lebih-lebih lagi kita bersyukur karena Allah berkenan menyampaikan diri dan kebaikan-Nya melalui berbagai peristiwa dalam sejarah entah dengan kata-kata, atau penglihatan yang diberikan kepada para nabi atau utusan pilihan-Nya yang lain dalam wahyu ilahi. 

            Dengan wahyu ilahi, manusia tidak hanya diberi terang mengenai apa yang mengatasi daya akal budinya, tetapi juga mengenai "apa yang sebenarnya dapat diterobos oleh akal budi dalam masalah-masalah agama dan susila", termasuk "juga semua itu di dalam kondisi umat manusia dewasa ini” (KGK 38).

            Wahyu Allah menyatakan bahwa Allah dapat menggunakan keadaan yang jahat akibat berbagai pelanggaran ini untuk menunjukkan kebaikan dan kuasa-Nya yang tanpa batas. Melalui karya keselamatan, Dia hendak mewujudkan kebaikan yang lebih besar dari yang paling mungkin untuk lepas dari kenyataan kejahatan.

            Ia tahu bahwa kita dapat jatuh. Dia tidak menyebabkan kita jatuh, tetapi Dia dengan bebas memperbolehkan kita jatuh. Hal itu dilakukan-Nya untuk membuat suatu ciptaan baru yang mulia, yang melebihi seluruh kemungkinan yang ada pada kodrat manusia. Dalam mewahyukan diri Allah mengambil rupa manusia dalam Yesus Kristus, dan mengalami kemalangan dan kematian. Bukan hanya untuk membawa manusia itu kembali pada hidup, Dia juga menyatukan manusia dengan Diri-Nya sendiri, sehingga hidup yang dipulihkan dalam kita itu adalah hidup yang ilahi. Rahmat yang diberikan-Nya kepada kita adalah status keputeraan-Nya sendiri.

            Maka wahyu Allah yang paling mengagumkan kepada kita adalah Penjilmaan Allah Menjadi Manusia (Inkarnasi), sebab dengan peristiwa itu Allah mengenakan pada diri-Nya kemanusiaan kita! Misteri Inkarnasi bila dikatakan dengan sederhana adalah misteri tentang Allah yang mengambil rupa manusia, berhubungan dengan manusia dengan cara yang tampak dan dapat dicerap dengan indera manusia.

            Pada umumnya kita memikirkan wahyu ilahi hingga inkarnasi begini: Pada mulanya, Allah menciptakan dunia dan segala isinya, termasuk menciptakan manusia. Tetapi manusia lalu berdosa (dosa asal) dan tidak mampu menyelamatkan diri sendiri. Allah dengan segala kebaikan dan kerahiman-Nya lalu memutuskan untuk menyelamatkan manusia kendati manusia itu berdosa. Maka Allah menyiapkan suatu umat melalui para bapa bangsa dan para nabi. Melalui mereka Allah berangsur-angsur menyiapkan umat-Nya itu (Kitab-Suci Yahudi). Pada akhirnya, ketika tiba waktunya, Allah mengutus Putera-Nya sendiri, Yesus, yang dilahirkan di Palestina dua ribu tahun yang lalu. Yesus adalah Tuhan, tetapi Dia juga sepenuhnya manusia. Dia mempunyai dua hakekat: sungguh Allah, sungguh manusia. Dia mewahyukan hakekat ke-Allah-an-Nya, mengajarkan berbagai kebenaran besar, menyembuhkan orang, melakukan mujizat, namun akhirnya Dia mendapat tuduhan palsu, ditangkap, disalibkan dan mati. Dia bangkit tiga hari berikutnya, dan dalam empat puluh hari berkali-kali Ia menampakkan diri kepada para pengikut-Nya. Pada akhirnya,  secara fisik Ia naik ke surga. KematianNya menebus dosa manusia, kebangkitanNya mengembalikan hidup manusia, kenaikanNya ke surga menyiapkan manusia baru dengan dimensi surgawi.

            Ada suatu cerita yang bagus mengisahkan seorang anak perempuan berumur empat tahun yang bangun di tengah malam dengan ketakutan, karena yakin bahwa dalam kegelapan di sekitarnya ada segala macam hantu dan monster. Karena sendirian dan ketakutan, ia lari ke kamar kedua orang tuanya. Ibunya menenangkan anak itu, menyalakan lampu dan berusaha meyakinkan anak itu dengan kata-kata ini: “Kamu tak perlu takut, kamu tidak sendirian di sini. Tuhan ada di dalam kamar ini bersama dengan kita.” Anak perempuan itu menjawab: “Aku tahu bahwa Tuhan ada di sini, tetapi aku memerlukan seseorang di dalam kamar ini yang punya semacam kulit!”

            Pada dasarnya, cerita itu memberikan kepada kita suatu alasan bagi Inkarnasi, dan suatu definisi yang sangat bagus tentang Inkarnasi itu. Tuhan menjadi manusia karena seperti gadis cilik itu, kita semua memerlukan seseorang yang menyertai kita dan punya semacam kulit. Tuhan yang berada di mana-mana dengan gampang juga bisa dikatakan tidak ada di mana-mana. Kita percaya kepada apa yang dapat kita sentuh, kita lihat, kita dengar, kita cium baunya, dan kita rasakan. Kita bukan malaikat yang tidak punya tubuh, melainkan mahluk yang diberi indera, sensual dalam arti kata yang sebenarnya, punya sensualitas (daya-daya inderawi). Kita punya panca indera, kelima indera, dan kita berada di dunia ini melalui seluruh indera itu. Kita tahu sesuatu dari indera itu, melakukan komunikasi dengan indera itu, terbuka satu sama lain dan kepada dunia hanya melalui indera itu. Dan Allah berhubungan dengan kita melalui indera-indera kita. Yesus yang mondar-mandir di jalan-jalan Palestina dapat dilihat, disentuh, dan didengar. Di dalam Inkarnasi itu Tuhan mengambil rupa manusia, menjadi fisik, karena kita adalah mahluk yang punya indera, dan pada titik tertentu memerlukan seorang Tuhan yang punya kulit (Ronald Rolheiser, 1998: Seeking Spirituality).

            Sebagai “salah seorang di antara kita”, Yesus, Allah-Manusia, berbicara dengan kita, terus menggunakan gambaran dan kiasan-kiasan bahasa kita untuk mengungkapkan kepada kita kebenaran dari Allah dan berbagai hal yang ilahi. Misalnya, Ia menggunakan gambaran pesta pernikahan untuk melukiskan sorga, dan kebapaan manusiawi untuk mencerminkan kasih dan kebapaan yang sempurna dari Allah, “yang daripada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya” (Ef 3:15). 

            Walaupun demikian, pemahaman manusia akan Allah akan tetap tidak sempurna, sampai kita berhadapan langsung dengan Allah di sorga (“pandangan kudus”): “Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal” (1Kor 13:12).



[Bersambung]

 


Rabu, 30 November 2022

BLOG IKAFITE KAJIAN DAN PEMIKIRAN RENCANA PENGEMBANGAN

 


Selamat malam teman-teman,

Sore ini saya memerhatikan pengunjung Blog Ikafite: Kajian dan Pemikiran mencapai 9580 lebih. Saya mengucapkan terima kasih atas kunjungan teman-teman. Baru kali ini saya mengelola suatu Blog dengan lebih serius.



Saya coba pelajari, Blog ini memerlukan sepuluh hari untuk menambah kunjungan sebanyak 2000. Artinya rata-rata per hari 200 pengunjung.

                                                            Posisi 19 November 2022

Tidak demikian pada awalnya.

Ceritanya, pada awalnya saya hanya bertolak dari perkataan Tuhan, "jika satu atau dua orang berkumpul atas namaKu..."; masak sih hanya dua orang, saya  mengharap setidaknya sepuluh orang mengunjungi Blog ini setiap hari, dan berdialog mengenai konten yang saya posting. Tentu saja saya berharap kalangan akan meluas lagi seiring waktu.

Blog ini saya mulai 9 September 2022, mengambil nama dari Bidang Kajian dan Pemikiran yang dipercayakan teman-teman pengurus perdana Ikafite kepada saya. Saya menggunakan domain Blogger yang gratis, karena tidak tahu apakah Blog ini akan berhasil atau berhenti di tengah jalan. Blogger adalah domain Blog yang sederhana. Ada domain lain yang lebih keren dan menyediakan template Blog yang menyediakan banyak fitur, tapi berbayar. Barangkali sesudah ada kemantapan kita boyong menggunakan domain Blog berbayar yang keren.

Visi saya Blog Ikafite: Kajian dan Pemikiran menjadi forum pertukaran gagasan teman-teman Ikafite dan pembaca umum, serius tapi santai, tentang apa saja yang bisa direfleksi secara filosofis atau teologis, dan memperkaya wawasan filosofis dan teologis yang telah kita terima dari alma-mater, berhadapan dengan realitas sehari-hari.

Untuk mewujudkan Visi sederhana itu saya coba merumuskan Misi sementara Blog Ikafite: Kajian dan Pemikiran. 

1. Membentuk jejaring koneksitas berupa kalangan pembaca yang tampak dari jumlah kunjungan tiap hari. Pada waktunya koneksitas akan ditampakkan melalui fitur jumlah pengikut atau follower Blog yang menunjukkan minat untuk selalu mengikuti konten-konten yang disajikan Blog.

2. Membentuk tim penulis Blog yang semakin luas, partisipasi yang lebih besar, demi horison wawasan yang lebih bervariasi, ditampilkan melalui aneka ragam konten yang disajikan dan memuaskan khalayak yang lebih besar.

3. Mengusahakan platform interaksi melalui fitur komentar dengan penyempurnaan lay-ot tampilan dan kelengkapan fitur yang menyertai, menggunakan Domain yang memudahkan Blog diakses banyak pihak.

Dalam pelaksanaan saya merencanakan tiga fase untuk Blog ini. Yang pertama adalah fase Konstruksi, lamanya tiga bulan, dari 9 September hingga 9 Desember 2022. Dalam fase ini Blog mengalami percobaan-percobaan, mulai dari lay-out wajah, fitur-fitur, konten, dan tata-letak. Dalam fase ini yang penting Blog mendapat kunjungan yang bertambah, jika diambil rata-rata harian. Fitur "counter" angka kunjungan harus sudah terpasang pada akhir fase ini. Pada tanggal 9 Desember nanti, atau sebelumnya, saya berharap counter hit mencapai 10.000 kunjungan.



Fase yang kedua adalah fase Pemantapan, dengan melengkapi fitur-fitur Blog misalnya profil para penulis, dan para admin yang bertindak seperti editor. Fase ini lamanya tiga bulan antara 9 Desember 2022 hingga 9 Maret 2023. Pada fase Konstruksi saya sendirian membuat konten untuk Blog, berbasis email saya yang memuat profil saya; terus terang sangat berat, tetapi saya lakukan sebisa saya untuk membuat fondasi. Pada bulan September yang lalu saya menulis 57 artikel Blog. Pada bulan Oktober turun jadi 55 artikel. Pada bulan November ini 115 artikel. Dalam masa Pemantapan peran tunggal saya harus diubah menjadi kolegialitas banyak rekan dengan berbagai latar belakang dan minat. Dalam Blog, ini dilakukan dengan menambahkan nama teman dan emailnya dalam fitur "penulis Blog". Mereka bisa mengakses halaman Blog melalui email masing-masing dan melakukan intervensi. Blog perlu digeser berbasis email Ikafite dengan profil Bidang Kajian dan Pemikiran. Nama-nama anggota kolegium dimunculkan menggantikan nama serta profil saya. Merekalah yang secara kolektif akan mengisi Blog dan menentukan wajah dan arah Blog ini sementara berangsur-angsur saya mundur ke belakang. Sementara kolegialitas penyelenggara Blog terbentuk, fitur "pengikut" akan diaktifkan, dan rekan-rekan penyelenggara semuanya mengusahakan "menarik" pengikut mereka.



Setelah 9 Maret 2023 itu adalah tahapan "go public". Ini mengandaikan kolegium penyelenggara Blog bersama-sama memutuskan penggunaan "Domain" berbayar, misalnya ".net" atau ".org" atau ".com" terserah, yang dapat  menunjang aksesabilitas yang lebih besar dari Blog, terkait mesin penelusuran yang lebih luas (Google, Firefox, MSN, Bing, Yahoo, dll), sehingga konten Blog nyantol dan tampil pada setiap pencarian berdasarkan kata-kata "label". Misalnya orang mengetik di browser "konsili Vatikan II", maka ketika ia ngeklik, semua artikel dalam Blog kita yang mengandung kata-kata "konsili Vatikan II" dapat ikut ditampilkan untuk dipilih pembaca pencari. Kedengarannya ini mudah, tetapi prakteknya sulit karena harus bersaing dengan ratusan ribu website untuk bisa tampil di depan. Pada tahap ini mungkin diperlukan ahli digital untuk konsultan.

Sementara demikian dulu teman-teman, cerita malam ini tentang Blog Ikafite: Kajian dan Pemikiran. Jangan ragu untuk menghubungi saya jika ada saran perbaikan atau minat partisipasi. Saya sangat menghargai dan berterimakasih untuk kemurahan hati itu. Salam sehat.





MASUK 16 BESAR. QATAR 30 NOVEMBER '22



Dari Matchday 2 grup yang sudah jelas lolos ke babak 16 Besar Piala Dunia 2022 adalah Prancis (Grup D), Brasil  (Grup G), Portugal (Grup H).
Sedang yang sudah pasti tersingkir adalah Qatar (Grup A) dan Canada (Grup F) karena dua kali kalah.
Kemarin 29 November '22 adalah matchday 3 bagi Grup A dan B, sekaligus seleksi untuk tim yang maju ke babak 16 besar (perempat final) Piala Dunia 2022, dan tim yang tersisih.
Dari Grup A yang masuk 16 besar adalah Belanda (7 poin, dari dua kali menang, sekali seri) dan Senegal (6 poin dari dua kali menang). Yang tersisih Ecuador (4 poin, dari sekali menang dan sekali seri) dan Qatar (0) yang praktis sudah tersisih sejak selesainya Matchday 2.
Dari Grup B yang masuk 16 besar adalah Inggris (7 poin, dari dua kali menang dan sekali seri) dan  Amerika Serikat (5 poin, dari sekali menang dan duakali seri). Yang tersisih adalah tim Iran (3 poin, dari sekali menang) dan Wales (1 poin, dari sekali seri).

Dari pertandingan kemarin Selasa, 29 November 2022 yang merupakan matchday 3 untuk Grup A pada pkl 22.00 WIB dalam tanding antara Belanda vs Qatar di Stadion Al Bayt. kemenangan Belanda 2-0 atas Qatar memastikan posisi Belanda di puncak klasemen (gol Cody Gakpo 26', Frenkie de Jong 49'); kemudian dari tanding antara Ecuador vs Senegal di Stadion Khalifa, di mana Senegal mengalahkan Ecuador  2-1 (gol Ismaila Sarr 44', Kalidou Koulibaly 70' Sen; Moises Caicedo 67' Ecu) , memposisikan Senegal di peringkat kedua Grup A.




Rabu, 30 November 2022 dinihari tadi pkl. 02:00 WIB dalam laga antara Wales vs Inggris - Grup B di Stadion Al Rayyan, Inggris unggul 3-0 atas Wales (gol Marcus Rashford 50', 68', Phil Foden 51'); Inggris memuncaki posisi Grup B. Dan dalam laga antara Iran vs Amerika Serikat - Grup B di All Thumama, Doha, Iran harus mengakui keunggulan AS, 0-1 (gol Christian Pulisic 38'). AS menempati peringkat 2 klasemen Grup B.




Jadwal 30 November 2022, Matchday 3 untuk Grup D
Pkl 22.00
- Tunisia vs Prancis di Education City Stadium
- Australia vs Denmark di Stadion Al Janoub, Al-Wakrah

1 Desember 2022, Matchday 3 untuk Grup C
Pkl. 02.00 dini hari
- Polandia vs Argentina di Stadium 974
- Saudi Arabia vs Mexico di Lusail Iconic Stadium.