Daftar Blog Saya

Rabu, 08 Februari 2023

KEAJAIBAN DIHARAPKAN. UPDATE GEMPA TURKI DAN SURIAH (2)



Pada pkl 15.00 waktu Ankara (Turki) dan Damaskus (Suriah) Rabu, 8 Februari 2023, hari ketiga gempa besar magnitude 7.8, evakuasi korban semakin giat disertai rasa geram para petugas dan frustrasi karena cuaca kurang kondusif. Suhu di berbagai tempat antara -6 hingga 1 derajat Celsius. Jumlah korban meninggal yang diketemukan bertambah besar. Di Turki tercatat 8.754, sedang di Suriah 2.662, sehingga total 11.416.

Baca Juga: Seruan Paus Bantuan Internasional Untuk Turki dan Suriah

Di tengah suasana kesedihan, setiap keberhasilan petugas menemukan penyintas yang masih hidup dari bawah puing reruntuhan menggemakan pujian dan syukur kepada Allah.





Suatu keajaiban ditemukan di Salqin, Idlib, Suriah, seorang anak perempuan dievakuasi dalam keadaan sehat setelah terkubur 40 jam di bawah puing runtuhan bangunan. Di desa Bisnia, satu keluarga, suami-isteri dan anak laki-lakinya berhasil dibebaskan dari timbunan puing. Yigit Cakmat, seorang anak lelaki diselamatkan setelah terkubur 50 jam di Hatay dan berkumpul dengan ibunya kembali, Turki. Keajaiban demi keajaiban diharapkan semakin banyak sedang waktu terus berjalan dan mengurangi kemungkinan bertahan hidup. Allah selalu memberi kejutan bahagia.


Lihat juga: Update 8 Februari

AUDIENSI UMUM PAUS FRANSISKUS RABU 8 FEBRUARI 2023

 Aula Paulus VI, Istana Kepausan, Vatikan, pkl 10.00 waktu Vatikan.



Ringkasan.

Saudara dan saudari terkasih: Perjalanan Apostolik saya baru-baru ini ke Republik Demokratik Congo dan ke Sudan Selatan membawa saya ke dua negara Afrika yang kaya akan sumber daya alam dan manusia, namun dilanda perang dan kekerasan. Di Congo, saya menyerukan diakhirinya eksploitasi Afrika, menyerukan perdamaian dan rekonsiliasi, dan mendorong komunitas Kristiani, dan khususnya banyak kaum mudanya, untuk menjadi sumber harapan dan pembaharuan bagi masa depan bangsa. Di Sudan Selatan, saya ditemani oleh Uskup Agung Canterbury dan Moderator Gereja Presbitarian  Skotlandia dalam ziarah ekumenis untuk perdamaian di negara muda itu. Bersama-sama kami menyerukan kemajuan dalam melaksanakan perjanjian damai dan berdoa untuk diakhirinya kekerasan yang dilakukan atas nama Tuhan. Saya mendesak orang-orang Kristen di negara itu dan, secara khusus, para wanitanya, untuk bertahan dalam kesaksian perdamaian mereka dan karya amal persaudaraan mereka terhadap semua korban konflik dan ketidakadilan, khususnya sejumlah besar orang yang kehilangan tempat tinggal. Semoga benih yang mereka tabur dalam iman dan harapan menghasilkan buah yang limpah untuk masa depan kedamaian dan pertumbuhan kerajaan kasih, keadilan, dan kedamaian dari Allah.



SERUAN

Pikiran saya saat ini tertuju, kepada masyarakat Turki dan Suriah yang sangat terpukul oleh gempa bumi, yang telah menyebabkan ribuan kematian dan luka-luka. Dengan sepenuh hati saya berdoa untuk mereka dan mengungkapkan kedekatan saya kepada keluarga para korban dan kepada semua orang yang menderita dari bencana yang menghancurkan ini. Saya berterima kasih kepada para pekerja bantuan dan saya mendorong semua orang untuk menunjukkan solidaritas dengan wilayah tersebut, beberapa di antaranya telah dirusak oleh perang yang panjang. Mari kita berdoa bersama agar saudara dan saudari kita ini dapat terus maju, mengatasi tragedi ini, dan marilah kita meminta Bunda Maria untuk melindungi mereka: "Salam, Maria...".



_____________________________________

UPDATE GEMPA TURKI-SURIAH 8 Februari 2023



Korban meninggal gempa Turki dan Suriah menurut catatan hingga dini hari Rabu 8 Februari 2023 bertambah menjadi lebih dari 7800 orang dan 14.000 luka-luka. Vatikan terus memantau situasi. 

Pada pukul 10.00 hari ini catatan korban meninggal mencapai lebih dari 9600, yaitu 7.108 di Turki dan 2.530 di Suriah. Petugas evakuasi terhambat oleh cuaca buruk.

Baca juga: Doa untuk Turki dan Suriah

Dari Amerika Serikat prakarsa umat katolik menghimpun dana bantuan diluncurkan dan berafiliasi pada Masyarakat Misi Kepausan (Pontifical Mission Societies) di tiap-tiap keuskupan setempat. Dana dikumpulkan secara online

Paus Fransiskus setelah Audiensi Umum di Aula Paulus VI Vatikan menyerukan kerjasama internasional untuk membantu korban gempa bumi Turki dan Suriah. Keluarga dan siapa saja yang terdampak bencana besar ini setelah dilanda perang selama 12 tahun.

Hasil penghimpunan dana akan dikirimkan kepada Uskup di daerah yang terdampak di Turki dan Suriah. 



Berbagai tempat peribadatan baik gereja (foto di bawah ini Gereja Katedral Latin Iskanderun dari abad 18) maupun masjid runtuh (foto di atas ini Masjid Yeni dari abad 17) atau rusak berat dan ringan. Bangunan bersejarah rata dengan tanah seperti Gaziantep Kasimi yang berumur 2000 tahun lebih (foto paling atas).


Di Suriah bangunan bersejarah kota Aleppo berguguran. 




Tentang korban diperkirakan jumlahnya akan bertambah. PBB memperkirakan jumlah korban meninggal akan mencapai 20.000. Sebagian besar masih tertimbun runtuhan. Petugas masih terus menggali dan membersihkan puing dalam rangka evakuasi korban.



https://twitter.com/humeyra_pamuk/status/1623058227561635853?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1623058227561635853%7Ctwgr%5E3baac4cee0357009570289a4226b7c8b7c35b039%7Ctwcon%5Es1_c10&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.theguardian.com%2Fworld%2Flive%2F2023%2Ffeb%2F07%2Fturkey-earthquake-syria-in-turkiye-2023-live-updates-latest-news-map-magnitude-7-8-scale-quake-tremor-death-toll-gaziantep-kahramanmaras




GEOGRAFI INJIL MARKUS 7

 


Genasaret

Injil Mrk 6:53 menyebut Genasaret suatu pelabuhan. Sejarawan Yosephus menyebut “danau Genasar” (BJ 2.573; 3.463,506,515-516; Ant 5.84; 13.158;18.28,36). Injil Lukas juga menggunakan sebutan Danau Genasaret (Luk 5:1; bdk 1 Mak 11:67). Yang dimaksud adalah Danau/Laut Galilea.

Tirus dan Sidon  

Tirus salah satu kota pelabuhan utama di pantai Punisia. Tirus terletak di sebelah selatan Sidon. Sebagian dari kota itu merupakan pulau lepas pantai, dan sebagian lagi berada di daratan. Kota itu didiami penduduk sejak milenium ketiga SM dan merupakan salah satu kota dan pelabuhan terbesar pada milenium pertama SM.

      Sesudah gelombang serangan asing pada akhir milenium kedua yang menghancurkan Sidon, Tirus muncul sebagai pelabuhan utama Punisia dan disebut “Puteri Sidon” (Yes 23:12) karena ada begitu banyak pelarian dari Sidon berlindung di balik tembok-tembok kota. Benteng Tirus terkenal di seluruh Palestina (Yos 19:29; 2 Sam 24:7). Kapal-kapal orang Tirus mengunjungi pelabuhan-pelabuhan asing dn melakukan perdagangan antara lain kaca dan bahan-bahan warna yang terkenal, yang disebut warna Tirus. Hiram membangun suatu jalan yang menghubungkan bagian pulau dan daratan kotanya, memugar kuil-kuil dan meluaskan wilayah kekuasaan Tirus melalui politik kolonisasi yang agresif. Kemudian, pada abad kesembilan SM, Etbaal naik tahta dan mengawinkan puterinya Izebel dengan Ahab dari Israel (1 Raj 16:31). Perkawinan itu meluaskan praktik penyembahan Baal di Samaria dan memererat hubungan Tirus dengan Samaria hingga kematian Izebel (1 Raj 16:32-33; 2 Raj 9:30-37).

      Kemerosotan Tirus dimulai dengan munculnya Asyur yang menuntut upeti dari Tirus sekitar tahun 841 SM. Akhirnya kota itu jatuh ke tangan Asyur pada tahun 724 SM di bawah Sargon II dan kemudian ditundukkan Asyur lagi ada tahun 701 SM di bawah Sanherib. Esarhadon mengangkat seorang Asyur sebagai raja Tirus dan mendapatkan berbagai-bagai konsesi. Sebaliknya, Tirus memeroleh hak-hak khusus yang sangat luas untuk melakukan perdagangan di Laut Tengah. Berkali-kali para Nabi menyampaikan keputusan hukuman Allah atas Tirus (Am 1:9-10; Yl 3:4-8; Za 9:2-4).

      Setelah hancurnya Yerusalem pada tahun 586 SM, bangsa Babilonia di bawah Nebukadnezar mengepung Tirus selama tiga belas tahun hingga kota itu menyerah (586-573 SM). Kemudian, di bawah bangsa Persia, Sidon bangkit lagi hingga melebihi Tirus. Kejadian besar terakhir di dalam sejarah kota terkenal itu adalah pada tahun 332, ketika Aleksander Agung mengepung kota itu selama tujuh bulan dan akhirnya merebut kota daratan dalam suatu perjuangan yang nyaris legendaris. Tirus tidak begitu berperan di dalam Perjanjian Baru. Yesus mendapat pengikut dari Sidon dan Tirus (Mrk 3:8). Ia juga mengunjungi kawasan itu (Mrk 7:24) dan menyatakan bahwa kota itu niscaya bertobat seandainya menyaksikan mujizat-mujizat yang telah dilakukanNya di Palestina (Mat 11:21-22). 

Dekapolis

Bahasa Yunani, artinya “Sepuluh kota.”

Gabungan wilayah sepuluh kota berbudaya Yunani terutama di timur dan selatan Laut Galilea; terbentang dari Damsyik di sebelah utara ke Filadelfia di sebelah selatan. Kota-kota itu dulunya didirikan oleh tentara Yunani setelah peperangan dan kematian Aleksander Agung. Sesudah Roma menaklukkan Palestina pada tahun 63 SM Pompeyus membuat gabungan wilayah itu sebagai suatu garis strategis perbatasan. Walaupun anggota-anggotanya berlainan di berbagai masa (dan kadang-kadang lebih dari sepuluh kota), Plinius Tua (Nat 5.18.74) membuat catatan anggota Sepuluh Kota adalah : Damsyik, Hipo, Gadara, Pela, Skitololis, Rafana, Kanata, Filadelfia, Dion, dan Gerasa. Yesus dua kali membuat mujizat di Dekapolis: Ia mengusir setan-setan keluar dari tubuh seseorang dari kota Gerasa yang kerasukan (Mrk 5:1-20), dan menyembuhkan “seorang yang tuli dan gagap” (Mrk 7:31-37; lihat juga Mat 4:25).

Lihat Peta: Geografi Injil Markus Hari ini

ADAM - MANUSIA

 



Adam

Manusia pertama. Namanya dalam bahasa Ibrani adalah nama pribadi sekaligus nama umum, yang berarti “manusia”. Maka ia sendiri merupakan purbarupa dari manusia dan bapak umat manusia. Di dalam Kitab Kejadian ia disebut “manusia” sampai Kej 3:17, ketika nama "Adam" digunakan untuk kali yang pertama sebagai nama diri. Makna nama itu tidak pasti, tetapi etimologi menunjukkan hubungan dengan akar ‘dm, “merah”. Mungkin merujuk pada warna kulit manusia. Dalam bahasa Ibrani, Kej 2:7 dan 3:19 mengandung permainan kata antara ‘adam dan ‘adama (tanah, bumi), yang menunjukkan hubungan antara manusia pertama dan tanah, yang adalah bahan asalnya dengan mana ia diciptakan (Sir 33:10). Isteri Adam, yaitu Hawa, diciptakan dari tulang rusuknya (Kej 3:21-22). Hawa melahirkan anak-anak Adam: Kain dan Habel, Set dan lain-lain yang tidak disebutkan namanya dalam Kitab Suci (Kej 5:4). Menurut Kej 5:5 Adam hidup selama 930 tahun.

 

I.      Adam Dalam Perjanjian Lama

A.     Panggilan Adam

B.     Cobaan Adam

II.    Adam Dalam Perjanjian Baru

 

I. Adam Dalam Perjanjian Lama

 A. Panggilan Adam

Dalam kisahpenciptaan yang pertama, Adam dan Hawa diciptakan oleh Allah menurut citra (gambar) dan rupa ilahi (Kej 1:26). Di dalam literatur Timur Dekat, motif ”citra (gambar)” biasa dikaitkan dengan raja-raja yang menuntut agar negara-negara taklukan atau provinsi-provinsi dengan hormat memasang citra (gambar) raja itu sebagai lambang kekuasaannya. Diciptakan dalam citra (gambar) Allah, Adam dan Hawa diberi kekuasaan atas seluruh bumi dan langit. Mereka ditetapkan sebagai wakil penguasa yang mengurus seluruh ciptaan di bawah wewenang Allah, Sang Pencipta.

      “Gambar (citra) dan rupa” itu juga mengandung konotasi status keputraan. Daiam ayat-ayat berikutnya, Kej 5:2-3, Allah menciptakan manusia “dalam rupa Allah”, dan Adam kemudian ”memperanakkan seorang laki-laki menurut gambar dan rupanya”. Demikianlah maka Set adalah seorang anak Adam, dan secara analogis Adam adalah seorang anak Allah.

      Gambar atau citra ilahi ini mau menyatakan bahwa manusia menyerupai Allah dalam berbagai hal yang menempatkan dia di atas binatang. Ia mempunyai akal budi, hati nurani dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan Allah (KGK 343, 355-358).

      Panggilan tugas Adam adalah mulia, sekalipun ia diciptakan dari bahan yang sederhana, tanah. Allah “membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” (Kej 2:7). Demikianlah Adam menerima roh yang menghidupkan tubuhnya, membuatnya suatu paduan antara rohani dan jasmani (KGK 362-366). Pengaruh roh, seperti yang diajarkan Gereja, membuat Adam penuh dengan hidup kodrati maupun rahmat kekudusan dan keadilan hidup adi-kodrati, sedemikian sehingga Adam berada di dalam keselarasan dengan diri sendiri, dan keselarasan dengan ciptaan yang berada di sekitarnya, dan dalam persahabatan dengan Allah Sang Pencipta (KGK, 374-376). Ia dimaksudkan untuk berada di dalam suatu hubungan perjanjian yang menyatukan seluruh keluarga manusia dengan Allah dalam keadaan rahmat.



      Adam dengan demikian lebih dari sekedar mahluk ciptaan.  Sejak awal dia berdiri di hadapan Allah sebagai anak angkat dari Sang Bapa Ilahi. Panggilannya adalah melaksanakan kekuasaan atas  alam ciptaan. Tanda dari perjanjian Allah dengan ciptaan adalah Sabat, hari ketujuh dalam penciptaan (bdk Kej 2:2-3; Kel 31:12-17). Memang kata Ibrani untuk “perjanjian” berasal dari kata Ibrani untuk “tujuh”.

      Perjanjian pertama yang diadakan di antara Allah dan manusia dimaksudkan untuk menyatukan keluarga manusia dengan Allah dalam keadaan rahmat (KGK 288). Beberapa detil dalam Kitab Kejadian menunjukkan bahwa Taman Eden merupakan tempat suci pratama dan Adam adalah imam pertama. Gambaran Eden dalam banyak hal menyerupai pernyataan alkitabiah tentang Tabut Perjanjian dan Bait Allah dari zaman kemudian. Keduanya dimasuki dari timur (Kej 3:24; Kel 27:13; Yeh 47:1), tempat para malaikat (Kej 3:24; 1 Raj 6:23-28); dihiasi pohon-pohon (Kej 2:9; Yos 24:26; 1Raj 6:29-32), sumber air suci (Kej 2:10; Yeh 47:1-12; Yl 3:18), dan tempat di mana Allah berjalan di atas bumi (Kej 3:8; Im 26:12; 2Sam 7:6). Allah menempatkan Adam  di Taman Eden  “untuk mengusahakan dan memelihara” taman itu (Kej 2:15). Pasangan kata yang sama itu (dalam bahasa Ibrani, ‘abad dan samar) tampak di mana-mana di dalam Taurat untuk menggambarkan tugas ritual para imam dan kaum Lewi dari bangsa Israel (Bil 8:26) dan dalam RSV diterjemahkan dengan kata “minister” (mengolah) dan “keep” (memelihara). Bahwa Adam harus “memelihara” (suatu terjemahan yang mungkin lebih baik dalam “menjaga”) taman itu menyatakan bahwa ia harus siap membela, mempertahankannya dari musuh yang kuat dan melindunginya dari penistaan. Tersirat di dalam rincian tugas kultis ini bahwa manusia diciptakan untuk beribadat.

Lihat juga : Taman Eden - Firdaus

      Adam juga diciptakan untuk kebersamaan dengan isterinya, Hawa, sebagai suami dan pelindung.

      Setelah menempatkan Adam di Taman Eden, Allah menetapkan batas yang harus dipatuhi. "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati" (Kej 2:16-17)

 B. Ujian Adam

Musuh yang kuat segera datang dan ketaatan Adam mendapat ujian, atau pencobaan atau tantangan. Adam gagal melaksanakan tugas panggilannya (kej 3:1-7). Berhadapan dengan ular – yang adalah samaran iblis (Why 12:9) – Adam menyalahgunakan kebebasan yang diberikan kepadanya. Bukannya memertahankan Taman itu (dan isterinya) dari musuh, ia melanggar perjanjian dengan memberontak. Mula-mula Hawalah yang digoda, tetapi Adam ada di sana juga. Teks Ibrani dari Kej 3:6 menyatakan bahwa perempuan itu memberikan buah kepada suaminya, “yang ada bersama dengan dia.” Lebih-lebih, di dalam teks Ibrani dari Kej 3:4-5, ular bicara menggunakan kata ganti orang kedua jamak baik untuk Hawa dan Adam ketika berkata, “Sekali-kali kamu tidak akan mati.” Adam ada di sana, tetapi ia tidak berbuat apa-apa. Ia diam saja ketika ular itu mendatangi mereka. Ia bukan hanya tidak membantu Hawa menolak godaan, tetapi ia sendiri terjatuh di dalam godaan itu. Ia gagal bekerja sama dengan rahmat dan tak mau memberikan dirinya sebagai korban demi pasangan perjanjiannya yang berada dalam bahaya karena dusta si ular. Di dalam dosanya Adam lebih memilih dirinya sendiri ketimbang Allah dan ia ingin menjadi seperti Allah (KGK 397-398).

      Sebagai bapa keluarga manusia, Adam berpaling dari Allah atas nama semua umat manusia. Pemberontakannya bukan saja melukai dirinya secara pribadi, tetapi menjerumuskan seluruh umat manusia ke dalam penderitaan dan terpisah dari Allah.

      Dosa mengubah berkat perjanjian menjadi kutuk perjanjian (Kej 3:16-19). Tetapi dengan adanya kutuk-kutuk itu timbullah suatu janji – yaitu apa yang oleh para Bapa Gereja disebut “Proto-evangelisme” atau “Injil pertama”. Ketika mengutuk ular, Allah menjanjikan bahwa “benih” dari sang wanita akan mengalahkan ular di masa depan, walaupun bukannya tanpa pengorbanan: “ia akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya!” (Kej 3:15).

      Diusir dari Taman Eden (Kej 3:22-24), Adam dan Hawa dalam hidupnya menyaksikan kejahatan memenuhi dunia, mulai dari pembunuhan anak mereka Habel oleh saudaranya, Kain (KGK 400, 1609). Menurut Kitab Kejadian, Adam hidup sampai usianya 930 tahun.

      Perjanjian Lama hanya bicara sedikit lagi tentang Adam. Ada suatu rujukan yang sifatnya sambil lalu dalam suatu silsilah pada 1Taw 1:1. Dalam Tob 8:6, Tobias menempatkan awal perkawinan dengan Adam dan Hawa. Sirakh menyebut Adam sebagai leluhur yang sama dari seluruh umat manusia (Sir 33:10; 40:1) dan menyatakan bahwa Adam “melebihi segala yang hidup di dalam seluruh ciptaan.” Di dalam tulisan-tulisan yang timbul di antara kedua perjanjian, PL dan PB, Adam bolak-balik kembali sebagai fokus pemikiran teologis.

 

II. Adam Dalam Perjanjian Baru

Tetapi di dalam Perjanjian Baru-lah Adam menonjol secara teologis. Luk 3:38 merunut leluhur Yesus kembali sampai kepada Adam, dan dengan demikian menunjukkan misi penebusan yang radikal dan universal, suatu pemulihan dan pemenuhan perjanjian yang asli di antara Allah dan ciptaan. Yohanes mengawali Injil dengan menyampaikan kata pembukaan yang sama di antara asal-usul Yesus dan Adam,  ”Pada mulanya...” (Yoh 1:1; Kej 1:1). Dalam Mat 19:4.8, Yesus berbicara tentang Adam dan Hawa sebagai teladan monogami sepanjang hayat dengan wibawa yang lebih besar daripada hukum bersyarat yang diturunkan Musa yang membolehkan perceraian.

      Bagi umat Kristen tragedi dosa Adam dijungkirbalikkan oleh ketaatan Yesus yang menghasilkan penebusan. Santo Paulus menyamakan Adam dengan suatu ”tipologi” Kristus (Rm 5:14). Mengikuti Paulus, para Bapa Gereja memerhatikan banyak hal-hal yang paralel di antara Adam dan Yesus. Keduanya adalah anak-anak Allah yang dipanggil untuk menegakkan keluarga Allah di bumi. Keduanya memasuki dunia dalam keadaan rahmat dan murni tanpa dosa. Ketidaktaatan Adam membawa dunia ke dalam bencana; ketaatan Kristus memulihkan kerusakannya. Tindakan kedua orang itu bergema di segenap umat manusia dan segenap semesta. Seluruh ciptaan atau dirusak atau dipulihkan melalui kedua orang itu. Warisan Adam adalah maut; warisan Kristus adalah hidup.

      Jika Adam gagal, Kristus berhasil. Dengan penderitaan dan wafatNya di kayu Salib, Kristus membatalkan pemberontakan Adam dan memperbaiki kerusakan akibat dosa (Rm 5:12-21; 1 Kor 15:20-22, 45-49). Kristus adalah ”Adam yang terakhir” yang taat sepenuhnya sampai mati.

   Paulus menguraikan tipologi Adam panjang lebar dalam Rm 5:12-21. Ia membandingkan dan memperlawankan Kristus dan Adam. Dosa dan kematian datang ke dunia melalui pemberontakan satu orang, Adam; semuanya itu dikalahkan oleh ketaatan yang sempurna dari satu orang pula, Yesus Kristus. Dengan rahmat yang berlimpah-limpah Yesus mengalahkan dosa-dosa kita dan memberikan hidup, sementara satu-satunya dosa Adam menghasilkan maut bagi semua orang. “Karena sama seperti semua orang mati di dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus” (1 Kor 15:22).

      Kedatangan Kristus memberi kesempatan kepada manusia untuk terhindar dari kutuk. “Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga. Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi” (1 Kor 15:45-49; bdk Ibr 5:7-9).


Selasa, 07 Februari 2023

TINGKAT KONTINENTAL KONSULTASI SINODAL FEBRUARI-MARET 2023

 


Sinode Uskup Sedunia 2023 menggunakan pola yang berbeda dari yang biasa dilakukan sejak Sinode Uskup Sedunia yang pertama pada 1967 tentang Revisi Hukum Gereja 1917 pasca Konsili Vatikan II. Para Uskup tidak datang dengan pendapat pribadinya masing-masing, melainkan membawa serta kontribusi pengalaman umat yang dipimpinnya mengolah tema: Untuk Gereja Sinodal: Komunio, Partisipasi dan Misi. Kontribusi pengalaman umat dilaksanakan melalui konsultasi tingkat Keuskupan sejak Oktober 2021 yang hasilnya diolah menjadi Sintesis Konsultasi Sinode Uskup tingkat Keuskupan. Selanjutnya sintesis keuskupan dibawa ke tingkat Konferensi Uskup Nasional, konsultasi tingkat kedua, untuk dipadukan menjadi Sintesis Konsultasi Sinode Uskup tingkat Nasional pada 2022. Setelah itu  sejak Oktober 2022 disiapkan Konsultasi Sinode Uskup tingkat Kontinental.

Gereja yang mendengarkan menjadi karakter proses utama Sinode Uskup 2023 di mana konsultasi Uskup dengan umat setempat seluas mungkin melalui renungan bersama yang mengikuti panduan memberi warna lebih eklesiastikal.  

Dalam bulan Februari 2023 proses Sinode Uskup Sedunia 2023 melaksanakan sintetis konsultasi tingkat kontinental, tingkat ketiga, sebelum nanti diangkat ke dalam forum Sinode Uskup Universal Sedunia bulan Oktober 2023.

Ada tujuh sintesis konsultasi tingkat kontinental yang sedang dan akan dilaksanakan pada bulan Februari 2023. Sintesis Konsultasi Sinode Uskup 2023 untuk Kontinen Eropa dilaksanakan pada 5-12 Februari 2023 di Praha, ibukota Chech. Persiapan dilakukan sejak penerbitan Working Document for the Continental Stage pada Oktober 2022.  Untuk Oceania, pertemuan Sinodal juga dilaksanakan, 5 Februari, di Suva, Fiji; Pertemuan Sinodal Timur Tengah, akan dilaksanakan 12 - 18 Februari, di Beirut, Lebanon; untuk Amerika Utara, dari 13 - 17 Februari di Orlando, AS; untuk Asia, 23-27 Februari, di Bangkok, Thailand; untuk Afrika, dari 1 - 6 Maret di Addis Ababa, Ethiopia; dan untuk  Amerika Latin, dari 17 - 23 Maret di Bogota, Colombia. Hasil konsultasi tingkat kontinental akan menjadi bahan untuk instrumentum laboris Sinode Uskup Sedunia 2023 yang akan diselesaikan pada bulan Juni 2023, untuk selanjutnya disampaikan kepada para Uskup menjelang perjumpaan Oktober 2023 di Vatikan.


DOA UNTUK TURKI DAN SURIAH YANG DILANDA GEMPA



Gempa bumi yang terkuat dalam 100 tahun terakhir mengguncang Turki dan Suria, mulai dari Nuraqi di Provinsi Gaziantep Turki ke timur laut hingga sepanjang 300 km sampai ke Provinsi Malatya Suriah pada kedalaman 24 km di bawah bumi dengan magnitude 7.8  menyebabkan hampir 6000 bangunan roboh di kawasan Turki saja dan memakan korban 4400 orang meninggal dan ribuan orang luka-luka. 



Gempa yang terjadi pada Senin 6 Februari 2023 pkl 4.17 waktu setempat sepanjang hari hingga Selasa 7 Februari 2023 dinihari diikuti lebih dari 100 kali gempa susulan antara magnitude 4.0 hingga 7.5 memperparah keadaan.



Berbagai negara melakukan upaya bantuan darurat untuk Turki dan Suriah, mulai dari AS, Jepang, Uni Eropa, India, Iran, Irak, Palestina, Australia dan New Zealand.

Pemerintah Turki meminta rakyat mengosongkan jalan-jalan untuk memberi ruang bebas bagi tenaga darurat penyelamatan dan evakuasi.

Hampir 20.000 tenda darurat didirikan, dengan 25.000 tempat tidur dan 300.000 selimut disediakan untuk para pengungsi.


Menurut KBRI Ankara, sekitar 500 WNI tinggal di area yang terdampak gempa. 3 di antaranya luka dan sudah menerima perawatan. Di Suriah  penduduk desa Besnia yang terdampak gempa terpaksa mengungsi meninggalkan rumah di tengah cuaca yang ekstrem dingin.



Kita berdoa untuk Turki dan SuriaH, terutama untuk para korban meninggal agar diterima Allah dalam kerahimanNya dan yang luka-luka agar dikuatkan dalam penderitaan dan disembuhkan; untuk rakyat yang terdampak semoga mendapat bantuan yang diperlukan. Dan untuk para petugas bantuan teknis dan kesehatan agar tetap sehat semangat dan diberi kekuatan demi pelayanan kemanusiaan yang luhur mulia.



TAMAN EDEN - FIRDAUS

 




Taman Eden suatu tempat yang berkelimpahan dan sangat indah di mana manusia pertama tinggal sebelum jatuh dalam dosa. Kej 2:8 secara khusus menunjukkan “di sebelah timur” dari Taman Eden, dengan gambaran taman yang penuh dengan pohon-pohon, “yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat” (Kej 2:9). Dalam Yes 51:3 dan di tempat lain, Taman Eden digambarkan sebagai taman kepunyaan Tuhan (bdk 31:8-9; Yl 2:3), tempat kediaman yang kekal dari Tuhan (KGK 374-379).

      Di mana adanya Taman Eden? Sejak zaman kuno, para pembaca Kitab Suci berdebat mengenai lokasi taman itu. Kej 2:8 menggambarkan letak taman itu “di timur” (bdk Kej 3:24; 4:16; bdk Mzm 77:6.12; 78:12; 143:5; Ams 8:22-23), yang ditafsirkan banyak orang di suatu tempat di Mesopotamia. Taman itu digambarkan sebagai sumber dari sungai-sungai besar di dunia: Pison, Gihon, Tigris dan Efrat (Kej 2:10-14). Namun, cara yang paling bermanfaat dalam membaca kisah tentang Eden bukanlah dengan mencocokkannya pada situasi geografis yang nyata, melainkan dengan mencari kecocokannya pada pandangan Kitab Suci atas alam.



      Cerita penciptaan dalam Kej 1-3 bertolak dari alam keseluruhan, lalu bumi, lalu Taman Eden, tempat yang dipilih Tuhan bagi manusia pertama. Di sini Tuhan berdiam bersama dengan mahluk ciptaanNya dalam situasi yang akrab dan penuh rahmat.

      Sesungguhnya, Allah hadir di Taman itu bagaikan di dalam suatu Bait (Kej 3:8; Im 26:12; 2 Sam 7:6). Perhatikan bagaimana kerubim menjaga Taman itu dan bagaimana hal itu diperlihatkan dalam Bait Allah Yerusalem di kemudian hari (Kej 3:24; 1 Raj 6:23-28). Pohon Kehidupan berada di tengah-tengah Taman seperti pohon tarbantin dan nantinya pohon-pohon palma ukiran yang menghiasi ruang kudus Bait Allah Yerusalem (Kej 2:9; Yos 24:26; 1 Raj 6:29-32); Taman itu adalah sumber air suci yang mengalir mirip dengan gambaran nabi-nabi yang menganggap Bait Allah menjadi sumber air (hidup) yang terus mengalir (Kej 2:10; bdk Yeh 47:1-12; Yl 3:18; Mzm 46:4); dan Taman dimasuki dari timur, sebagaimana Kemah Pertemuan dan Bait Allah (Kej 3:24; Kel 27:13; Yeh 47:1).

      Adam ditempatkan di Kemah ini sebagai imam-agung rajawi. Dikatakan dalam Kej 2:15 ia harus mengusahakan [till] dan memelihara [keep] Taman itu; kata-kata yang sama digunakan untuk menggambarkan tugas para imam dan kaum Lewi Israel (Bil 8:26; dalam versi RSV Kej 2:15, tugas-tugas [tillkeep] itu diterjemahkan dengan “mengurus” [minister] dan “memelihara” [keep]). Bahwa ia harus memelihara Taman mengandung pengertian bahwa ia harus siap membelanya dari penyusupan musuh – misalnya ular, yang memasukinya pada Kej 3:1.

      Pada tempat lain dalam Perjanjian Lama, rujukan pada Eden tampaknya paling sering dibuat oleh Yehezkiel (Yeh 28:13; 31:9.16.18; 36:35); juga ada rujukan dalam Yes 51:3 dan Yl 2:3. Yes 51:3 dan Yeh 36:35 menjanjikan kepada orang Israel yang berada di tanah Pembuangan bahwa tanah Israel akan dipugar menjadi berkelimpahan dan subur seperti Eden: “Tanah ini yang sudah lama tinggal tandus menjadi seperti taman Eden dan kota-kota yang sudah runtuh, sunyi sepi dan musnah, sekarang didiami dan menjadi kubu.”(Yeh 36:35). Dalam ayat lain kitab Yehezkiel, Eden juga ditekankan sebagai contoh kelimpahan dan kesuburan. Yoel 2:3 menggunakan gambaran Eden sebagai kontras antara kesuburan tanah sebelum kerusakan akibat wabah belalang dengan situasi yang menyedihkan sesudahnya: “Tanah di depannya seperti Taman Eden, tetapi di belakangnya padang gurun tandus, dan sama sekali tidak ada yang dapat luput”.

      Dalam Yehezkiel, kita lihat bagaimana Taman Eden mempunyai suatu makna yang lebih dalam, jauh melebihi sekedar tempat tinggal manusia pertama pada masa sebelum dosa pertama. Yeh 28:13 membuat hubungan langsung antara Eden dengan Taman Allah (“Engkau di Taman Eden, yaitu Taman Allah”), mengandaikan bahwa Eden bukan hanya Firdaus bagi tempat tinggal manusia, tetapi juga tempat kediaman ilahi.

      Dalam Perjanjian Baru istilah “Firdaus” digunakan tiga kali (Luk 23:43; 2 Kor 12:3; Why 2:7) dengan makna yang terkait erat dengan Taman Eden, walaupun tekanannya bergeser dari gambaran suatu tempat yang sangat indah di bumi menjadi suatu harapan eskatologis. Tetapi yang dimaksudkan lebih dari sekedar Eden; tempat indah surgawi itu adalah “Kerajaan Surga” di mana anak-anak angkat Bapa dipanggil melalui rahmat (KGK 736; bdk St Basilius Agung, “De Spiritu Sancto” 15.36). Maka Yesus ketika wafat di Salib menjanjikan surga itu kepada penyamun yang baik (Luk 23:43) (KGK 1721; bdk LG art 49).

      Dalam 2 Kor 12:3 Santo Paulus menulis tentang tiba-tiba “di angkat ke Firdaus”, suatu perkataan yang menunjukkan suatu tempat tinggal surgawi. Suatu Firdaus surgawi juga muncul dalam Why 2:7: “pohon kehidupan yang berada di Firdaus Allah”, yang menggunakan tipologi gambaran kitab Kejadian untuk melukiskan kegembiraan surga yang akan datang.


PERKAWINAN ANAK PEREMPUAN DI BAWAH UMUR DI INDIA


 

PBB dalam laporan tahun 2020 memperkirakan ada 223 juta perkawinan anak-anak di bawah umur di India, praktek yang membuat angka kematian ibu muda dan bayi sangat tinggi di India. Setiap tahun terjadi 1,5 juta perkawinan anak-anak di bawah umur. Dari segi kependudukan, diperkirakan tahun ini pertumbuhan penduduk India golongan muda akan melampaui China.

Undang-undang di India melarang perkawinan di bawah usia 18 tahun.

Tetapi pelanggaran atas Undang-undang terjadi berdasarkan kebiasaan. Semua umat beragama di India masih melakukan praktek perkawinan anak-anak di bawah umur. Sebagai contoh Sharma dinikahkan pada usia 11 tahun dan sekarang pada usia 14 tahun sudah menjadi ibu dua anak.

Pada Jumat, 3 Februari 2023 yang lalu Polisi Assam menangkapi pria pelaku perkawinan anak-anak termasuk para petugas keagamaan yang mengatur perkawinan terlarang secara hukum itu. Mereka menangkap 1900 orang lebih, dan mengajukan 4400 kasus ke pengadilan pelanggaran hukum perkawinan.

TUTUP BUKA WIKIPEDIA DI PAKISTAN

 



Senin, 6 Februari 2023 kemarin otoritas telkom Pakistan memblokir Wikipedia karena tidak mengindahkan peringatan 48 jam untuk mengubah konten yang melukai perasaan umat Islam. Hal itu sangat disayangkan karena menentang hak dasar rakyat Pakistan untuk memeroleh pengetahuan yang sama dengan seluruh dunia. Para kritikus mengecam keputusan Islamabad yang menyangkal hak digital rakyatnya. 

Dalam hukum Pakistan pasal penghujatan, siapa pun dapat terkena pasal karet itu dan bisa diancam hukuman mati, walau sejauh ini pemerintah Pakistan belum/tidak pernah menjatuhkan hukuman mati. Namun kritik atau penilaian buruk saja sudah dapat mencetuskan kekerasan umum bahkan serangan mematikan oleh masyarakat.  Kelompok pemerhati hak asasi setempat dan internasional menyatakan bahwa tuduhan hujat sering digunakan untuk intimidasi kelompok minoritas bahkan digunakan untuk penyelesaian pertikaian pribadi.

Namun pemblokiran atas Wikipedia itu dalam hitungan jam dicabut atas perintah Perdana Menteri Shahbaz Sharif; menurut Menteri Informasi Pakistan Marriyum Aurangzeb keputusan membuka pemblokiran Wikipedia itu disambut gembira oleh rakyat. Seorang ahli media Pakistan Mohzin Raza Khan menyatakan pemblokiran bukan tindakan yang tepat, karena Wikipedia adalah konten terbuka yang dapat diubah siapa pun yang menganggap informasi di dalamnya tidak benar, sejauh ditopang oleh fakta atau literatur rujukan yang berwibawa.

Yayasan Wikipedia berharap pemerintah Pakistan berperanserta dalam komitmen bersama untuk menyebarkan pengetahuan yang menjadi hak dasar rakyat di seluruh dunia, dan rakyat Pakistan dapat memeroleh akses seluas-luasnya untuk pengetahuan yang disajikan Wikipedia.

Tik-Tok pernah dilarang dua kali tahun 2020 dan 2021 karena dianggap immoral dan vulgar, tetapi kemudian Tik-tok dibuka kembali. Jutaan orang rakyat Pakistan mendownload dan menggunaan aplikasi Tik-Tok.

YouTube juga pernah diblokir sebentar karena konten-konten anti-Islam.

Pemerintah Pakistan dikecam seluruh dunia karena membatasi hak kebebasan beragama. Serangan kelompok-kelompok Islam tak dikenal atas masjid-masjid Ahmadiyah di Provinsi Sindh selatan dan tempat-tempat lain terjadi dan dibiarkan saja oleh pemerintah. Walaupun parlemen Pakistan pada 1974 menetapkan bahwa Ahmadiyah yang didirikan di India adalah agama non-Muslim, namun kebebasan beragama dijamin dalam Konstitusi Pakistan. Ibadat umat beragama apa pun seharusnya dilindungi oleh Pemerintah Pakistan.


Senin, 06 Februari 2023

SIMPUL PERJALANAN PAUS FRANSISKUS DI AFRIKA



Dalam perjalanan pulang kembali ke Roms dari Sudan Selatan kemarin, Minggu 5 Februari 2023, dalam pesawat Paus Fransiskus mengadakan konferensi pers bersama Uskup Agung Canterbury Welby (Pemimpin Gereja Anglikan) dan Moderator Majelis Gereja Skotlandia Greenshield.

Pengantar oleh M. Bruni

Selamat pagi semuanya, jelas ini adalah perjalanan khusus, khusus baik untuk hal-hal yang telah kita lihat dan dengar, tetapi juga karena ini adalah perjalanan yang berlangsung sebagai ziarah bersama, ziarah untuk kedamaian dan kebersamaan, gambaran yang jelas juga terlihat di sini pada saat ini. Saya kemudian akan meminta kepada wartawan kapan saatnya untuk mengajukan pertanyaan mereka, juga kepada siapa pertanyaan itu ditujukan sebab karena di sini kita bersama dengan Bapa Suci, dan moderator jenderal Gereja Presbiterian Skotlandia dan Anda tahu Uskup Agung Welby dari Canterbury. Tetapi sebelum memulai, pertama-tama saya akan bertanya kepada Kedua Yang Mulia apakah beliau ingin mengatakan sesuatu kepada kami.

PAUS FRANSISKUS

Selamat hari Minggu dan terima kasih atas pekerjaan Anda hari ini. Ini adalah perjalanan ekumenis dengan dua saudara saya dan untuk alasan ini saya ingin mereka berdua hadir pada konferensi pers, terutama Uskup Agung Canterbury, karena dia memiliki sejarah jalan rekonsiliasi ini selama bertahun-tahun; dia banyak bekerja sebelum saya dalam hal ini. Itu sebabnya saya ingin keduanya ada di sana. Terima kasih, lalu kita akan bicara.

WELBY

Selamat siang dan terima kasih banyak. Dan, Yang Mulia Bapa Suci, terima kasih. Pada tahun 2014, pada bulan Januari, saya dan istri saya mengunjungi Sudan Selatan sebagai bagian dari rangkaian perjalanan mengelilingi Komunitas Anglikan. Dan saat tiba, kami diminta oleh Uskup Agung Anglikan, untuk pergi ke sebuah kota bernama Bor. Perang saudara telah berkecamuk selama sekitar lima minggu pada saat itu dan sangat sengit. Ketika kami sampai di Bor, kami naik pesawat bermesin tunggal dan mendarat di lapangan terbang yang sepi dan dengan jenazah pertama di gerbang lapangan terbang. Ada 3000 mayat yang belum terkubur di Bor pada saat itu, dan ada 5000 korban. Ada beberapa PBB dan banyak pasukan di sekitarnya. Kami pergi ke katedral di mana semua pastor dibunuh, pastor Anglikan, istri mereka telah diperkosa dan kemudian dibunuh. Itu adalah situasi yang mengerikan.

Dalam perjalanan pulang, istri saya dan saya merasakan panggilan yang mendalam untuk melihat apa yang dapat kami lakukan untuk mendukung rakyat Sudan Selatan. Dan dari sana, dalam salah satu pertemuan yang saya dapatkan privilese dengan Paus Fransiskus, kami berbicara banyak tentang Sudan Selatan dan mengembangkan gagasan retret di Vatikan. Tim saya di Lambeth, bersama dengan Vatikan, dari sekitar tahun 2016, mengunjungi Sudan Selatan hampir setiap bulan dan menghabiskan waktu bekerja di lapangan dan bekerja dengan para pemimpin untuk mencoba mengatur kunjungan ini. Istri saya pergi dan bekerja dengan istri uskup dan pemimpin wanita lagi, yang berada di bawah tekanan besar, dan kami mengunjungi para pemimpin yang berada di pengasingan di Uganda.

Di tahun 2018, menjadi jelas bahwa akan ada kemungkinan kunjungan di awal tahun 2019, dan kami berhasil. Itu adalah keajaiban yang terjadi. Salah satu wakil presiden menjalani tahanan rumah di Khartoum. Dan saya ingat sehari sebelum kunjungan - saya terbang ke Roma keesokan paginya untuk kunjungan itu. Itu 36 jam sehari sebelumnya - saya berdiri di tempat parkir sekolah di Nottingham di Inggris, menelepon sekretaris jenderal PBB untuk memintanya menyiapkan jalan, yang dia lakukan dengan sangat bagus, dan memberikan visa kepada wakil presiden yang mendapat penerbangan terakhir dari Khartoum tepat sebelum wilayah udara ditutup karena kudeta.

 Puncak dari konferensi 2019 jelas merupakan pemandangan yang tak terlupakan ketika Paus berlutut untuk mencium kaki para pemimpin dan berkata, 'Saya mohon Anda agar berdamai' sementara mereka mencoba menghentikannya. Pikiran Anda langsung tertuju pada Injil Yohanes pasal 13. Itu adalah momen yang paling luar biasa.

Kami melakukan percakapan yang sangat sulit, dan pada satu titik wakil presiden pergi secara terpisah ke pertemuan, yang cukup intens, tetapi mereka akhirnya berkomitmen untuk memperbarui perjanjian damai. Dan saya pikir momen Paus itu adalah momen kunci, suatu titik balik.

Tapi seperti yang dikatakan mantan manajer sepak bola di Inggris, Anda hanya akan sebaik pertandingan Anda berikutnya. Dan COVID menunda pertandingan berikutnya dengan sangat serius. Saya pikir akibatnya adalah hilangnya momentum proses perdamaian. Dan saat kami datang ke kunjungan ini, tim terus melaju, tetapi mereka menjadi kurang percaya diri dibandingkan tahun 2019.

Jadi saya telah mengakhiri kunjungan ini dengan dorongan rasa yang mendalam, walau tidak begitu banyak terobosan, tetapi ada rasa, menggunakan frase masa lalu dari Paus, dari hati berbicara ke hati. Bukan pada tingkat intelektual ada kontak, seperti yang mungkin Anda perhatikan di berbagai pertemuan di mana ada pidato. Hati berbicara dengan hati. Dan kami... Ada momentum di tingkat menengah dan di akar rumput. Dan yang kita butuhkan sekarang adalah perubahan hati yang serius dari kalangan kepemimpinan. Mereka perlu menyetujui proses yang akan mengarah pada transisi kekuasaan secara damai. Mereka telah diberitahu ini secara terbuka. Kami sudah mengatakannya kepada mereka. Korupsi dan penyelundupan senjata serta penimbunan senjata dalam jumlah besar harus diakhiri. Itu akan membutuhkan pekerjaan lebih lanjut, membutuhkan kerja sama lebih lanjut, dengan Vatikan dan dengan Lambeth, tetapi terutama dengan troika pemerintah, untuk memastikan bahwa pintu ini terbuka, yang walaupun tidak seterbuka yang saya inginkan tetapi masih tetap terbuka, untuk melebarkan pintu ini. dan membuat kemajuan nyata. Ada kurang dari dua tahun tersisa sebelum pemilihan umum, yang akan dilakukan pada akhir tahun 2024: kita perlu melihat kemajuan serius pada akhir tahun 2023. Saya menyerahkan mikrofon kepada Moderator Majelis Umum Gereja Skotlandia , agar juga menyampaikan sepatah kata]

GREENSHIELD

Terima kasih. Pengalaman saya jelas sangat berbeda dengan Yang Mulia Paus dan Uskup Agung: ini adalah pertama kalinya saya di Sudan Selatan, tetapi ini bukan pertama kalinya untuk Gereja saya di Sudan Selatan, karena moderator sebelumnya telah mengunjungi apa yang disebutnya situasi yang sangat rentan. Rekonsiliasi dan pengampunan menjadi inti pembicaraan dan dialog pada pertemuan tahun 2015. Kami mengundang orang-orang untuk kembali [ke Gereja] Skotlandia, untuk berefleksi […] di Sudan Selatan. […] Daerah pemilihan Presbiterian di Sudan Selatan. Saya ingin menggemakan kembali apa yang dikatakan teman-teman : Kata-kata yang kuat telah diucapkan, kebenaran telah diucapkan, ke hati dan pikiran. Saya pikir situasi saat ini adalah ini: karya berbicara lebih jelas daripada kata-kata. Kami telah diundang oleh pemerintah dan oleh gereja-gereja untuk datang ke Sudan Selatan seperti mengundang seorang teman untuk masuk ke rumah dan kamar mereka. Undangan ini mensyaratkan permintaan untuk membantu dengan cara apa pun yang memungkinkan untuk membuat perbedaan dalam situasi ini, untuk bertemu dengan mitra kami, untuk berbicara dengan mereka yang berkuasa. Dan ini telah kami lakukan. Sekarang terserah mereka yang dapat membuat perbedaan untuk memulai proses ini, dengan segera. Ini yang kami minta pada kunjungan ini.

 


Pertanyaan Pertama.

Saya Jean-Baptiste Malenge dari Eliky Radio-Television Catholic Keuskupan Agung Kinshasa. Bapa Suci, Anda sudah lama ingin mengunjungi Republik Demokratik Kongo, sekarang semua negara memancarkan kegembiraan yang baru saja Anda tabur. Apa kepentingan yang sekarang Anda lampirkan pada perjanjian yang ditandatangani pada tahun 2016 antara Takhta Suci dan Republik Demokratik Kongo, kesepakatan tentang hal-hal yang menjadi kepentingan bersama seperti pendidikan dan kesehatan. Kesepakatan itu sedang dilaksanakan, sekarang Anda telah menyentuh berbagai luka dengan tangan Anda, sekarang Gembala Universal telah berbau domba Kongo ...

PAUS FRANSISKUS

Terima kasih. Pertama, tentang Kesepakatan. Saya tidak tahu tentang kesepakatan itu, maaf. Sekretaris Negara ada di sini, dia bisa memberikan penjelasan. Saya tahu bahwa Perjanjian antara Tahta Suci dan Republik Demokratik Kongo sedang dibuat baru-baru ini tetapi saya tidak mengetahui persisnya, saya tidak dapat menjawab Anda mengenai hal ini. Saya bahkan tidak tahu perbedaan antara yang baru ini yang sedang berlangsung dan yang sebelumnya. Hal-hal ini dilakukan oleh Sekretariat Negara, Sekretaris Negara dan bahkan lebih dekat Mgr Gallagher yang berada di sini, di bagian politik dari hubungan Tahta Suci dengan Negara; mereka pandai membuat kesepakatan, kesepakatan untuk kebaikan semua.

Saya melihat di Kongo keinginan besar untuk maju, banyak budaya. Sebelum tiba di sini, beberapa bulan yang lalu, saya mengadakan pertemuan online dengan mahasiswa Afrika, dan beberapa dari Kongo: sangat cerdas; Anda memiliki orang-orang dengan kecerdasan superior, sangat cerdas. Ini adalah salah satu kekayaan Anda, anak muda yang cerdas; dan orang-orang muda ini harus didukung, agar mereka belajar dan maju; dan hendaknya ruang dibuka bagi mereka, bukan menutup pintu.

Anda memiliki begitu banyak kekayaan alam yang menarik orang-orang yang datang - maaf - untuk mengeksploitasi Kongo. Ada gagasan di sana, yang telah saya sebutkan, bahwa Afrika harus dieksploitasi. Ada yang mengatakan, saya tidak tahu apakah benar, bahwa negara-negara yang dulunya jajahan telah memberikan kemerdekaan tetapi "dari bawah ke atas": proses pemberian kemerdekaan itu belum sampai di bawah, mereka belum tuntas memberikan kemerdekaan, mereka datang untuk mencari mineral. Saya tidak tahu apakah itu benar, itulah yang mereka katakan. Tapi kita harus menghapus gagasan bahwa Afrika akan dieksploitasi. Afrika memiliki martabatnya sendiri. Dan Kongo berada pada level yang sangat tinggi dalam hal ini.

Dan berbicara tentang eksploitasi, masalah Provinsi Timur yang diserang menyakiti saya, dua masalah:  perang dan eksploitasi. Di Kongo saya bisa bertemu dengan para korban perang. Sangat buruk. Terluka, dimutilasi… Begitu banyak rasa sakit, begitu banyak rasa sakit. Semua demi untuk mendapatkan kekayaan. Ini tidak baik, itu tidak bagus!

Tapi kembali kepada pertanyaan Anda tentang Kongo, Kongo memiliki begitu banyak kemungkinan.

WELBY

Saya tidak terlalu mengenal Kongo Barat: istri saya pernah ke sana dan bekerja dengan perempuan yang terlibat dalam konflik. Saya telah ke Timur berkali-kali, terakhir kali pada tahun 2018, tepat sebelum Covid. Saya sepenuhnya setuju dengan apa yang Yang Mulia Bapa Suci katakan: kita harus jelas, Kongo bukanlah tempat bermain bagi kekuatan besar atau kekuatan perusahaan pertambangan kecil, yang bertindak tidak bertanggung jawab dengan penambangan artisanal, penculikan, penggunaan tentara anak-anak, pemerkosaan skala besar … Mereka hanya menjarah negara, negara yang seharusnya menjadi salah satu yang terkaya di muka bumi, salah satu negara yang paling mampu membantu seluruh Afrika. Sebaliknya dia disiksa, diberikan kemerdekaan politik – secara teknis – tetapi bukan kemerdekaan ekonomi. Pengalaman saya di Timur, saat kunjungan terakhir saya, ketika Ebola sedang merajalela, tepat di daerah yang sedang merajalela milisi, kami melatih para pastor untuk menangani Ebola dalam segala bentuknya. Gereja-gereja melakukan pekerjaan yang luar biasa, mereka adalah satu-satunya kekuatan yang berfungsi. Tapi Bapa Suci, izinkan saya memberi tahu Anda, Gereja Katolik melakukan pekerjaan yang luar biasa: proyek Great Lakes yang diprakarsai oleh Gereja Katolik sungguh luar biasa. Tapi sekarang kekuatan besar harus mengatakan: Afrika, dan Kongo khususnya, memiliki begitu banyak sumber daya mineral dan logam yang dibutuhkan seluruh dunia jika ingin melakukan transisi ekologis dan menyelamatkan planet ini dari perubahan iklim; dan satu-satunya cara untuk melakukan ini tanpa pertumpahan darah di tangan kita adalah kekuatan besar benar-benar mencari perdamaian untuk Kongo dan bukan kekayaan mereka.]

GREENSHIELD

Saya tidak ingin menambahkan banyak karena saya yakin jawaban ini lengkap. Tapi saya pikir ini adalah kisah peringatan bagi kita semua. Tetapi menurut saya ada satu hal yang dikatakan Paus tentang kaum muda: pikiran yang cerah dan positif dan kaum muda berhak memiliki kesempatan untuk berkembang. Dalam pengalaman saya di belahan dunia lain, terutama para remaja perempuan yang berpikiran cemerlang perlu mendapat hak untuk memiliki kesempatan yang sama persis dengan kaum muda lainnya, di negara mana pun, tetapi terutama di negara berkembang. Inilah permohonan saya: pengakuan atas hak-hak perempuan, terutama perempuan muda, adalah fundamental.

Pertanyaan kedua

Jean-Luc Mootosamy (CAPAV)

Kita telah melihat bagaimana kekerasan tidak berhenti meskipun telah puluhan tahun kehadiran misi PBB. Bagaimana Anda, bersama-sama, dapat membantu mempromosikan model intervensi baru mengingat meningkatnya godaan dari banyak negara Afrika untuk memilih mitra lain dalam memastikan keamanan mereka, mitra yang mungkin tidak mematuhi hukum internasional seperti beberapa perusahaan swasta Rusia atau organisasi lain, di wilayah dari Sahel misalnya?



PAUS FRANSISKUS

Terima kasih. Tema kekerasan adalah tema sehari-hari. Kami baru saja melihatnya di sini di Sudan Selatan juga. Tapi menyakitkan melihat bagaimana kekerasan diprovokasi. Salah satu poinnya adalah penjualan senjata. Uskup Agung Welby mengatakan sesuatu tentang ini. Penjualan senjata. Hari ini saya percaya bahwa ini adalah wabah di dunia, wabah terbesar: kesepakatan, perdagangan senjata. Seseorang mengatakan kepada saya – seseorang yang tahu – bahwa sebenarnya dengan anggaran yang dihabiskan dalam satu tahun untuk senjata, kelaparan di dunia dapat dihilangkan. Saya tidak tahu apakah itu benar atau tidak. Tapi hari ini, yang terutama, adalah masalah penjualan senjata. Dan bukan hanya di antara kekuatan besar, bahkan di antara orang-orang miskin juga. Orang-orang yang, dengan demikian menabur perang saudara. Itu kejam. Mereka berkata: "Perang!", dan beri mereka senjata, karena ada kepentingan di baliknya, di atas semua kepentingan ekonomi, untuk mengeksploitasi bumi, untuk mengeksploitasi mineral, untuk mengeksploitasi kekayaan.

Benar bahwa kesukuan di Afrika tidak membantu. Saya tidak yakin seperti apa di Sudan Selatan, tapi saya rasa ada semacam itu. Kita membutuhkan dialog antara suku-suku yang berbeda. Saya ingat ketika saya berada di Kenya, di stadion penuh semua orang berdiri dan berkata: "Tidak untuk kesukuan, tidak untuk kesukuan!". Memang benar bahwa setiap suku memiliki sejarahnya sendiri, bahwa mereka memiliki permusuhan lama atau budaya yang berbeda. Namun benar juga bahwa pertikaian antarsuku dipicu oleh penjualan senjata dan kemudian tanah kedua suku dieksploitasi. Ini jahat. Saya tidak bisa mendapatkan kata lain. Ini menghancurkan: menghancurkan ciptaan, menghancurkan pribadi, menghancurkan masyarakat.

Saya tidak tahu apakah itu terjadi di Sudan Selatan, tetapi di beberapa negara anak-anak dibawa pergi untuk bergabung dengan milisi dan berperang, sebagai anak-anak. Ini sangat menyakitkan.

Izinkan saya meringkas: Saya percaya bahwa masalah yang paling serius adalah keinginan untuk mengambil kekayaan negara itu - coltan, lithium, dan semua hal ini - melalui perang, di mana mereka menjual senjata, dan juga mengeksploitasi anak-anak.

GREENSHIELD

Saya pikir salah satu masalah yang utama adalah tingginya tingkat buta huruf yang ada di negara-negara ini: orang tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang siapa mereka, di mana mereka berada, dan bagaimana membuat pilihan berdasarkan informasi. Ini satu hal. Tentunya kita harus menghadapi fenomena perlombaan senjata: ada orang yang menghasilkan banyak uang dengan ini, lebih dari apapun di dunia ini. Bagaimana cara melakukannya? Dengan persuasi. Dan bagaimana kita mengatasi perpecahan? Melalui dialog. Saya ingin memberi Anda sebuah contoh dari Skotlandia, negara asal saya, yang telah menjadi negara yang sangat terpecah oleh agama, di mana hal-hal buruk telah terjadi: kekerasan yang mengerikan, perpecahan yang mengerikan di dalam bangsa kita. Kami memulai proses dialog antara kami sendiri – Gereja Skotlandia – dan Gereja Katolik yang berada di Skotlandia hingga sampai tahun lalu pada penandatanganan Deklarasi Persahabatan yang menurutnya kami ingin berjalan bersama dalam perbedaan kami tetapi dalam kesepakatan dalam hal-hal yang kita setujui. Dan hanyalah memungkinkan untuk mencapai tingkat dialog ini dan bertemu dengan yang lain jika tembok-tembok pemisah mulai diruntuhkan. Inilah yang terjadi di Skotlandia yang, ketika saya masih muda, dan masih merupakan negara yang terpecah belah. Dan itu sekarang berubah. Pendidikan juga berkontribusi pada proses ini.

WELBY

Saya ingin menjawab dari sudut pandang yang berbeda, karena pertanyaan Anda sangat berguna. Ini bukan pertanyaan tentang PBB "atau" yang lain, tetapi PBB "dengan": selalu "dengan", bukan "atau". Apa yang dibawa oleh gereja? Bukan hanya jaringan yang berfungsi yang nyaris tidak dapat rusak sehingga ketika Anda mengirim bantuan, bantuan itu sampai ke penduduk setempat; jaringan-jaringan yang juga berhasil melewati garis pertempuran, dan yang lainnya. Sabtu lalu, uskup agung kami melakukan pemakaman 20 orang di Kajo Keji: dia pergi begitu menerima berita penyerangan dan kembali pada Sabtu malam. Kunjungan Anda ini dan intervensi Anda membuat perbedaan besar: ini adalah perubahan hati, dan itulah inti dari kunjungan ini. 100 tahun yang lalu, orang-orang suku Nuere Dinka selalu berperang, itu adalah budaya balas dendam; orang Nuer khususnya selalu berkonflik bahkan antar klan mereka sendiri, karena perampasan ternak. Bukan pemerintah kolonial yang membuat perbedaan, tetapi gereja dan perubahan hati ketika orang menerima iman kepada Kristus dan menyadari bahwa ada cara baru untuk hidup. Oleh karena itu, doa saya di akhir kunjungan ini bukan hanya untuk aktivisme yang luar biasa, tetapi terutama agar Roh Tuhan membawa semangat baru rekonsiliasi dan penyembuhan bagi masyarakat Sudan Selatan.

 

Pertanyaan ketiga

Claudio Lavanga (NBC NEWS)

Selamat pagi semuanya. Saya ingin bertanya kepada Anda, Bapa Suci, mengingat Uskup Agung Welby mengenang momen luar biasa itu di tahun 2019, ketika Bapa Suci berlutut di depan para pemimpin Sudan Selatan untuk meminta perdamaian, sayangnya dalam dua minggu nanti akan ada peringatan pertama dari konflik mengerikan lainnya. Satu di Ukraina, dan pertanyaan saya adalah: apakah Anda siap untuk melakukan gerakan yang sama terhadap Vladimir Putin jika Anda memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya, mengingat seruan untuk perdamaian sejauh ini tidak didengar? Dan untuk kalian bertiga: Saya ingin tahu apakah kalian ingin membuat seruan bersama untuk perdamaian di Ukraina, karena jarang sekali ada kesempatan Anda dapat tampil bertiga?

PAUS FRANSISKUS

Saya terbuka untuk bertemu dengan Presiden, baik dari Ukraina maupun dari Rusia, saya terbuka untuk pertemuan itu. Jika saya tidak pergi ke Kiev, itu karena tidak mungkin pergi ke Moskow pada waktu itu. Tapi saya sedang berdialog, memang pada hari kedua perang saya pergi ke Kedutaan Besar Rusia untuk mengatakan bahwa saya ingin pergi ke Moskow untuk berbicara dengan Putin, selama ada jendela kecil untuk bernegosiasi. Kemudian Menteri Lavrov menjawab saya: "Bagus", ya, dia menilai ini dengan baik, tapi "mari kita lihat nanti". Gerakan itu adalah gerakan bijaksana, mengatakan "Saya melakukannya untuk dia".

Tetapi isyarat dari pertemuan tahun 2019 itu, saya tidak tahu bagaimana itu terjadi, tidak terpikirkan, dan hal-hal yang spontan seperti itu, tidak dapat Anda ulangi, Rohlah yang membawa Anda ke sana, tidak dapat dijelaskan, titik, dan saya 'saya malah sudah lupa kejadian itu. Itu adalah momen pelayanan, saya hanya instrumen dari dorongan batin, bukan hal yang direncanakan.

Hari ini kita… yah tapi ini bukan satu-satunya perang, saya ingin berlaku adil: selama dua belas, tiga belas tahun Suriah telah berperang; Yaman telah berperang selama lebih dari sepuluh tahun; pikirkan tentang Myanmar, orang-orang Rohingya yang malang yang berkeliling dunia, berkeliling dunia karena mereka telah diusir dari tanah air mereka. Di mana-mana di Amerika Latin, ada berapa banyak pecah perang! Ya, ada perang yang lebih penting karena kebisingan yang mereka buat, tetapi, saya tidak tahu, seluruh dunia sedang berperang, itu menghancurkan diri sendiri. Kita harus berpikir serius. Itu merusak diri sendiri. Mari kita berhenti tepat waktu! Karena bom membutuhkan yang lebih besar dan lebih besar dan lebih besar, dan dalam eskalasi Anda tidak tahu di mana Anda akan berakhir… Anda harus tetap tenang.

Kemudian, tadi Yang Mulia berbicara tentang wanita: wanita, saya melihat mereka di Sudan Selatan, melahirkan anak, terkadang mereka ditinggal sendirian, tetapi mereka memiliki kekuatan untuk menciptakan negara. Para wanita itu baik, merekalah yang melanjutkan kehidupan ... Karena pria pergi berperang, mereka pergi berperang dan para wanita ini dengan dua, tiga, empat, lima anak melanjutkan kehidupan... Saya telah bertemu dengan mereka di sini di Sudan Selatan. Dan, berbicara tentang wanita, saya ingin menyampaikan sepatah kata tentang para biarawati, para biarawati yang terlibat, saya melihat beberapa dari mereka di sini di Sudan Selatan dan kemudian pada Misa hari ini: Anda telah mendengar nama banyak biarawati yang terbunuh , mereka digorok dalam perang ini ... Tapi mari kita kembali kepada kekuatan wanita, kita harus menganggapnya serius dan tidak hanya menggunakannya sebagai iklan make-up! Tolong itu penghinaan terhadap wanita, perempuan adalah untuk hal-hal yang lebih besar!

 

Saya sudah memberi tahu Anda tentang hal lain, tetapi Anda harus melihat perang yang ada di dunia.

WELBY

Saya berbicara tentang Rusia dan Presiden Putin dan Ukraina ketika saya berada di sana pada akhir November, awal Desember. Saya benar-benar tidak menambahkan apa pun, kecuali untuk mengatakan bahwa akhir perang ini ada di tangan Presiden Putin. Dia bisa mengakhirinya dengan penarikan dan gencatan senjata dan kemudian negosiasi tentang penyelesaian jangka panjang. Tapi tidak bisa... Ini adalah perang yang menakutkan dan mengerikan.

Tapi saya ingin setuju dengan Paus Fransiskus. Masih banyak perang lainnya. Saya berbicara setiap beberapa minggu dengan kepala gereja kami di Myanmar. Saya berbicara dengan para pemimpin gereja di Nigeria – 40 orang tewas dalam pertempuran di Katsina kemarin. Saya berbicara dengan banyak orang di seluruh dunia. Saya sepenuhnya setuju dengan Bapa Suci. Dan tidak ada perang yang berakhir tanpa keterlibatan wanita dan kaum muda untuk alasan seperti yang telah beliau katakan.

 

Pertanyaan keempat

Bruce De Galzain (Radio Prancis)

Bapa Suci, sebelum berangkat untuk perjalanan apostolik Anda, Anda mengecam kriminalisasi homoseksualitas. Itu kejahatan. Di Sudan Selatan dan Kongo homoseksualitas tidak diterima oleh keluarga. Saya sendiri bertemu dengan lima homoseksual minggu ini di Kinshasa, yang semuanya ditolak dan bahkan dibuang dari keluarga mereka sendiri. Para homoseksual ini menjelaskan kepada saya bahwa penolakan mereka berasal dari didikan agama orang tua mereka. Beberapa dari mereka bahkan dibawa ke pendeta pengusir setan karena keluarganya percaya bahwa mereka dirasuki roh jahat. Pertanyaan saya Bapa Suci: apa yang Anda katakan kepada keluarga Kongo-Kinshasa dan Sudan Selatan yang masih menolak anak-anak mereka dan apa yang Anda katakan kepada para imam dan uskup? Terima kasih.

PAUS FRANSISKUS

Saya sudah berbicara tentang masalah ini dalam dua perjalanan: pertama, sekembali saya dari Brasil: jika seseorang dengan kecenderungan homoseksual adalah seorang yang beriman dan mencari Tuhan, siapakah saya untuk menghakiminya? Ini saya katakan dalam perjalanan itu. Kedua, Ketika kembali dari Irlandia – perjalanan yang penting karena bersamaan dengan terbitnya surat saya tentang hal itu pada hari itu juga– di sana saya dengan jelas memberi tahu orang tua: anak-anak yang memiliki orientasi seksual berbeda ini berhak tinggal di rumah, Anda tidak dapat mengusir mereka dari rumah, mereka punya hak untuk tinggal di rumah keluarga. Dan kemudian saya mengatakan sesuatu belakangan ini, saya tidak begitu ingat apa yang saya katakan, mungkin dalam wawancara dengan Associated Press. Kriminalisasi homoseksualitas merupakan masalah yang tidak boleh diabaikan. Dalam perhitungan, kurang lebih lima puluh negara dengan satu atau lain cara mengarah pada kriminalisasi ini. Ada yang mengatakan lebih, katakanlah setidaknya lima puluh. Dan beberapa di antaranya - saya pikir akan ada sepuluh -  menyediakan ancaman hukuman mati bagi mereka, entah tersurat atau implisit, tetapi  tetap saja hukuman mati. Ini tidak benar, orang dengan kecenderungan homoseksual adalah anak-anak Allah, Allah mengasihi mereka, Tuhan menyertai mereka. Memang benar ada yang berada dalam keadaan ini karena berbagai situasi yang tidak diinginkan, tetapi mengutuk mereka hingga seperti itu adalah dosa, mengkriminalkan orang yang memiliki kecenderungan homoseksual adalah ketidakadilan. Saya tidak berbicara tentang kelompok, tidak, tapi tentang pribadi-pribadi. Seseorang dapat mengatakan: "Tapi mereka membuat grup yang membuat keributan ...". Pribadi. Lobi adalah masalah lain. Saya berbicara tentang pribadi-pribadi. Dan saya percaya bahwa dalam Katekismus Gereja Katolik ada ungkapan bahwa “mereka tidak boleh dipinggirkan”. Saya pikir masalahnya jelas tentang ini.

WELBY

Mungkin tidak sepenuhnya luput dari perhatian Anda bahwa baru-baru ini ada pembicaraan tentang hal ini “sedikit” di Gereja Inggris… termasuk debat di Parlemen dan sebagainya. Saya berharap saya telah berbicara dengan fasih dan sejelas Paus. Saya sepenuhnya setuju dengan setiap kata yang beliau katakan. Kriminalisasi… Gereja Inggris, Komunitas Anglikan mengeluarkan resolusi di dua Konferensi Lambeth menentang kriminalisasi, tetapi ini tidak benar-benar mengubah pola pikir mayoritas orang. Dalam empat hari ke depan, dalam Sinode Umum Gereja Inggris, ini akan menjadi topik diskusi utama dan saya pasti akan menyebut Bapa Suci. Beliau telah mengatakannya dengan indah dan akurat.

GREENSHIELD

Pengamatan singkat saja: Tidak ada tempat dalam pembacaan saya tentang keempat Injil di mana Yesus memalingkan wajahNya dari siapa pun. Tidak ada tempat di keempat Injil di mana saya melihat hal lain selain Yesus mengungkapkan cinta kepada siapa pun yang dia temui. Dan sebagai umat Kristiani, itulah satu-satunya ungkapan yang mungkin dapat kita berikan kepada manusia mana pun dalam keadaan apa pun.

Pertanyaan kelima

Alexander Hecht (ORF TV)

Sebuah pertanyaan kepada Paus: ada banyak pembicaraan dalam beberapa hari terakhir tentang persatuan, juga telah terjadi demonstrasi persatuan Kristen di Sudan Selatan, juga persatuan Gereja Katolik itu sendiri, saya ingin bertanya kepada Anda apakah Anda merasa bahwa setelah wafat Benediktus XVI Apakah pekerjaan dan misi Anda semakin sulit bagi Anda, karena ketegangan antara berbagai sayap Gereja Katolik telah menguat?

PAUS FRANSISKUS

Dalam hal ini, saya ingin mengatakan bahwa saya dapat berbicara tentang segala hal dengan Paus Benediktus, dan bertukar pendapat, dan dia selalu berada di sisi saya, memberikan dukungan; dan jika dia mengalami kesulitan dia akan memberi tahu saya dan kami akan berbicara dan tidak ada masalah.

Saya pernah berbicara tentang pernikahan homoseksual, tentang fakta bahwa pernikahan adalah sakramen dan kami tidak dapat membuat sakramen, tetapi ada kemungkinan untuk memastikan soal itu menurut sifat khusus hukum perdata - itu dimulai di Prancis, saya tidak ingat bagaimana namanya. -; setiap orang dapat membentuk serikat sipil, tidak harus sebagai pasangan, pensiunan wanita senior membentuk serikat sipil… dan seterusnya. Kemudian seseorang, yang percaya dirinya adalah seorang teolog yang hebat, melalui seorang teman Paus Benediktus, mendatanginya dan mengajukan keluhan terhadap saya. Benediktus tidak takut, dia memanggil empat teolog Kardinal tingkat pertama dan berkata: "Jelaskan ini kepadaku", dan mereka menjelaskannya. Dan begitulah ceritanya berakhir.

Ini adalah anekdot untuk menunjukkan bagaimana Benediktus bergerak ketika ada keluhan. Beberapa cerita yang mengatakan, bahwa Benediktus sakit hati oleh ini atau itu karena Paus baru… adalah “isapan jempol”. Memang, Benediktus dan saya selalu berkonsultasi dengannya untuk mengambil beberapa keputusan dan dia setuju.

Saya percaya bahwa wafat Benediktus dieksploitasi oleh orang-orang yang ingin menambahkan gandum ke penggilingan mereka. Dan orang-orang yang, dengan satu atau lain cara, mengeksploitasi orang yang begitu baik, jadi demi Tuhan, saya nyaris mengatakan sebagai Bapa Suci Gereja, bahwa orang-orang itu tidak memiliki etika, bahwa mereka adalah orang-orang dari partai, bukan dari Gereja. Di mana-mana kita melihat kecenderungan mengalihkan posisi teologis para pihak dan kemudian mengarahkannya ke sini… Biarkan saja… Hal-hal ini akan hilang dengan sendirinya, atau beberapa mungkin tidak segera hilang dan akan terus berlanjut, seperti yang terjadi dalam sejarah Gereja. Tapi saya ingin mengatakan dengan jelas siapa Paus Benediktus, dia tidak sakit hati.



Pertanyaan keenam

Jorge Barcia Antelo (RNE)

Selamat pagi Yang Mulia Bapa Suci. Ini adalah pertanyaan pertama untuknya. Kami sekarang kembali dari dua negara yang menjadi korban dari apa yang Anda sebut sebagai "globalisasi ketidakpedulian". Anda telah mengatakan ini sejak awal kepausan Anda dan juga sejak perjalanan Anda ke Lampedusa. Dalam arti tertentu, satu lingkaran telah menjadi lingkaran penuh minggu ini. Apakah Anda masih berpikir untuk memperluas radius lingkaran ini, pergi ke tempat lain, mengunjungi negara lain yang terlupakan? Tempat apa yang terpikir menjadi tujuan selanjutnya? Dan setelah perjalanan yang begitu panjang dan melelahkan ini, bagaimana kesehatan Anda ? Apakah Anda masih merasa kuat? Apakah dia bahkan memiliki kesehatan untuk pergi ke semua tempat ini?

[Tanya juga ditujukan kepada Moderator Gereja Skotlandia dan Uskup Agung Canterbury,  apakah mereka akan bergabung dengan Paus dalam perjalanan lain seperti ini]

PAUS FRANSISKUS

Tergantung menunya!

Saya berbicara tentang globalisasi ketidakpedulian, lalu ada sesuatu yang menjadi inti pertanyaan Anda ...

Ya, memang benar, ada globalisasi ketidakpedulian di mana-mana, baik di dalam negeri, mungkin… Beberapa orang yang lupa melihat rekan senegaranya, sesama warganya, dan menyisihkan dia agar tidak memikirkannya. Ini menunjukkan bahwa kekayaan terbesar dunia ada di tangan minoritas; dan orang-orang ini tidak melihat kesengsaraan, hati mereka tidak terbuka untuk membantu situasi ini.

Tentang perjalanan. Saya pikir tahun depan untuk India, saya pikir... Pada tanggal 23 September nanti saya pergi ke Marseilles; dan ada kemungkinan dari Marseilles akan terbang ke Mongolia, tetapi ini belum ditentukan, baru mungkin. Dan satu lagi tahun ini: Lisbon. Tetapi kriterianya adalah ini: Saya memilih mengunjungi negara-negara terkecil di Eropa. Mungkin orang akan berkata: "Tapi dia pergi ke Prancis". Tidak, saya pergi ke Strasbourg, saya akan pergi ke Marseilles, bukan Prancis. Yang kecil, yang paling muda, untuk mengenal sedikit tentang Eropa yang tersembunyi, Eropa yang begitu banyak budayanya tetapi tidak diketahui semua orang, untuk menemani negara-negara, misalnya Albania - yang pertama - yang merupakan negara itu telah menderita kediktatoran paling kejam dalam sejarah. Pilihan saya kurang lebih seperti ini: cobalah untuk tidak jatuh ke dalam globalisasi ketidakpedulian.

[Anda bertanya tentang kesehatan] Anda tahu gulma yang buruk tidak pernah mati! Tidak, tidak seperti di awal masa kepausan, memang, lutut ini menyebalkan, tapi masih bisa berjalan lambat, lalu mari kita lihat. Terima kasih.

WELBY

Jelas ini adalah penerbangan terbaik yang pernah saya ikuti! Serius, ya: jika Bapa Suci memiliki kesan bahwa saya memiliki nilai tambah, atau bahwa di masa depan Uskup Agung (Canterbury) dapat menambah nilai, akan selalu menjadi kehormatan yang luar biasa. Itu tergantung pada tujuan dan apakah kita akan menjadi halangan atau bantuan.

GREENSHIELD

Kami pasti akan senang untuk melakukan sesuatu seperti ini lagi. Satu-satunya yang perlu saya ingatkan adalah bahwa saya akan menyelesaikan fungsi saya pada tanggal 20 Mei nanti, dan seorang wanita yang sangat cakap akan mengambil alih tugas sebagai Moderator Majelis Gereja Skotlandia, tetapi dia pasti akan dengan senang hati melakukan hal yang sama!