Seorang teman kesulitan “membayangkan” apa yang dikatakan
Paulus dalam Gal 1:17-21 mengenai tempat-tempat, ketika merenungkan bacaan
pertama hari ini: Gal 1:13-24. Paulus mau mengatakan bahwa ia mulanya pengikut
fanatik agama Yahudi yang melakukan penganiayaan dan mengejar-ngejar umat
kristiani. Dalam perjalanan ke Damsyik ia dibutakan cahaya Yesus dan bertobat. Yesus
Kristus mengutus Paulus untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan
Yahudi. Ia mengajar berdasar pernyataan-pernyataan yang ia terima dari Yesus di
“Tanah Arab”, lalu ke “Damsyik” yang adalah ibukota “Siria” dan kemudian ia
pergi ke tanah kelahirannya di “Kilikia”. Semua nama tempat yang disebutnya
adalah di luar Palestina, maksudnya di luar “wilayah Yahudi”.
Arab
Kata benda ‘arab dalam bahasa Ibrani digunakan dalam
Perjanjian Lama baik untuk menyebut bangsa Arab maupun untuk daerah tempat
tinggal mereka (Tanah) “Arab”. Kata itu dipahami untuk menyatakan
berbagai-bagai suku padang pasir di seberang perbatasan Israel (2 Taw 17:11;
21:16; 22:1; 26:7; Ezra 27:21; Yes 21:13; Yer 25:24). Mereka juga disebut
“putera Timur” (Kej 29:1; Hak 6:3; 1 Raj 4;30; 5:10), atau hanya “Timur” saja
(Kej 25:6; Yes 2:6). “Arab” juga bisa menyatakan orang yang berpindah-pindah
(Yes 13:20) atau seorang penyamun (Yer 3:2). Salomo melakukan hubungan dagang
dengan raja Arab (1 Raj 10:15; 2 Taw 9:14), dan para penyerbu-penyerbu Arab
sering mengganggu Yehuda (2 Taw 21:16; 22:1; 26:7). Menurut sejarawan Yahudi
Yosephus, orang-orang Arab adalah keturunan putera Abraham, Ismael (Ant. 1.220
-221). Sekali-kalinya Tanah Arab disebut di dalam Perjanjian Baru adalah Surat
Galatia. Dalam Gal 1:17 yang menyatakan bahwa Paulus pergi ke Arab setelah
bertobat menjadi Kristen. Dalam Gal 4:25 ia menyebut Gunung Sinai adalah Tanah
Arab.(Yang dikotak dalam peta di atas adalah "Tanah Arab" yang dikenal pada masa Perjanjian Baru).
Damsyik
Atau Damaskus adalah salah satu kota utama di Siria, yang
terletak di dataran subur di antara dua aliran sungai, yaitu Sungai Abana (nama
modernnya Barada) dan Sungai Parpar (2 Raj 5:12) di tepian gurun Siria. Suatu
kota kuno yang tidak jelas asal-usulnya. Letaknya yang di jalan perdagangan
utama membuat kota itu menjadi salah satu pusat dagang yang penting di kawasan
itu. Di kota inilah adanya ibu negeri Kerajaan Aram selama abad ke sepuluh
hingga ke delapan SM dan dengan demikian
banyak berurusan dengan kerajaan Israel, yang kadang-kadang bermusuh (bdk 1 Raj
15:18-20; 19:15; 20:22; 2 Raj 5-7; 8:7-15; 10:32-33). Namun dengan majunya
Asyur, Damsyik terpaksa bergabung dengan negara-negara Timur Dekat lainnya
termasuk Israel. Bangsa Asyur tertahan sebentar dalam pertempuran di Kargar
pada tahun 853 SM tetapi kemudian tidak terbendung lagi dan Damsyik jatuh ke
tangan Tiglat-pileser III sekitar tahun 732 SM dan digabungkan dengan kerajaan
Asyur (2 Raj 16:9; Yes 7:8; 8:14.17; Yer 49:23; Amos 1:5). Kemudian Damsyik
berpindah-pindah tangan kepada kerajaan-kerajaan berikutnya termasuk Babilonia,
Persia, Aleksander Agung dan Seleukus (1 Mak 11:62; 13:32). Sesudah jatuhnya kerajaan
Seleukus, Damsyik dibawak kendali bangsa Nabatea. Ketika Pompeyus Agung
mendirikan Provinsi Kekaisaran Roma di Siria pada tahun 63 SM, bangsa Nabatea
dibiarkannya tetap memerintah Damsyik. Kota itu akhirnya langsung berada di
bawah kekuasaan Roma pada pertengahan abad pertama M.
Damaskus dulunya adalah Damsyik
Ketika
Paulus berada di Damsyik, kota itu masih di bawah kekuasaan Raja Aretas dari
Nabatea (2 Kor 11:32). Komunitas Kristen didirikan di sana tak lama sesudah
Yesus disalibkan dan berkembang dengan pesat dan Paulus (waktu itu bernama
Saulus yang melakukan pengejaran pada orang kristiani) sedang melakukan
perjalanan ke Damsyik ketika kemudian mengalami pertobatan. Dibutakan oleh
kemuliaan Kristus di jalan menuju Damaskus, ia dibawa ke Jalan Lurus di Damsyik
di rumah Yudas, di mana Ananias membaptisnya dan menyembuhkan kebutaannya.
Ketika ia mewartakan Injil di kota itu, hidupnya terancam dan ia melarikan diri
dengan diturunkan melampaui tembok kota dalam sebuah keranjang (Kis 9:1-5).
Siria
Wilayah tepat di sebelah utara Palestina dan di sebelah
tenggara Asia Kecil. Di masa Perjanjian Lama Siria adalah kawasan suku-suku
Aram dan kemudian menjadi tempat kedudukan Kerajaan Seleukus. Siria menjadi
suatu provinsi Roma di tahun 64 SM setelah ditaklukkan oleh Pompeyus Agung.
Pada masa Perjanjian Baru, Siria diperintah oleh legatus dari Roma yang
mempunyai pengaruh dan kekuasaan besar di bagian sebelah timur Kekaisaran Roma
(Luk 2:2; Kis 15:23. 41; 18:18; 20:3; 21:3; Gal 1:21).
Kilikia adalah wilayah yang ditandai dengan spidol hitam
Kilikia
Suatu Provinsi Roma di Asia Kecil sebelah tenggara, di
selatan pegunungan Taurus dan di sebelah barat Gunung Amanus. Dikenal sebagai
dataran yang subur. Kawasan itu suatu ketika dikuasai orang Het, dan sebelum
masa Roma merupakan bagian dari Kerajaan Seleukus (1 Mak 11:14; 2 Mak 4:36).
Paulus dilahirkan di kota utama Kilikia, Tarsus (Kis 21:39; 22:3; 23:34);
setelah ia menjadi Kristen ia kembali untuk sementara waktu di sana (Kis 9:30)
dan aktif di dalam pewartaan Injil di tanah kelahirannya (Gal 1:21-23; bdk Kis
15:23.40-41; 18:23)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar